AWALAN-

1.3K 79 8
                                    

Bahasa Indonesia 🌎
.
.
.
.
.

Fang— seorang lelaki remaja yang berumur 16 Tahun yang tinggal dengan abangnya— Kaizo.

Kedua orang tua mereka sudah lama meninggal karena kecelakaan, beruntung masa itu Fang dan Kaizo selamat, dan kepergian keduanya meninggalkan dendam yang teramat dari Kaizo untuk Fang.

Kaizo selalu memandang rendah Fang, ia bahkan tidak pernah sudi menganggap Fang adiknya sendiri.

"Gue mau lo mati, Fang."

Hinaan dan cacian sudah menjadi makanan sehari-hari Fang dikala ia sedikit saja membuat kesalahan, tidak jarang Kaizo menghukumnya diluar kemampuannya.

Fang merasa ia tidak berguna hidup jikalau hanya disiksa oleh Kaizo dan tanpa pelukan hangat dari Kaizo yang notabenenya adalah abangnya sendiri, yang bisa ia lakukan hanyalah menangis dikamar tanpa suara.
__________

"Enak gak sih boi tinggal sama tok aba?"

"Enak-enak aja sih, kenapa Fang?" Tanya Boboiboy.

"Gapapa, aku berharap bisa hidup bahagia kaya kamu."

Boboiboy menaikkan sebelah alisnya, bahagia? Emang selama ini Fang gak bahagia ya tinggal sama Kaizo?

"Emang kamu gak bahagia ya tinggal sama abang kamu?" Tanya Boboiboy, buru-buru Fang menggeleng, "Enak kok! A-aku cuma pengen punya atok juga kaya kamu, hehe." Jawab Fang cepat.

"Gak enak banget juga sih Fang, tiap hari libur pasti tok aba nyuruh aku jaga kedai dia dan aku gak punya waktu buat istirahat paling juga buat tidur."

Fang mengangguk, merasa kasihan pada dirinya sendiri yang sama sekali tidak pernah merasakan hal tersebut, Fang iri pada Boboiboy.

"Aku malahan pengen banget hidup kaya kamu Fang! Punya abang yang perhatian kaya abang Kaizo, terus gak disuruh-suruh ataupun dihukum, hah… kapan ya aku punya abang kaya abang Kaizo? Pasti seru!" Kata Boboiboy lagi, Fang tersenyum miris.

Seru? Seru mau mati maksudnya?

"Andai kamu tau yang sebenarnya Boboiboy, aku yakin kamu bakal bersyukur hidup di kehidupan kamu yang sekarang."

"Buku itu gak bisa kamu liat dari luarnya aja tapi juga harus tau isi didalamnya, judul yang kelihatan bahagia malahan hancur didalamnya." Boboiboy menatap Fang bingung, kenapa malah jadi bahas buku?

"Fang, are you okay? Kamu lagi ada masalah ya atau lagi marahan sama abang Kaizo?" Tanya Boboiboy yang melihat raut wajah Fang sedih.

Fang menggeleng, "Enggak kok, ya udah kalo gitu aku pulang duluan ya Boboiboy, soalnya mau beres-beres rumah."

Boboiboy mengangguk dan melambaikan tangannya ketika Fang mulai berjalan menjauhinya, Boboiboy juga kembali ke rumah tok aba.

Fang sudah selesai membereskan rumah, semua sudah ia bersihkan dan makanan untuk makan malam sudah ia sajikan, makanan malam ini ialah makanan kesukaan Kaizo! Fang terbayang muka Kaizo yang tersenyum bahagia karena melihat “ayam saos pedas manis” kesukaannya ada diatas meja.

Fang berjalan ke kamar mandi selagi menunggu Kaizo datang, setelah 10 menit Fang sudah siap dengan baju tidurnya.

Ia menuruni tangga dan melihat pintu terbuka, senyuman mulai ia pancarkan, ia bergegas menghampiri Kaizo.

"Abang, ayo makan dulu. Adik udah masakin makanan kesukaan abang tau! Adik jamin abang suka." Kata Fang antusias.

Kaizo menatap Fang dengan pandangan jijik.
"Gak, gue udah makan diluar tadi." Jawab Kaizo, Fang sedih tapi ia tetap membujuk Kaizo.

"Tapi… abang harus coba dulu, abang yakin gak suka masakan adik? Adik masak dengan penuh cinta untuk abang, ayo abang dimakan nanti mubazir." Pinta Fang, Kaizo mendorong Fang hingga jatuh.

"Lo paham bahasa manusia gak sih hah? Gue bilang gua udah makan diluar, lo budek? Lo emang sengaja mau bikin gue marah?" Marah Kaizo, ia lelah bekerja full day dan sekarang malah disuguhkan dengan Fang yang memaksanya memakan makanan buatannya? Gak sudi.

"Dan satu lagi! Gue gak pernah sudi makan masakan lo karna masakan yang lo bikin itu beracun, gue tau lo udah naruh racun didalamnya buat ngebunuh gue, iya kan?"

Fang menggeleng cepat, ia tidak berpikiran untuk meracuni Kaizo sedikitpun, ia tulus membuatkan masakan untuk Kaizo sebagai imbalan Kaizo lelah seharian.

"Enggak abang, adik gak pernah berpikiran kaya gitu, adik tulus masakin buat abang. Adik sekarang cuma punya abang, gak mungkin adik celakain abang sendiri." Jelas Fang.

"Bullshit. Buktinya lo udah bikin mama sama ayah mati kan? Apa masih gak mau ngaku juga, iya? Sorry, gue lupa penjahat kaya lo kan emang gak pernah mau ngaku." Ucap Kaizo terbahak-bahak.

"Abang kenapa nuduh adik? Padahal saat kecelakaan itu juga ada abang, kan? Kenapa abang nyalahin adik." Tanya Fang, Kaizo berhenti tertawa dan menatap Fang dengan pandangan benci.

"Terus kenapa? Lo mau nuduh gue kalo gue yang nyelakain mereka?" Fang menggeleng, ia tidak mungkin menyalahkan Kaizo, ia sangat menyayangi Kaizo. Apa yang sudah terjadi itu sudah menjadi takdir.

"Gue selalu berharap kalo yang mati itu, lo. Lo itu gak ada gunanya disini, lo itu cuma nambahin beban gue dan juga beban teman-teman lo." Kata Kaizo yang berjalan melewati Fang.

Kaizo membanting pintu kamarnya dengan sangat keras, membuat Fang terkejut dan seketika raut wajahnya kembali sedih.

"Padahal aku udah masakin spesial buat dia, apa dia gak bisa mandang aku sebagai adiknya?" Gumam Fang yang makan masakannya sendiri ditemani oleh air mata.
__________

Fang melihat jam dinding dan sekarang pukul 02.00 dan dia berjalan perlahan menuju pintu kamarnya, ia haus.

Ketika ia ingin menuruni tangga, ia melihat Kaizo sedang berkutat dengan laptopnya dengan sangat serius, Fang menuruni tangga perlahan.

Ia tidak menegur Kaizo melainkan langsung membuatkan minuman dan makanan untuk Kaizo dan meletakkannya disamping.

Kaizo menoleh dan bertanya, "Ngapain lo bangun jam segini?"

"Adik kebangun, abang sendiri kenapa belum tidur?" Tanya Fang.

"Gak liat gue lagi sibuk? Udah sana lo, ganggu aja." Usir Kaizo, Fang perlahan menaiki tangga dan memasuki kamarnya.

15 menit kemudian Fang kembali keluar dengan membawa selimut, tidur diluar? Tidak, Fang ingin menyelimuti Kaizo yang tertidur di sofa.

Perlahan tapi pasti Fang berhasil menyelimuti tubuh Kaizo dengan selimutnya, ia tersenyum kecil melihat betapa damainya wajah sang abang yang tertidur lelap.

"Selamat tidur abang, mimpi yang indah ya." Ucap Fang perlahan yang berjalan kembali memasuki kamarnya untuk tidur.

CADEAU POUR FRÈRE [KaiFang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang