Bab 91 : Memilih Club

2.5K 408 54
                                    

Wisnu memiringkan kepala untuk mengikuti gambaran gadis yang kebetulan duduk tepat didepannya.

Terdengar bunyi yang lumayan keras, membuat Aira menoleh kesamping, dan itu waktu yang tepat menangkap kejadian dimana susu cokelat tumpah di baju salah satu murid perempuan dikelas nya terjadi.

Aira mendengar bunyi makian dari mulut gadis itu, saat menyalahkan dirinya sendiri, yang membuat Aira tersenyum karena wajah gadis itu sendiri begitu kecil dan imut, tetapi saat mengatakan kata-kata kotor, suara gadis itu begitu renyah dan tanpa ampun.

Dia meraih cardigan bewarna putih yang tersampir di kursi miliknya. Aira berfikir bahwa, Di dalam wilayah SMA kusuma bangsa sendiri dilarang memakai luaran yang bisa menutupi seragam sekolah, sehingga semua murid akan melepaskan mereka diluar gerbang sekolah, tetapi jika kejadian seperti seragam menjadi kotor seperti ini, para guru pasti akan memakluminya.

Aira mulai melakukan basa basi terlebih dahulu, membuat suara terkejut, "Astaga Tria, kenapa kau bisa begitu ceroboh, pergi kekamar mandi dulu, oh, dan pakai ini untuk menutupi nodanya"

Dengan itu gadis yang bernama Tria, penuh rasa syukur mengangguk dan terus berterimakasih pada Aira, sebelum terburu-buru keluar kelas.

Aira melihat meja dimana buku buku diletakkan yang dibeberapa titik terkena tumpahan susu juga, dia berdiri dan menjauhkan buku buku itu dari genangan susu cokelat ditengah meja, menaruhnya di pinggir meja supaya tidak lebih menjadi basah lagi.

Memang mudah untuk membantu membersihkan, tetapi Aira tidak ingin melakukan itu, karena melakukan kebaikan ada batasnya juga, seseorang yang tergantung dalam artian segala hal fisik seperti ini tidaklah baik, Aira tidak terlalu membutuhkan untuk melakukan hal itu, sehingga tidak ada kepentingan untuk membantunya.

Saat akan kembali ke tempat duduknya, dia bertemu pandang dengan Wisnu yang dengan cepat mengalihkan matanya kikuk, Aira mengedipkan mata sedikit untuk mengekspresikan keanehan lelaki itu, dan fokus lagi pada apa yang tadi dia kerjakan sebelumnya, yaitu mengerjakan soal soal yang telah kakak Ricky berikan padanya.

Edgar duduk di dekat jendela di barisan ke 2 dari belakang, dia melihat semua kejadian itu karena matanya selalu menjaga sahabatnya, Aira.

Sudah 2 minggu dia berada dikelas ini, dan tingkatan guru berbeda, dengan sifat mereka yang lebih ketat juga. Mereka tidak mentoleransi perpindahan acak tempat duduk, semua orang didasarkan pada peringkat mereka masing-masing, begitu memihaknya sehingga dia yang baru saja merayakan kenaikan peringkatnya baru baru ini, merasa tidak ada apa-apanya.

Edgar memandangi Wisnu yang matanya mengarah kedepan, lalu melihat Aira yang fokus pada pembelajarannya.

Dia mencium bau yang tidak sedap tentang hal ini.

Saat jam istirahat datang, Wisnu memperhatikan gadis itu lagi, yang selalu terlihat mencolok apapun yang dia lakukan. Sebejat apapun lelaki, mereka masih memiliki idaman, dimana kemurnian menggaris bawahi itu semua. Secara tidak sadar itu juga termasuk wisnu, dia memperhatikan wanita didepan papan tulis yang tengah tersenyum dengan orang orang yang mengelilinginya,

di kelas dua mereka diwajibkan mengikuti satu ekstrakulikuler, maka dari itu begitu banyak kakak tingkat yang datang untuk mengajukkan kelebihan kelebihan klub yang mereka miliki pada adik kelas seperti mereka ini.

Di depan, salah satu tangan Aira sedang memegang setumpuk formulir.

Dara yang sangat beruntung bisa sekelas dengan Aira tidak membuang waktu untuk mendekatinya, ''Aira apakah kau akan masuk ke club bahasa jerman?"

kebanyakkan orang, supaya tidak terlalu sulit untuk beradaptasi mereka memilih estrakulikuler yang telah mereka kuasai.

Aira menumpuk kertas dan memilah milah isinya di meja guru, dia tidak tau bagaimana dia bisa berakhir menjadi sekertaris kelas ini, saat Aira bahkan tidak mengajukkan diri.

AIRA (On Going)Where stories live. Discover now