Chapter 4

1 0 0
                                    

"Destha!!!, lu gapapa ?"

Berlari kencang menghampiri keduanya dengan napas yang masih ngos ngosan Leon menanyakan keadaan destha meskipun malahan anita sendiri yang terlihat begitu kepayahan akibat serangan tersebut.

"engga kenapa kenapa santai aja le"

Anita tercengang dengan kekuatan yang tiba tiba destha munculkan, kekuatan sihir yang dicampurkan dengan kekuatan awaken adalah suatu yang jarang ada.

"ayo kita balik aja"

"okee!"

"tunggu, kamu belum menjawab pertanyaan saya"

"pertanyaan?"

"yaa, kalo kamu bisa seperti itu saya yakin kamu bisa ngalahin ebil dan kelompoknya tapi kenapa kamu diam aja?"

Destha memandangi leon dan begitu pula leon memandanginya, dan setelah itu pula keduanya pun tertawa terbahak bahak.

"Mereka ga keterlaluan, yaa bullyan nya emang sedikit menganggu tapi itu tidak terlalu keterlaluan, jadi gua biarin aja, dan gua juga emang gamau punya masalah."

"yapp gua yakin destha bisa ngalahin mereka dengan mudah "

"tapi-"

Menghela kan napas panjangnya dengan muka Lelah, destha menggerutu mengambil tas nya bersamaan dengan leon yang mengikuti nya dari belakang.

"ha... , mau ikut ga?,kita mau ke tempat makan Di BK"

"tunggu tapi pelatihan nya"

"udah ikut aja deh, keliatan nya ge lu laper kan"

Anita bingung dengan apa yang harus dilakukan dan perbuat dia tidak begitu mengerti dengan apa yang diucapkan destha.

("hidup dalam perundungan kan gaenak, kalau bisa dilepas kenapa engga....")

"Istirahat dan makan itu juga bagian dari latihan..., udah ikut aja nit"

"Tapi-!" Destha menarik lengan anita untuk segera ikut dengannya bersama.

Keterpaksaan untuk ikut dikarenakan mereka berdua, mau tidak mau anita pada akhirnya ikut berjalan bersama mereka ketempat makan.

Didalam BK ketiga nya pergi untuk memesan makanan, tapi anita yang pertama kali nya kesini merasa kebingungan dengan apa yang harus dilakukan nya, destha maupun leon yang melihat gerak gerik anita yang kebingungan sendiri mengerti dengan kebingungan anita.

"dasar anak orang kaya..."

"halah siah boy hahahaha"

"ha!?"

"udah nanti ge lu ngerti jangan celingak celinguk kayak gitu dong kayak orang udik banget..."

Wajah anita seketika memerah dan bersembunyi dibalik kedua tanganya karena malu, anita tidak menyadari sikap nya yang memandangi sekitar dengan bingung itu menjadi sangat udik.

Barisan panjang antrian, membuat waktu yang cukup lama untuk mereka bertiga memesan, sampai didepan konter pemesanan pada akhirnya, kedua nya pun memesan apa yang mereka inginkan, kecuali anita sendiri memesan makanan bedasarkan apa yang dipesan destha hingga keduanya memesan hal yang sama.

"130 ribu ya, nih"

"ehh tunggu aku gausah dibayarin aku punya uang kok"

"santai aja "

"wuihh kapan lagi destha mau traktir mentang mentang ada cewe kaya nya nih"

"apasih lu le, udah ah ayo kita cari tempat"

Arang HadapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang