HIM #26

1.3K 91 3
                                    

HAPPY READING 💎

Berbeda dengan kebanyakan orang yang lebih suka menulis diary di malam hari, Arin memiliki rutinitas uniknya sendiri. Gadis itu lebih memilih untuk menulis diary di pagi hari, tepatnya setelah sholat subuh. Seperti saat ini.

Di tengah ketenangan pagi, ketika ketiga teman sekamarnya masih terlelap dalam mimpi, Arin sudah duduk di atas kasur sambil berkutat dengan buku hariannya. Ia menuliskan kembali peristiwa-peristiwa yang ia alami kemarin dengan ringkas dan apa adanya.

Topik utama yang ia tulis adalah tentang kemarin sore. Saat Joshua, dengan lembut membangunkannya untuk sholat asar. Dan saat ia nekat menggoda Joshua dengan panggilan 'jagiya'.

Sejak itu, ia sering senyum-senyum sendiri. Antara malu dan puas, ia merasa campur aduk.

Akhirnya, kalimat itu terucap juga dari mulutnya, di depan orang yang ia idolakan secara langsung.

"Gomawo..." "Jagiya..."

Untuk yang kesekian kalinya, Arin kembali senyum-senyum sendiri mengingat kejadian yang kini sudah tertulis rapi di halaman buku hariannya.

Saat Arin tengah asyik menulis, dering notifikasi pesan masuk di ponselnya membuyarkan konsentrasinya.

Arin segera meraih ponselnya yang berada di atas nakas samping tempat tidur.

Pesan masuk dari Joshua.

Alih-alih langsung membuka pesan itu, Arin malah membekap mulutnya sendiri. Disusul dengan usapan pelan di dadanya.

Apa-apa nih?! Pagi-pagi??? Batinnya terkejut bukan main.

Rasa salting yang belum juga hilang sejak kemarin, kini malah bertambah dengan pesan di pagi hari dari orang yang sama.

Ini kedua kalinya pemuda itu mengiriminya pesan lewat Instagram.

Pertama, saat Arin mengirimi foto-foto yang diminta oleh pemuda itu, sehingga ia mendapat pesan balasan 'terimakasih' darinya.

Dan ini yang kedua. Entah apa isinya, namun Arin sudah dibuat gugup duluan sebelum membacanya.

Tumben banget pagi-pagi gini udah bangun? batin Arin menyadari kebiasaan member yang biasnya bangun jam 7 pagi keatas.

Arin menghela nafas pelan sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka pesan tersebut.

Arin menghela nafas pelan sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka pesan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Arin membulat sempurna begitu membaca pesan Joshua.

Dia?! Ini serius? Dia bangun subuh-subuh cuma buat mastiin gue udah sholat apa belum? batin Arin, masih dengan keterkejutannya dengan tingkah Joshua.

"Masa iya gara-gara kemarin dipanggil jagiya dia jadi makin care gini?" Lirih Arin menerka-nerka. "Ya ngga mungkin lah, ya? Yang pernah manggil dia begitu kan banyak?! Ngga mungkin cuma gara-gara gue dia saltingnya beneran kan?!" Tambahnya menepis dugaannya sendiri. Disusul dengan kekehan kecilnya.

HE IS MY...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang