Chapter 3

1 0 0
                                    

Seperti biasa, Destha dan Temanya yang gendut , setelah dari jam istirahat terlihat begitu kumel dan lusuh di setiap pakaian nya.

Anita memandangi mereka berdua dengan tajam, sedangkan itu Destha yang santai dan mengabaikannya berbanding terbalik dengan orang yang membulinya, sedikit ketakutan dengan tatapan tajam dari Anita.

"Woi nit!"

"ya!?"

"kena..., pulang sekolah ikut main ngga?, kebetulan kelas ngadain acara ngumpul"

Wanita yang memanggil disamping nya dengan pakaian yang begitu ketat, terlihat memperhatikan pandangan anita , anita tidak menyadari itu dan hanya menjawab dengan setengah hati kepada wanita itu.

"engga makasih udah ngajak tapi aku ada urusan "

"ohbegitu ya... oke deh"

Wanita itu berbalik badan meninggalkan anita, dengan sedikit menengok kearah nya bisa terdengar sedikit suara helaan napas yang terdengar keluar.

Tapi anita sendiri tidak terlalu memperhatikan itu.

("yap balik sekolah aku paksa lagi mereka, kali ini si gendut gabakalan bisa kabur")

Pada saat bell berbunyi untuk terakhir kalinya, anita dengan segera bergegas keluar dari kelas dan sekolah, terlihat banyak orang yang memandangi dikelas nya dengan sikap terburu buru dari anita, tapi anita sendiri mengabaikan itu .

Sampai ditempat dimana sebelumnya ia mencegat destha dan Leon, anita yang siap mencegat mereka berdua, memperhatikan laju lalang orang orang yang lewat.

"itu dia"

Selang beberapa menit dari waktu ia menunggu, terlihat keduanya itu sedang berjalan dan berbicara satu sama lain.

Dan disaat mereka semakin dekat dengan anita di belokan, keduanya tiba tiba berhenti.

"kita puter balik"

"eh... kenapa? Jauh lagi boyy?"

"udah buruan cabut aja cepet!"

Anita yang mendengar itu dari persimpangan dengan buru buru pun keluar mencegat mereka berdua.

"Lari!"

"Jangan lari kalian!"

Si gendut dengan reflek berteriak dan mencoba berlari setelah melihat ada nya anita disana, begitupun dengan Destha.

Tapi sayang nya akibat si gendut yang bergerak dengan begitu rusuh membuat keduanya saling bertabrakan dan terjatuh.

"dapat kalian!, ayo ikut aku"

"des gimana ini?"

"ha.... Yaudah lah ikutin aja Le"

Anita tak percaya kedua dari mereka akan mengikutinya begitu saja walaupun sudah ia tangkap, oleh karena itu iapun berencana memegangi kedua tas mereka, agar mereka tak bisa kabur.

Kebisingan mereka bertiga sempat dilihati oleh mereka yang berjalan berlalu lalang disitu. Tapi tentunya anita tidak begitu mempedulikannya .

Dibawa ketempat sebelumnya anita pakai, tak ada siapapun orang disana kecuali mereka bertiga, anita yang bersemangat dengan pola latihan yang sudah siapkan, dengan teriak dan pukulan pelan kearah punggung mereka anita pun memulai latihannya.

"aw!!! Sakitt!!!"

"adaw!!! "

"ayo kita mulai, pertama untuk kamu genduut Leon, lari sebanyak 20 puteran"

"apa!?"

"jangan ngeluh lakuin atau..."

"hiii!!!?"

Sambil berbicara anita pun mengeluarkan api nya ditelapak tangan nya menunjukan kepada mereka berdua,yang mana pada akhirnya Leon pun langsung berlari setelah diancam oleh Anita.

"dan untuk kamu destha aku pengen nanya dulu, kekuatan awaken apa yang kamu punya?"

Ck!

"Darah"

"darah?"

Bingung dengan jawaban sinis dari destha, anita pun tetap beroptimis dengan kemampuan destha untuk bertarung.

"pengendalian darah"

"coba demonstrasiin"

Dengan helaan napas yang panjang, destha pun mengambil bulpen dikantong nya, dan segera setelah itu ia menusukan nya ketelapak tangan nya.

"kamu ga..."

Darah yang mengucur akibat dari tusukan bulpen itu , seharusnya jatuh ketanah tapi darah itu kembali tetap mengambang dari permukaan tanah. Dan terlihat pula darah itu ditarik keatas dan mulai membentuk bulat .

"ini kemapuan awaken gua"

"Terlalu beresiko..., tapi kamu gaperlu khawatir aku bakalan bantu sebisa ku untuk kamu bisa mengendalikan kemampuan mu buat bertarung. Dan untuk Leon yah kurasa dia harus nurunin berat badan nya terlebih dahulu..."

"ha.... Mau sampai kapan lu buat kita kayak gini?"

"tentu aja sampai kalian bisa lepas dari perundungan itu"

Ck!

Mendecakan lidahnya, destha mengalihkan pandangan nya kepada leon yang sedang berlari dan terlihat lelah.

"untuk itu destha sekarang pertama tama ayo kita bertarung dulu"

Destha yang dipanggil namanya oleh anita, langsung menengok kepadanya kembali dan memandang nya dengan sedikit kebingungan.

"bertarung?"

"iya bertarung kita sparing dulu, kamu kan kemaren lumayan jago juga berantem."

Anita menjatuhkan semua tas mereka dan melakukan sedikit peregangan sambil berbicara seperti itu kepada destha.

"engga lah gausah, buat apa jug-"

Bum!!!

Dengan ledakan yang begitu besar dari lemparan api anita yang diarahkan kepada destha ia pun memulai pertarungan itu.

"woi lu pengen ngebunuh gua ya!!!"

Asap yang menghilang setelah beberapa saat menunjukan destha yang terlihat tidak apa apa berlindung dengan perisai darah nya yang ia buat.

Tak habis disitu anita pun menyerang lansung dengan mendekatinya, dilapisi oleh api setiap kedua tangannya yang akan menghajar, begitu juga kaki nya, anita terus mencoba menghajar dan menendang nya bertubi tubi .

"sialan!"

Debug !!!

Kaki kiri yang dilapisi oleh api itu bergerak mengenai sampinng kepala nya destha tapi dengan cepat pula destha menangkis tendangan itu,tanpa perisai darah nya.

Perisai darah yang ia buat pun segera berubah dan membentuk butiran kecil yang tipis dan segera pula darah itu terbang melayang kearah anita.

Anita dengan cepat mundur membuat penghalang es yang besar untuk menghaalau darah itu.

"...."

Tapi tidak berhenti disitu saja, darah yang kini tertahan akibat pengahalang es itu tiba tiba bercahaya dan mulai membentuk sebuah pola.

"apa!!!"

Duarr!!!

Ledakan yang berasal dari pola pola kecil darah itu meledakan pengahalaang yang dibuat oleh anita , membuatnya sedikit mundur beberapa langkah akibat ledakan kecil tapi muncul disetiap sisi nya pengahalang berada.

Penghalang es itu hancur dan membuat serpihan nya melayang kemana mana dan sedikit mengenai pipi anita.

"bisa sihir?, tapi kenapa?"

"udah puas?"

Arang HadapWhere stories live. Discover now