BAB 55

149 10 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Wulan mencoba berusaha untuk berjalan dengan senormal mungkin. Walau kenyataannya ia tidak kuat menahan ketidaknyamanan yang ia rasakan. Namun jika ia berjalan dengan tertatih-tatih orang akan menduga-duga dan muncul kecurigaan.

"Gue pengen pulang aja rasanya.. tapi gak mungkin kerjaan gue gimana.. kalau gue di pecat dan gue gak punya kerjaan lagi gimana.. gimana nasib gue.." gumam Wulan.

Nilam yang juga baru sampai di pabrik menatap lekat ke arah Wulan yang berada tidak jauh di depannya. Lalu ia buru-buru menghampiri bawahannya itu yang sudah beberapa hari ini tidak masuk kerja.

"Kemana aja kamu baru masuk kerja hari ini.." ujar Nilam mencoba bersikap tegas. Mendengar suara keras dari arah belakang Wulan seketika terdiam lalu berbalik arah.

"Maaf bu saya..." jawab Wulan mencoba untuk bersikap rendah diri agar terhindar dari teguran atasan. Namun belum sempat ia melanjutkan perkataannya Wulan menatap kesal ke arah Nilam yang senyum-senyum sendiri.

"Mbak Nilam.. bikin kaget aja, kirain atasan yang negur saya.." ujar Wulan lagi lalu berbalik arah dan pergi tidak menanggapi Nilam lagi.

"Loh.. loh.. jangan lupa kamu ya saya ini atasan kamu juga.. kalo bukan karena saya, kamu gak akan di terima kerja disini.." jawab Nilam yang kini sudah berjalan sejajar dengan Wulan.

"Iya.. iya.. mbak Nilam.. jangan ngegas dong.. pagi-pagi uda ngegas aja.." ujar Wulan.

"Tapi ngomong-ngomong ada yang aneh dari kamu.. kamu sakit?" Tanya Nilam curiga. Sontak wajah Wulan panik karena sepertinya HRDnya itu curiga dengan dirinya.

"Haaa.. gapapa kok mbak.. saya baik-baik aja mbak.." jawab Wulan berbohong dan mencoba dengan sekuat tenaga menutupi kebenarannya.

"Gak percaya saya sama kamu.. kamu pasti lagi gak baik-baik aja kan.. kamu sakit?" Tanya Nilam lagi masih terus memastikan.

Wulan bingung harus menjawab pertanyaan atasannya itu. Jika ia mengatakan kalau saat ini ia sedang sakit maka pasti atasannya itu akan bertanya sampai ke akar-akarnya apa yang sedang ia rasakan. Namun jika ia bersikeras untuk berbohong maka itu sama saja membuat rasa penasaran atasannya itu semakin besar. Seperti itu lah sikap atasannya itu yang terkadang sedikit menyebalkan.

"Yaaa ampun Wulan..... jadi selama ini kamu menikah tapi baru semalam kalian malam pertama.." ujar Nilam kaget. Saat ini Wulan sudah berada di ruangan kerjanya Nilam. Saat mendengar cerita yang sedang di alami oleh Wulan. Nilam meminta Wulan untuk istirahat saja di ruangan miliknya.

"Jangan keras-keras mbak nanti kalau ada yang denger gimana.." jawab Wulan.

"Sorry.. sorry.. saya itu cuma kaget aja.. gimana bisa ada orang yang sudah seranjang baru melakukan hubungan intim sekarang-sekarang ini.. jadi selama ini kalian ngapain aja? Main rumah-rumahan?" Ujar Nilam yang tidak bisa berkata-kata.

"Ya gak main rumah-rumahan juga mbak.. kami ya tidur tetep seranjang tapi ya gak pernah ngapain-ngapain.." jawab Wulan dengan santainya.

"Buset dah iman suami kamu kuat juga ternyata ya.. bisa menahan gejolak-gejolak yang mungkin dia rasakan selama ini.." ujar Nilam takjub dengan bagaimana hebatnya suami Wulan.

"Apaan sih mbak.. memang uda seharusnya begitu kan mba.. laki-laki harus menahan diri mereka.." jawab Wulan.

"Lohh jangan salah kamu.. laki-laki yang belum memiliki ikatan halal dengan wanitanya aja terkadang gak bisa menahan diri.. apalagi yang sudah halal seperti kalian.. seharusnya kamu uda di terkam bahkan di malam setelah pernikahan.." ujar Nilam.

Sejenak Wulan berfikir ternyata apa yang di katakan oleh atasannya itu ada benarnya. Kenapa suaminya terkesan begitu kuat iman ya atau memang semua itu karena suaminya belum memiliki perasaan padanya. Makanya dia mampu menahan hawa nafsu yang biasanya di rasakan laki-laki saat bersama perempuan.

SOMETHING IN THE SOCIAL MEDIA [HIATUS]Where stories live. Discover now