53. Gunakan aku untuk melupakannya

111 8 4
                                    

Jika aku tak mampu jadi obat mujarab untukmu, izinkan aku untuk sekedar menjadi pereda agar sakit yang terasa tak terlalu menyakitkan.

Alghiva Zein Praditya —

❄️❄️❄️


Zein bersumpah tidak akan membiarkan Raga kembali ke hidup Naya setelah membuat gadis yang dicintainya bergetar menahan tangis. Setelah keluar dari kelas Anna, Naya melepaskan tangan Zein yang sedari tadi memegang pundaknya.

"Mau ke mana?"

Pertanyaan Zein tidak Naya hiraukan. Ia berjalan cepat kemudian berlari menuju ruang guru. Naya ingat jika Raga pernah bilang bahwa Bu Reisa adalah adik papanya. Itu artinya, sedikit banyak Bu Reisa pasti tahu tentang pertunangan Raga dan Anna.

Naya berpapasan dengan Mella yang saat itu baru keluar dari ruang guru. Dengan deru nafas yang masih memburu Naya bertanya, "Bu Reisa— Bu Reisa ada di dalam kan?"

"Lo kenapa, heh? "Lo abis nangis? Berantem apa gimana?"

"Nggak penting. Bu Reisa di ada kan?"

"Bu Reisa nggak ada di dalam, dia udah nggak ngajar lagi."

"Hah? Maksudnya gimana?"

"Lo belum tau? Bu Reisa risegn seminggu yang lalu. Sebenernya lo kenapa? Ada masalah?" Mella kembali bertanya meski tidak satupun pertanyaannya terjawabkan. Kendati begitu, ia yakin sahabatnya ini sedang tidak baik-baik saja.

Matanya yang sudah memerah kembali basah. Naya menangkup wajah dengan kedua telapak tangan kemudian meraupnya frustasi.

"Lo bawa mobil?" Mella mengangguk. "Mana kunci mobil lo?"

Kedua alis Mella bertaut tak mengerti. "Mau ngapain?"

"Cepetan Camella, mana kunci mobil lo." Naya sedikit membentak, setelah Mella memberikan kunci mobilnya Naya langsung berlari menuju parkiran.

Tidak lama selepas Naya pergi Zein datang dan menanyakan keberadaan gadis itu. Mella yang dilanda kebingungan meminta penjelasan Zein.

"Gue nggak bisa jelasin detailnya sekarang. Lo pasti paham setelah liat ini. "Zein memberikan undangan pertunangan Raga dan Anna kepada Mella. "Sekarang di mana Naya? Dia ke mana?"

Mella membekap mulutnya sendiri dengan mata yang membulat kaget. "Na-Naya barusan minta kunci mobil gue buru-buru banget lagi." Mella semakin dilanda khawatir saat sadar dia telah menempatkan Naya dalam bahaya.

"Shit!" umpat Zein kesal bercampur khawatir. "Kenapa lo kasih? Lo tau kan dia masih trauma nyetir di jalan raya apalagi di cuaca kayak gini?"

"Ya gimana.. gu-gue lupa.. udah cepet kejar Naya sebelum terjadi apa-apa."

Zein berlari ke tempat motornya terparkir. Cowok itu keluar dari gerbang bersama motornya membelah jalanan. Setelah melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Mobil Mella yang dikendarai Naya terlihat dari jarak beberapa meter.

Sementara gadis yang dilanda kecewa itu masih meneguhkan hatinya untuk tidak hilang kendali meski kini kedua tangannya yang memegang stir bergetar hebat.

"Gue bisa.. gue nggak takut.. gue harus ketemu Raga langsung.. Naya kuat. Naya bisa.."

Sepanjang jalan gadis itu merapalkan doa juga kata-kata yang menguatkan diri sendiri. Hujan gerimis kecil membuat jalanan menjadi licin. Saat hendak berbelok tiba-tiba ada anak kecil menyebrang di depan mobilnya. Spontan Naya membanting stir ke arah lain.

Ragashka [END]Where stories live. Discover now