Kondisi Samudra

22 4 4
                                    

Samudra dilarikan kerumah sakit oleh pak Yanto, Samudra langsung masuk ruang ICU. Fiona yang menyusul bersama mamahnya pun tiba tak lama setelah Samudra masuk ruang ICU. Fiona pun menghampiri pak Yanto yang berada didepan ruang ICU.

"Gimana pak?" tanya Fiona.

"Masih diperiksa dokter kak.." jawab pak Yanto.

"Mah udah kabarin bunda nya Samudra?" tanya Fiona.

"Udah sayang.." jawab mamahnya Fiona.

Fiona sangat cemas dan khawatir dengan kondisi Samudra. Dokter tak kunjung keluar dari ruang ICU. Fiona pun tak henti-hentinya menangis.

Tak lama bunda Samudra pun datang kerumah sakit bersama ayahnya Samudra.

"Gimana keadaan Samudra Fio?" tanya bundanya Samudra.

"Masih diruang ICU mah.." jawab Fiona seraya menangis.

"Yaampun.." ucap bunda Samudra seraya menangis.

Suasana sangat tegang menunggu kabar Samudra, Isak tangis tak terhindar kan.

"Fiona! bunda mau jujur kondisi Samudra.." ucap bundanya Samudra.

"Kenapa bun?" tanya Fiona yang cemas.

"Sebenernya Samudra mengidap tumor otak.. bunda tau itu waktu Samudra kecelakaan dibandung.. waktu itu ada memar dikepalanya.. dan mengharuskan Samudra CT Scan dan MRI kepalanya.. dan dari situ ketauan kalo Samudra mengidap kanker otak.. itu gak parah dan gak ganas! tapi setelah kecelakaan sama kamu dan dia koma.. tumor itu berkembang sangat cepat!!" jawab bundanya Samudra seraya menahan tangisnya.

"Bunda gak siap buat ngomong ke Samudra sayang.." tambahnya.

Fiona pun menangis dan merasakan hatinya sangat hancur. 

"Bunda minta tolong ya sayang.. temenin Samudra! semangatin dia.. walaupun dokter memvonis tidak ada kemungkinan sembuh.." ucap bundanya Samudra.

Fiona menangis semakin kencang dan seakan tidak percaya dengan fakta itu.

"Sam bisa sembuh kan bun? Samudra akan baik-baik aja kan? iya kan bun?" tanya Fiona seraya menangis tersedu-sedu.

"Mah Samudra akan sehat kan mah??" tambah Fiona.

Bundanya Samudra dan mamahnya Fiona hanya menangis, dan tak bisa menjawab pertanyaan Fiona.

"Jawab bun! mah! Samudra baik-baik aja kan?!" tutur Fiona yang menangis semakin kencang.

"Ngeliat Samudra nangis aja aku gak kuat mah.. kenapa Samudra mah?" ucap Fiona.

"Yang kuat ya sayang!" ucap bundanya Samudra yang air matanya tak kunjung berhenti menetes.

Lalu dokter keluar dari ruang ICU.

"Dok gimana keadaan anak saya?" tanya bundanya Samudra.

"Kondisi Samudra lemah.. Sepertinya tumor yang ada dikepalanya membuat Samudra memburuk.. soalnya saya riwayat medis Samudra ada riwayat tumor otak!" jawab dokter.

"Samudra harus segera di operasi!" tambah dokter.

"Lakukan dok! saya akan urus administrasinya.." ucap bundanya Samudra.

"Baik bu!" ucap dokter.

Dokter pun kembali masuk ruang ICU dan memindahkan Samudra ke ruang operasi.

Fiona, bundanya Samudra, mamahnya Fiona menunggu Samudra didepan ruang operasi, dengan harap-harap cemas.

Fiona tak kunjung berhenti menangis, Ia tak siap jika harus ditinggalkan Samudra selamanya.

"Bun! Samudra baik-baik aja kan?" tanya Fiona.

"Bunda gak bisa jawab sayang.. mending kita berdoa! Samudra nulis dua puisi terakhirnya kemaren.. kamu mau baca gak?" ujar bundanya Samudra.

"Mana bun?!" tanya Fiona.

Bundanya Samudra pun memberikan 2 lembar kertas. Fiona meneteskan air matanya ke kertas itu, seraya mengenggam kertas itu saat Ia membaca judul puisinya.

"kamu harus siap ya.. dengan apapun yang terjadi kepada Samudra sayang!" ucap bundanya Samudra.

"Samudra kuat bun pasti! aku tau Samudra hebat.." ucap Fiona seraya tersenyum dengan air mata yang terus menetes.

*TO BE CONTINUED*

SATURN ENTHUSIAST [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang