Chapter 6

1 0 0
                                    


Tak terasa malam pun sudah datang, anita dan destha pulang bersama dari rumah leon, melihat bagaimana gelap nya jalan dengan kebisingan suara kendaraan, destha memandangi sekelilingnya dengan penuh senyum dan kebahagian, sedangkan anita terlihat begitu melamun seperti memikirkan sesuatu

"lu jago juga ya main game tadi"

"yaa lumayan... aku sering main game kayak gitu sama kakak aku walaupun aku sendiri ga terlalu ngerti"

Dalam benaknya yang terus berpikir anita memandang destha sangat yakin bahwa ia sendiri cukup untuk melawan mereka sekelompok, dengan tambahan anita bahkan sudah dipastikan ebil dan kelompok nya akan tumbang seratus persen... tapi kenapa...

"des kamu kenapa sih gamau banget ngelawan ebil, padahal saya yakin kamu bisa ngalahin dia..., sekiranya pun keluarga nya coba ngebuat ngebacking dia, keluarga saya juga ngaruh des jadi pasti bisa ngeban-"

"lagi? Ha.... ,udah deh nit jangan nyoba ngurus masalah kayak ginian,lagian apa untungnya sih buat lu ngebantuin gua"

"untung tentu saja tidak ada untungnya buat sayaa, saya cuman pengen ngebantuin kamu berdua karena aku emang tidak ingin ngeliat kalian kayak gini,dan juga dengan kekuatan yang aku emban, aku memilik tanggung jawab untuk membantu !"

"ya ya ya..."

Dengan wajah penuh bosan dan tidak peduli destha pun mengeluarkan rokok dan membakarnya,sembari mendengar ocehan anita akan mimpinya.

("Bebal banget sih nih orang tinggal saya bantu jugaa!!!")

"pokonya dess kalo kamu gamau berbuat sesuatu saya pastiin saya sendiri yang bakal ngelawan ebil dan kelompoknya."

"stress... gini ya nitt-"

"stress maksud kamu apaa des, saya tuh berniat baik buat kalian berdua "

"ha... , nit dengerin gua dulu"

("udahlah nih orang bakalan bebal ga akan mendengarkan apapun yang saya ucapkann, kalau emang mereka sendiri yang tak mau berbuat maka saya sendiri bakalan ngelawan mereka untuk mereka berdua.")

merasa tidak bisa menasihatinya lagi, karena destha terasa begitu bebal baginya, Anita pergi berlari menjauh dari destha dibelakang menuju pulang kerumah tanpa menghiraukan kata kata dari destha.

"semoga aja dia ga berbuat sesuatu masalah nanti... semogaa"

Dengan anita yang pergi meninggalkannya begitu saja destha berjalan sendirian dimalam hari dengan bara rokok nya yang panas.

Jalanan begitu ramai dengan orang orang berlalu lalang tetapi destha merasa sebaliknya dari lalu lalang keramaian itu, ia merasa begitu sepi.

"pak angkot"

"ayo dek naik"

Diperjalanan menuju tempat kostnya, ia sampai didepan gang masuk melalui angkot yang ia naiki. Butuh jalan lagi untuk bisa ketempat kostannya, melalui gang dengan jalan sempit.

Sampai pada akhirnya ia bisa mendapai di depan gerbang rumah kostan kecil itu, ia pun masuk kedalamnya tanpa berisik.

"jangan pulang malam malam lagi... , dasar kebiasaan"

Saat memasuki gerbang itu ibu kost nampak berada diluar duduk dikursi dengan rokok yang terbakar dan secangkir kopi.

"iya bu maap"

Tanpa digubris kembali, ibu kost itu sibuk kembali lagi dengan hape ditanganya bersamaan asap rokok yang mengepul, dan dengan begitu destha pergi berjalan menuju tempat kostan itu kearah lantai kedua.

Arang HadapWhere stories live. Discover now