BAB 4 - HARI YANG MENYENANGKAN

1.4K 76 80
                                    

"Jika tawa mu punya cerita hari ini, apakah punya seseorang juga untuk berbagi? Jika tidak ada, mari rangkul diri sendiri"

💝💝

"Mel lo mau kemana?" cegah Adan ketika melihat Melodi yang berbalik arah dari arah fakultas

"Sebentar ya, Dan? Lo tunggu disini bentar" suruh Melodi

"Mau kemana?"

"Toilet" jawab Melodi

"Mau gue temani?" Adan menawarkan diri

"Gilak lo, jangan ngadi-ngadi deh" ujar Melodi lalu meninggalkan cowok itu yang sedang tersenyum geli melihat wajah Melodi yang sedikit memerah karena menahan malu

Setelah Melodi pergi, tidak ada yang dilakukan oleh Adan di atas motor kesayangannya, hanya memainkan ponselnya membaca pesan grup tongkrongannya

Tak lama kemudian, Melodi berjalan kearah motor Adan "Ayo pulang!" ujarnya kemudian memakai helm yang diberikan oleh Adan

"Mau ke suatu tempat sebelum pulang ke rumah?" tawar Adan

"Mmm nggak ada sih" kata Melodi, kemudian selang beberapa detik perempuan itu memicingkan kedua matanya "Gue tau, lo pasti laper, kan?"

Adananta tertawa kecil "Hehe Iya. Lo tau banget deh Mel"

"Gue kenal lo bukan baru kemarin Dan, tapi udah dari kecil gue kenal lo" ucap Melodi lalu menaiki motor

"Iya, si paling tau"

"Yaudah, lets go jalan"

"Siap bu bos" ucap Adan lalu menarik gas motornya dengan pelan.

***

Jam menunjukkan pukul 4 sore lewat 23 menit, di tengah padatnya kota yang ramai ini, Adan ingat, dulu ada moment di mana dia menyanyikan lagu milik Nadhif yang berjudul 'Penjaga Hati' untuk sahabatnya Melodi di sebuah acara yang digelar oleh jurusannya Tio yaitu sastra. Berharap Melodi merasa punya seseorang yang akan berada di sampingnya selalu.

Terkadang, ada satu titik dimana Adan mendengarkan keluh kesah dan menyaksikan air mata itu turun dengan deras. Ada perasaan pedih saat Adan menemukan Melodi terkadang masih memperhatikan Haikal yang brengsek itu diam-diam dari kejauhan ketika mereka tanpa sengaja bertemu. Ada rasa sesak saat sahabatnya ini terus-terusan membicarakan manusia seperti Haikal tanpa henti di muka bumi ini. Seolah-olah hanya laki-laki itu yang ada di pikiran sahabatnya ini.

"Kenapa, lo cemburu, Dan sama Haikal?" kata Zirga yang merasa sahabatnya ini sedang tidak baik-baik saja

"Atau jangan-jangan lo suka sama Melodi?" tebak Zirga

Begitulah kata Zirga pada waktu itu, padahal laki-laki hanya menjaga seorang sahabat, tidak lebih dari pada itu. Perasaan cemburu karena takut Melodi tidak mau lagi bersahabat dengannya, atau karena perasaan yang belum terjabarkan dengan sempurna sekarang. Adan tidak mau memikirkan tentang itu sekarang. Yang terpenting perempuan dengan senyum manis itu masih berada di dekatnya. Itu saja.

Dan sore ini, lagu itu tanpa sengaja dinyanyikan oleh penyanyi jalanan yang membawa gitar di tangannya tak jauh dari tempat mereka duduk. Sambil menikmati senja yang sebentar lagi akan terlihat keindahannya.

"Lo yakin mau makan bubur, Dan?" tanya Melodi memastikan

Adan menoleh lalu mengangguk, "Kenapa? Bubur disini enak tau. Lo belum nyoba, kan?"

Melodi mengecek suhu tubuh pada kening Adan "Sore-sore gini lo makan bubur? Lo sakit?"

Adan berdecak "Emang harus sakit dulu baru bisa makan bubur?"

2891 mdplWhere stories live. Discover now