BAB 47

2.1K 84 1
                                    

Happy reading!

~🌹~

Tak terasa hari ini adalah hari kelulusan Naya di sekolah nya. Gadis itu mendapatkan penghargaan terbaik tahun ini.

Galang berdiri sambil menatap Naya dengan senyum tampan nya. Ia benar-benar bangga memiliki seorang istri yang sempurna seperti Naya.

Naya menatap Galang yang berdiri tak jauh dari nya. Lelaki itu melangkahkan kedua kaki nya ke arah Naya yang masih terdiam.

Saat sudah berada di depan Naya, lelaki itu memberikan sebuah buket bunga yang sangat indah. Naya tersenyum di balik cadar nya. Baru saja Naya hendak menerima buket itu. Galang langsung memeluknya erat.

"Selamat ya sayang. Aku bangga karena kamu menjadi siswi lulusan terbaik tahun ini. Aku beruntung memiliki istri seperti kamu."

Naya membalas pelukan Galang. Ia benar-benar tak bisa menahan senyum bahagia nya hari ini. Sedangkan banyak siswi lain yang melihat ke arah mereka.

Dara menatap Naya dan Galang sendu. Seandainya di hari kelulusan nya ini ada yang kasih dia selamat dan juga buket seperti Naya. Pasti ia sangat bahagia.

"Woy! Diem-diem aja Lo."

Dara benar-benar terkejut dengan suara seseorang yang mengagetkan nya. Siapa lagi kalo bukan aji dan tentu saja dengan Danil. Mereka sekarang seperti Upin Ipin yang selalu berdua kemana-mana.

"Lo bisa gak sih? Gak usah bikin gue kaget? Hah?" Kesal dara memuncak.

"Sabar mbak, jangan esmosi!" Ucap Danil salah.

"Esmosi! Esmosi! Bukan esmosi! Tapi erosi!" Niat aji ingin Mengoreksi malah tambah salah.

"Kok jadi erosi? Bukan bego!" Kesal Danil yang sama-sama tak jelas.

Dara yang berada di tengah-tengah mereka tambah pusing. Gadis itu memijat pelipisnya.

"Ya terus apa Bambang?"

"STOP!!!"

Aji dan danil menatap dara secara bersamaan.

"Lo berdua jangan ribut di depan gue bisa? Pusing gue liat nya." Dara memasang wajah yang terlihat sangat badmood.

"Lo kok kalo marah nambah cantik ya?" Goda aji dengan jiwa playboy nya.

Plak!

"Auw!"

Aji meringis saat dara menabok pipi aji kencang.

"Dasar cowok buaya. Lo pikir gue bakal tergoda dengan rayuan murahan Lo? hah?"

"Resek ya Lo jadi cewek. Udah gue puji, bukannya bilang makasih atau apa kek. Ini mah malah nabok pipi gue." Gerutu aji benar-benar kesal.

"Lagian gue gak butuh pujian dari mulut laki-laki buaya darat kayak Lo. Ngerti?" Ucap dara penuh penekanan. Setelah mengatakan itu dara langsung pergi begitu saja.

"Dasar cewek ngeselin!" Teriak aji kencang.

~🌹~

love with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang