Bab 94 : Bertemu kembali

2K 375 36
                                    

"Ayam pedas rebus?"

"Atau bagaimana dengan daging sapi asam manis..."

Saat siang, supermarket terbesar di pinggiran kota, sepi.

Keduanya yang saat ini menikmati libur hari minggu memutuskan untuk berbelanja, dan memasak.

Aira menoleh untuk memandang lelaki yang sedang mendorong kereta belanja, sepanjang jalan mendiskusikan apa yang harus dibuat untuk makan siang ini.

Kakak Ricky mengenakan topi hitam yang ditarik kebawah, sehingga kontur wajahnya tidak begitu terlihat. Mungkin itu untuk menghindari terlalu mencoloknya dia, tetapi dengan perawakannya yang tinggi, dan bahkan hanya separuh wajahnya saja yang terlihat, itu tidak bisa menutupi ketampanannya.

Pegawai toko daging yang mendengar percakapan kedua remaja itu, memberikan jawaban, "makan daging sapi untuk makan siang dan ayam untuk makan malam saja nak"

Aira mencoba menggelengkan kepalanya karena mereka berencana pergi ke restaurant milik bibi Ida dan Evan dimalam hari, tentu saja mereka juga akan makan disana, tapi Ricky sudah terlebih dulu menjawab, "kedengarannya bagus, aku akan makan keduanya"

Menoleh dan memberikan perhatian, Aira berbicara lewat mata. Kita akan pergi ke restaurant, tapi kakak masih ingin makan siang dan makan malam?

Secara menakjubkan Ricky langsung mengerti, dia mengangguk dan berkata apa adanya, "kau terlalu kurus Aira, memakan keduanya untuk makan siang bukanlah porsi yang terlalu banyak"

Aira membuka dan menutup matanya untuk itu, melihat daging dilengannya yang menurut Aira tidak ada masalah apapun, tapi tidak mengutarakannya.

Tukang daging itu mengambil segenggam daging dan bertanya, "berapa banyak yang kalian inginkan?"

Aira berfikir sejenak, "Sekitar dua kilogram"

Ketika akhirnya mereka menerima daging, Aira menyebutkan membeli sebotol susu untuk Rene juga, meskipun Rene sudah memiliki stok banyak untuk minuman kesukaannya itu, Aira hanya ingin membelikannya saja untuk adiknya tercinta.

Mereka akan memasak di rumah Aira, karena hanya ada Rene sendirian disana, sedangkan ibunya sedang pergi keluar, dan ayahnya, meskipun sekarang hari libur, ada hal mendesak yang terjadi, urusan yang menyangkut pekerjaan.

***

Langit sangat gelap, dan mungkin karena ditambah mendung, menjadikan bintang dilangit bahkan tidak terlihat satu pun.

Aira keluar dari dalam mobil yang dibukakan oleh William, dan melihat sekeliling dengan terdiam.

Jalan gelora..

jika bisa, Aira tidak ingin lagi berhubungan dengan tempat atau jalan ini.

Bukan tanpa alasan Aira mengatakan bahwa dia tau akan jalan ini, tatapannya berhenti pada gedung bertingkat 5 diseberang tempat dia berdiri, sekolah Adibrata, sekolah terburuk dikota, dengan biaya perbulan yang sangat murah, tidak dikenakan uang gedung, dan juga buku awal yang dibagikan secara gratis. Dengan kata lain, sekolah ini adalah sekolah amal, dia ingat bagaimana mudahnya Aira mencari sekolah ini di internet, untuk keburukkannya sendiri.

Memilih sekolah yang berisi orang-orang yang sekacau dirinya disini.

Mengitari depan gerbangya, jika siang hari itu penuh dengan tenda tenda penjual makanan.

Aira memiliki begitu banyak uang, ayahnya memberikan itu perbulan, kadang perhari, dikirim ke rekeningnya tanpa terlambat, awalnya dia tidak sudi menggunakan uang itu, tetapi otaknya memikirkan membuat kekacauan untuk keluarga nya sendiri,

AIRA (On Going)Where stories live. Discover now