THE END

17 3 1
                                    

Suara itu berasal dari tubuh Samudra yang telah ditutupi kain putih.

Sontak semua terkejut, dan serentak menoleh kearah Samudra. Samudra menggerakkan tangannya, dan membuka kain putih yang menutupi seluruh tubuhnya.

Dokter terkejut dan langsung memeriksa Samudra.

"Luar biasa!! ini mukjizat.." ucap dokter setelah memeriksa Samudra.

"Jantung.. nadi dan nafasnya normal!!" tambah Dokter.

"Kami harus CT scan dan MRI agar dapa memeriksa lebih lanjut.." ujar dokter.

Sontak bundanya Samudra pun terduduk lemas, tak percaya akan semua hal yang terjadi. Dokter pun membawa Samudra keruang MRI.

"Bun? Samudra bun?" ucap Fiona.

Bundanya Samudra pun tak mampu berkata-kata. Ia hanya terdiam dan terduduk lemas.

"Bun ayo bun! kita ikut ke ruang MRI!!" ucap Fiona.

Beberapa jam kemudian, Setelah Samudra di periksa dan kembali ke ruang rawatnya. Tampak Fiona tengah berdua bersama Samudra, sedangkan bundanya dan ayahnya Samudra tengah menunggu didepan kamar rawatnya.

"Sayang.. Aku masih gak nyangka kamu kembali.. Aku sesek nafas pas dokter bilang kamu gak ada!" ucap Fiona yang menggenggam tangan Samudra dan meneteskan air matanya.

"Aku juga gak tau sayang.. aku tadi gak tau dimana.. gelap.. aku cuma liat almarhum kakek dan almarhumah kakak aku.. mereka bilang kalo aku belum waktunya ikut mereka.. dan masih ada seseorang yang nungguin puisi puisi aku.." ucap Samudra seraya mengelus tangan Fiona.

"Terus sayang?" tanya Fiona.

"Terus aku mencintaimu.. dan begitu seterusnya!!" jawab Samudra seraya tersenyum.

"Ih!! ngeselin banget!! orang aku serius.." ucap Fiona seraya mencubit tangan Samudra.

"Argghhh... sakit tau.." ucap Samudra seraya mengusap tangannya yang dicubit Fiona.

"Biarin!! abis ngeselin.." ketus Fiona.

"Pasti kamu nangis gak berhenti ya??" tanya Samudra seraya tersenyum.

"Ihhh kepedean!! Gak nangis aku!!" jawab Fiona seraya membuang mukanya.

"Ahhh bohong.." ucap Samudra seraya mencolek tangan Fiona.

Bunda dan ayahnya Samudra tersenyum ketika mengintip Samudra dan Fiona yang tengah bercanda.

"ayah seneng bun.. Fiona buat Samudra ceria kaya dulu.." ucap ayahnya Samudra.

"Iya yah.. bunda juga seneng.." tutur bundanya Samudra.

Sementara itu Fiona mengeluarkan kertas yang berisi tulisan puisi terakhir Samudra.

"Aku punya ini!!" ucap Fiona yang menunjukkan dua lembar kertas.

"Apa it...?? eh itu kan punya aku!!" ucap Samudra.

"Iyaa!! aku kan dikasih bunda.. katanya buat aku!! wleeee...." ucap Fiona seraya menjulurkan lidahnya guna meledek Samudra.

"Aku bacain ya sayang.." ucap Fiona.

"Iya sayang.." tutur Samudra.

"Fionaku.. ih judulnya gak kreatif!!" ucap Fiona.

"Biarin.!!" ucap Samudra.

"Fionaku..

Dimanakah kamu?
Sesak nafasku kehilanganmu..

Rinduku menggila..
Kuingin kita bersua..
Ku tak percaya.. kabar kau tlah tiada..

Dimanakah kamu?
Kuingin kembali menatapmu..
Membelai rambut lembutmu..
Kuingin menghirup wangi tubuhmu..

aku bagai Anak ayam mencari induk..
Hilang arah.. tanpa satupun petunjuk..

Ku berjalan di tengah kota..
Riuh.. Ramai.. Penuh dengan suara..
Namun mengapa ku kesepian?
Seperti sendirian.. dan didalam kegelapan..

Fionaku..
Kumohon kembalilah..
Kuingin kita bercanda.. tertawa..
seperti sediakala.." ucap Fiona yang membacakan puisi milik Samudra.

"Bagus sih.. tapi aku lebih suka puisi Fiona yang pas ulang tahun aku.." tambah Fiona.

"Ya namanya galau.. galau mah bebas.." ucap Samudra.

"Samudra Aldiano galau?" tanya Fiona.

"Kamu udah makan?" tanya Samudra yang berusaha mengalihkan perhatian.

"Ih!! orang nanya malah ngalihin perhatian.." ketus Fiona.

"Kamu sekolah lagi ya sayang.. aku bakal jagain kamu dan bareng kamu terus disekolah.." ujar Samudra.

"Aku gak tau siap atau engga.." ucap Fiona seraya menundukkan kepalanya.

"Hei.. lihat aku!" ucap Samudra seraya mengangkat dagu Fiona.

"Aku bakal disamping kamu terus.. aku janji!" ucap Samudra.

"Janji?" tanya Fiona seraya menjulurkan jari kelingkingnya.

"Janji!!" jawab Samudra seraya meraih jari kelingking Fiona dengan jari kelingkingnya.

Samudra dan Fiona pun bercanda dan tertawa bersama, Seakan melampiaskan rasa rindu yang terpendam.

************************************

*2 Tahun kemudian..

Hari itu adalah hari wisuda dan kelulusan Samudra dan Fiona. Fiona menjadi Siswi dengan nilai terbaik disekolahnya tahun itu. Acara itu sangat meriah, dan dihadiri seluruh siswa-siswi angkatannya dan orang tuanya.

Setelah acara selesai tampak semua sibuk berfoto-foto bersama keluarganya masing-masing. Karina berfoto bersama Alvin dan keluarganya, Salva berfoto bersama Vincent, Sedangkan Samudra dan Fiona berfoto bersama kedua orang tua mereka.

Setelah berfoto mereka berbincang dan ber-uforia.

"Bun aku boleh nikah muda gak?" tanya Samudra seraya tersenyum menatap bundanya.

"Bunda sih izinin aja kalo kamu mampu dan siap.. masalahnya Fionanya boleh gak?" jawab bundanya Samudra dan bertanya balik.

"Mah.." ucap Samudra seraya tersenyum manja.

"Kalo mamah terserah Fiona.." ucap mamahnya Fiona.

"AKU MAU!!" Teriak Fiona dengan semangat dan antusias.

"Yesssssss.. NIKAH!!" Teriak Samudra seraya berlutut dan menggenggam tangan Fiona.

Fiona dan Samudra bersama dan menikmati akhir yang bahagia.

**************THE END*************

SATURN ENTHUSIAST [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang