KEMARAHAN-

687 75 21
                                    

Bahasa Indonesia 🌎
.
.
.
.
.

Masa disekolah tadi sedang ulangan dan hasilnya keluar pada hari itu juga. Fang takut, cemas, dan juga sedih.

"Pasti abang marah sama aku, aku takut." Gumam Fang yang membuka pagar rumahnya.

Fang membuka pintu rumahnya, ia melihat Kaizo yang sedang menonton televisi dan beralih menatapnya dengan tatapan yang begitu tajam.

"Ulangan?" Tanya Kaizo, Fang tidak bisa berkutik ia langsung mendekati Kaizo dan menyerahkan kertas ulangannya.

"Ma-maaf abang, adik gagal—"

[PLAK]

"A—"

[PLAKK]

Kedua pipi Fang rasanya seperti dibakar, panas dan rasanya ingin menangis sekarang.

"Bisa-bisanya lo gagal dalam ulangan segampang ini? Lo itu belajar atau gak sih hah? Pasti ini karna lo kebanyakan main handphone, lo bikin gue selalu kecewa Fang! Gak bisa apa sehari aja lo itu gak bikin gue marah hah?" Kaizo berdiri dan menatap Fang rendah, ia mengambilnya besi panjang dan menunjukkan kepada Fang.

Fang yang melihatnya menggeleng, ia takut.
"Ja-jangan abang, adik mohon… jangan siksa adik lagi, adik takut." Fang menangis memohon agar Kaizo tidak memukulnya dengan besi yang sangat keras itu.

Memar disekujur tubuhnya saja belum hilang karena benturan keras yang dibuat oleh Kaizo.

"Lo nangis gak bikin gue iba yang ada gue malah mau bikin lo lebih menderita." Kaizo melayangkan satu pukulan dari besi itu di badan Fang, kaki bahkan hampir seluruh badannya luka-luka.

Satu pukulan terakhir mendarat di leher Fang dan itu membuat ia pingsan dengan darah yang keluar dari hidungnya.

"Lemah." Smirk Kaizo, tanpa rasa belas kasihan dan rasa bersalah ia meninggalkan Fang disitu sendirian.

Bisa dibilang Fang pingsan dengan cukup lama, ia siuman dari pingsannya dan menangis, ia tidak menginginkan hidup seperti ini.

"Sa-sakit…" Lirihnya hampir tak terdengar.

Fang berdiri dengan berpegangan pada ujung meja dan berjalan ke arah kamarnya dengan memegang dinding.

"Ta-tapi, abang mana? Abang udah makan belum ya? Sekarang jam berapa?" Fang bertanya-tanya didalam hatinya.

Ia mengurungkan niatnya untuk mengistirahatkan diri dan malah kembali keluar untuk mencari Kaizo, ia khawatir.

"Abang!" Panggil Fang.

"Pasti abang belum makan, kenapa aku harus pake acara pingsan segala sih tadi, kalo aku gak pingsan pasti sekarang abang gak keluar." Gumam Fang yang menyalahkan dirinya sendiri.

Sesampainya di taman ia melihat Kaizo yang duduk di bangku taman dan ingin menghampirinya, tetapi niatnya urung ketika melihat Kaizo bersama seseorang.

"Itu kaya—"

"Boboiboy, gimana sama ulangan kamu?"

CADEAU POUR FRÈRE [KaiFang]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu