Love behind lens [ Leo x Zayyan ]

1.2K 79 9
                                    

semesta kadang membuat kita jatuh hati pada seseorang yang sulit untuk di miliki

———

INI AKU, cerita ku, pemuda biasa yang terlahir dari keluarga yang cukup berkecukupan, tak banyak hal menarik tentang ku, sama seperti hal nya pemuda biasa yang menjalani kehidupannya yang begitu saja, bagiku tak ada hal yang spesial

Aku menyukai dunia ku sendiri, dunia dimana hanya ada ketenangan bagiku, bukan berarti aku orang yang tak mudah menyapa orang lain, aku cukup ramah bagi sebagian orang, lagi pula aku tak perduli bagaimana orang lain menilaiku

Karena prinsip ku sederhana, hidup ku ya hidupku, hidup mu ya hidup mu, tidak sukanya engkau, bukanlah urusan ku.

Karena apa yang tertulis dalam hatimu lebih penting. Dari apa yang orang katakan tentang mu.

Hingga ketika pertemuan sederhana dengan seseorang disaat sore menyinsing malam kala itu, membuat sebuah perasaan aneh yang tak pernah aku rasakan mengusik pikiran ku, perasaan seperti kupu-kupu yang memenuhi perut ku terasa menggelitik, hingga membuat ku tersenyum sendiri hanya karena menatap nya

Dia.

Sosok laki-laki dengan senyum nya yang manis, sosok tampan yang hangat, hingga berhasil membuat fokus lensa ku hanya terarah penuh padanya yang sedang berdiri menatap sunset pada tepian pantai hari itu

Hingga ketika dirinya menoleh dengan senyum ramah nya, tepat ketika aku tengah membidik lensa kamera ku kepada nya, aku sadar. Aku jatuh hati, jatuh hati pada senyum itu, klise memang.

Namun memang kapan lagi ketika kamu merasakan sebuah perasaan berdebar yang menggelitik hati ?

Sekali lagi, aku menegaskan, aku jatuh hati. Jatuh hati pada hamba Tuhan yang memiliki senyum hangat yang menenangkan jiwa di kala rasa sepi ku itu.

“ Le Ouyin, kamu bisa memanggil ku Leo” aku tersenyum, menurunkan kamera ku lalu membalas jabatan tangan itu, begitu hangat rasanya, hingga membuatku terus menarik senyum sambil menatap wajah tampan nya

“ Lee Zayyan ”

“ apa kamu tadi mengambil foto ku ? ” katanya, aku tersenyum malu tertangkap basah, dan dia hanya tertawa kecil menanggapi

“ tidak apa-apa, kamu seorang photografer ? ” ia kembali bertanya dengan tak melunturkan senyum hangat itu, yang semakin membuat ku jatuh pada dirinya

“ tidak, aku pemilik sebuah restoran di sekitar sini, dan yah memotret adalah hobi sampingan ku ” aku membalas dengan tenang

“ waw, bisa ku lihat hasil fotomu ? Jika memuaskan aku akan memintanya untuk mengirimkan nya padaku ” ia berucap dengan tawa hangat, dan aku mengangguk menyetujui, hingga ketika kamera yang menggantung pada leher ku, sudah berpindah padanya, dirinya nampak serius menatap hasil-hasil fotoku, dengan beberapa kali bergumam kagum dengan mata yang berbinar, tanpa sadar membuat ku semakin menarik senyum.

“ aku sangat menyukainya, semua bagus ” ia menyerahkan kembali kamera ku, dengan pujian yang membuat pipi bersemu merah samar, oh aku nampak seperti pemuda labil yang sedang kasmaran, aku tersenyum geli dengan pemikiran ku sendiri.

Hingga ketika aku menyadari waktu bersantaiku telah usai, aku menatap arloji yang melingkar manis pada pergelangan tangan, lalu ku tatap mata dengan manik segelap malam itu

“ ku rasa aku harus pergi... Um... Leo apa kita bisa bertemu lagi ? ” entah kenapa aku amat tak rela, rasanya begitu sebentar waktu ku mengobrol santai dengan nya

Dia membalas perkataan ku dengan tawa hangat, lagi-lagi dia dengan mudah memberikan tawanya, tidak tahukah dia bahwa itu semakin membuat ku jatuh pada pesona nya, dasar Le Ouyin ! Minta sekali aku kutuk

“ tentu saja, aku senang ke sini menikmati suasana santai, mungkin lain kali kita bisa mengobrol dengan di temani secangkir Latte ” aku menarik senyum lebar mendengar ucapan nya, lalu kemudian berbalik dengan mengucapkan selamat tinggal.

Nyatanya jatuh cinta sesederhana itu, berawal dari pertemuan random, yang membuat ku kini semakin hari semakin dekat dengan nya, tiga bulan sudah kami saling mengenal dengan dekat, tak jarang kami menghabiskan waktu berjalan-jalan berdua, dengan aku yang akan selalu memotret dirinya dengan kamera kesayangan ku, bahkan ketika dia tak meminta pun aku akan tetap memotret dalam diam, bagiku Leo terlalu indah, hingga selalu ingin ku abadikan dalam setiap jepretan kamera ku, terlalu indah, hingga kadang membuat ku takut, apakah perasaan yang terpendam rapih ini, akan bisa ku ungkapkan dengan lantang.

Hari ini kami memiliki janji bertemu, hanya di restoran ku saja, Leo berkata akan menyampaikan sesuatu hal penting dan meminta bantuan kecil dari ku, tentu saja dengan senang hati akan aku lakukan

Hingga ketika suara lonceng pintu masuk berbunyi, di suasana restoran yang tengah sepi akibat hampir memasuki jam tutup, aku melihat Leo datang dengan senyum hangatnya yang selalu ku sukai, hingga aku tanpa sadar pun ikut menarik senyum sambil mempersilahkan nya untuk duduk, dan menyajikan secangkir Americano favoritnya

Sejenak ia meminum dahulu kopi yang telah ku sajikan, sebelum menatap ku dengan wajah bahagia nya, yang turut membuat ku merasakan kebahagiaan itu entah apapun

“ aku ingin menyampaikan kabar bahagia untuk mu ! ” ia nampak bersemangat mengatakan nya, lalu sedikit berdehem gugup dengan aku yang menunggu cerita selanjutnya

“ aku.... Akan menikah dengan kekasih ku ”

// Deg ! //

Senyum ku luntur, jantung ku terasa melamban dan aku merasa seperti jiwa ku entah melayang kemana, apakah hal yang barusan aku dengar adalah nyata?, aku ingat aku tak memiliki gangguan pendengaran telinga sedikitpun

Ah, itu berarti hal yang aku dengar adalah sebuah kenyataan, bagaimana aku harus menanggapi omongan yang kini membuat perasaan ku remuk secara mendadak ini?

“ o–oh ? Ah ! Benarkah ? Wah Selamat yaa !” apa akting ku bagus ? Apa aku terlihat bahagia dengan sungguh-sungguh, aku harap respon ku tidak mengecewakan nya, meski kini hati ku sendiri lah yang tengah merasakan perasaan kecewa yang membuat pikiran serta perasaan ku begitu kacau

Aku seolah tertampar oleh kenyataan, sepertinya ekspetasi ku terlalu tinggi hingga bisa berharap dapat menjadi seseorang sepesial yang berada di sisi Leo, bodoh sekali diriku ya.

Rasanya sesak, seperti sebuah batu besar yang menghantam telak hati ku, hingga tanpa sadar aku meremat jemariku hingga memutih, mencoba tetap mempertahankan senyum ketika Leo terus bercerita dengan wajah bahagia mengenai calon istrinya, yang nyatanya sudah menjadi kekasih nya selama satu tahun ini, satu lagi kenyataan yang membuat perasaan ku terasa di remas

Siapa aku baginya ? Hanya orang baru, yang mencintai nya dalam diam, yang hanya mampu menuangkan setiap perasaan melalui lensa kamera, bodoh sekali, apa yang aku harapkan dari semua ini ?

Hingga ketika tatapan penuh harap itu menatap ku, lagi-lagi aku kalah oleh perasaan ku pada Leo

“ tolong jadi lah photografer yang memotret ku bersama Minji ketika prewedding nanti ”

Aku benci dengan perasaan ku yang begitu lemah hanya karena seorang Leo, satu nama yang kini tengah ku coba untuk menjadi seseorang dalam daftar yang tidak aku sukai

Dan pada akhirnya kini aku hanya bisa mengangguk mengiyakan, tak apa, semua akan baik-baik saja kan ? Semuanya akan usai, kisah tentang perasaan ku akan usai, lucu sekali bukan

Leo, aku pikir pertemuan kita adalah takdir, benar. Tapi sebuah takdir pahit lah yang berakhir di antara kita, tak apa asalkan kamu bahagia, meski entah sampai kapan, aku akan terus menyimpan segala perasaan ku padamu, dari sebuah lensa kamera yang retak

Leo, aku amat sangat mencintai mu sungguh, rasanya seperti dirimu hidup dalam nafasku

Leo terimakasih sudah membuat ku mengenal apa itu namanya jatuh hati hingga membuat hidup ku yang abu-abu memiliki warna, dan terimakasih juga sudah mengajar kan ku artinya patah dalam makna cinta yang ternyata begitu menyakitkan ini :)

Aku harap senyum bahagia itu, tak akan pernah hilang.





End.

SHORT STORY [ Zayyan x All ]Where stories live. Discover now