23) Princess?

179 4 0
                                    

Aeric mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Dia kemudian mengambil handphone miliknya yang ia taruh di atas meja dekat sofa. Jam sudah menunjukkan pukul 15.40 dia lalu melihat ke arah ranjang dimana adiknya dan juga sahabatnya itu sedang bercanda gurau bersama.

Aeric berdiri dari tidurnya membuat perhatian kedua gadis itu teralihkan. Dia hanya menatap mereka sebentar lalu berjalan keluar dari kamar itu dan melaksanakan sholat ashar kemudian dia pergi untuk menemui teman-temannya di markas, sekalian dia juga akan mengembalikan motor Megan yang di pakainya.

"Eh iya tas kita gimana?" Tanya Queensha yang baru sadar kalau mereka tadi bolos sekolah.

"Iya anjir mana hp gue ada di tas lagi" kata Aulia menepuk pelan dahinya.

"Sama Eca juga" kata Queensha lesu.

"Balik ke sekolah lagi nih kita?" Tanya Aulia

"Iya soalnya ada buku tugas Matematika peminatan Eca juga di tas besok kan harus di kumpulin terus Eca belum kerjain" kata Queensha.

"Males bangettt" rengek Aulia menggoyangkan tangan Queensha ke kiri dan ke kanan.

"Abang mau kemana?" Teriak Queensha saat melihat Aeric melewati kamar yang mereka tempati ini.

Aeric memundurkan langkahnya lalu berjalan ke arah sang adik mengusap pelan rambut Queensha.

"Abang mau balikin motornya Megan dulu ya,Eca dirumah aja gak usah ke mana-mana. Okey" perintah Aeric.

"Asiap to the sip Kapten " kata Queensha memberi hormat membuat Aeric gemas lalu tangannya terulur mengacak rambut Queensha dan menjawil hidung milik adiknya itu dan berlari pergi menghindari kemarahan Queensha sambil tertawa.

"ABANG!" Teriak Queensha lalu dilanjutkan dengan gerutuannya yang tiada henti membuat Aulia gemas ingin menampol mulut sahabatnya ini.

_🍁_

Saat masuk di kompleks perumahan yang ditempati oleh Queensha, Kafka dan Aeric berpas-pasan di pertigaan sebelum masuk kompleks itu. Aeric menatap tajam Kafka yang dibalas tak kalah tajam juga oleh sang empunya. Aeric saat ini sedang malas membuat masalah jadi ia memutuskan untuk lanjut pergi ke markas.

Kafka memarkirkan motornya di depan gerbang dan melihat tak ada satpam yang menjaga membuat dia mengambil kartu akses masuk yang ada di dompet Queensha. Dia pernah melihat Queensha mengambil kartu akses itu di dalam dompetnya dan untungnya tadi ia sempat membuka dan melihat isi tas milik Queensha.

Kafka berjalan santai lalu memencet bel yang ada di sana, cukup lama menunggu pintu terbuka menampilkan Queensha masih dengan seragam sekolahnya menatap terkejut Kafka.
Aulia yang melihat Queensha hanya diam tak menyuruh tamunya masuk pun ikut berjalan ke arah Queensha dan mematung beberapa meter di belakang Queensha saat melihat tatapan tajam yang di arahkan Kafka padanya.

"Aka ngapain kesini?" Tanya Queensha basa basi.

Kafka hanya diam lalu menyerahkan tas milik Queensha dan berbalik lalu pergi dari sana meninggalkan Queensha yang menatap nanar punggung tegap Kafka yang perlahan menjauh, bahkan untuk menjawab pertanyaannya saja Kafka enggan.

"Mungkin dia tau kalau kita bolos deh" tebak Aulia setelah motor Kafka meninggalkan pekarangan Mension Queensha.

"Aka marah ya sama Eca?" Lirih Queensha sedih.

"Gaklah besok coba Lo jelasin apa alasan Lo bolos ke dia, gue yakin gak mungkin Kafka marah sama Lo, kalian keliatan Deket" kata Aulia menenangkan.

The Story Of QueenshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang