21) Rindu Mommy

198 5 0
                                    

TPU Cemara indah adalah tujuan utama Aeric saat ini, dengan dua bunga mawar dan Al-Qur'an yang ada di tangannya dia berjalan menuju salah satu makam disana.

Aeric berjalan namun langkahnya terhenti dan  mematung di tempat saat melihat Aeron yang sedang menangis sesenggukan sambil membaca surah Yasin di depan kuburan dengan batu nisan bertuliskan Maudy Asabela Diningrat

Aeric tak menyangka Daddy-nya mengingat hari ini, dimana tepat 11 tahun mommy-nya meninggalkannya. Aeric kira Aeron sedang di sibukkan dengan berkas-berkas perusahaan mengingat Daddy-nya itu gila kerja semenjak ditinggalkan Mommy-nya.

Tak mau mengganggu Daddy-nya Aeric berjalan ke arah barat dari tempatnya berdiri, dia melewati sekitar 12 kuburan dari kuburan mommy-nya.

Dia berhenti setelah sampai di depan kuburan sang sahabat sekaligus orang yang sangat dia cintai setelah keluarganya.

Anastasia Kalwani Mahardika seorang gadis yang suka pada seorang pria dingin hingga rela berkorban untuk pria yang bahkan tak pernah menganggapnya ada, pria yang tak pernah memperdulikan kehadirannya,pria yang bahkan tak pernah melihat perjuangannya selama ia hidup.

Aeric terduduk di samping kuburan itu, air mata yang sedari tadi ia tahan luruh satu persatu, dia menaruh bunga mawar itu lalu terkekeh sambil mengelus batu nisan Tasya.

"Maaf baru sempat datang lagi, maaf belum bisa ikhlasin kamu sepenuhnya, maaf kalau aku ngelanggar janji aku sama kamu waktu itu Sya" lirih Aeric dengan menutup wajahnya dengan salah satu tangannya.

"Hey aku bawain kamu bunga mawar, kamu suka mawar kan" lanjut Aeric sambil tersenyum seolah sedang berbicara dengan Tasya

"Maaf cuma bawa satu, satunya lagi buat Mommy, tadi mau beli banyak tapi di tokonya habis" curhat Aeric.

Aeric terdiam beberapa saat lalu membuka Al Qur'an yang dia bawa lalu mulai membaca surah Yasin sama seperti Aeron, bedanya dia membacanya di makam Tasya dan Aeron membacanya di makam Maudy, niat awal ingin membaca di makam Mommy-nya dia urungkan kala melihat Daddy-nya yang masih setia menatap makam Mommy-nya.

Aeric memperhatikan Daddy-nya lalu setelah dia berdo'a untuk Tasya dia melangkah ke arah makam Mommy-nya

"Kamu tau Aeric dan Eca tumbuh dengan baik, mereka di rawat dengan sangat baik oleh Zalerfa, maaf aku belum bisa Nerima Zalerfa di hidup aku sesuai kemauan kamu, aku memang menikahinya tapi aku terkadang bersikap tidak baik padanya, Eca dan Aeric sepertinya tak suka dengan Zalerfa, maafkan aku sayang, aku belum bisa membuka hati untuknya karna aku ingin kamu menjadi satu-satunya" lirih Aeron

Deg

Aeric mematung di tempatnya, ia tak menyangka ternyata Daddy-nya menikahi Zalerfa karna permintaan dari Mommy-nya. Ia merasa bersalah sudah bersikap semena-mena pada Zalerfa.

"Dad" panggil Aeric memegang bahu Aeron.

Aeron dengan segera menghapus air matanya, ia tak boleh terlihat lemah di depan Anaknya.

"Kau disini son?" Tanya Aeron basa-basi.

Aeric hanya mengangguk lalu duduk di dekat Daddy-nya dan menaruh bunga mawar yang ia bawa.

"Hay Mom, I Miss you so much" lirih Aeric yang masih terdengar jelas oleh Aeron karna jarak mereka yang dekat.

Aeron melihat ke arah Aeric lalu mengambil tubuh putranya untuk di peluknya. Pelukan ini merupakan pelukan yang di rindukan oleh Aeric, semenjak adanya Queensha Daddy-nya memang lebih sering bersama Queensha, Aeric dan Aeron tak sedekat itu, jika Queensha lebih dekat dengan Daddy-nya berbeda dengan Aeric yang lebih dekat dengan Mommy-nya.

The Story Of QueenshaWhere stories live. Discover now