9 - Sophia Vs Madonna

22 1 0
                                    

Layaknya seorang pekerja, ditahun pertama kehidupan sekolahnya Iyem sudah sibuk dengan beberapa pekerjaan . Pelajar normal biasanya hanya akan sibuk dengan mengerjakan tugas dan ekstra kulikuler. Namun kehidupan sekolah Iyem digeluti oleh super ekstra kulikuler dengan menjadi duta besar dalam setiap acara sekolah. Belum lagi pekerjaan lepasnya yang menjadi model dan penulis. Iyem sempat kewalahan namun sangat menikmatinya.

Karena popularitasnya sebagai selebriti disekolah, Fans dan haters pun semakin bertambah setiap harinya. Belum lagi pengaggum rahasia disosial media yang bersembunyi dibalik akun bodongnya. Iyem menjadi sebuah simbol disekolah. Entah simbol apa. Diapun mendapat julukan sang Madonna. Apapun yang ia pakai akan menjadi trend dan panutan disekolah, begitupun dengan dialek jawanya yang kental. Kini hampir semua murid disekolah berusaha berbicara dalam aksen jawa.

Dimata mereka Iyem nampak imut sekaligus seksi. Belum ada yang menduduki takhta kategori imut sekaligus seksi disekolah itu sebelumnya. Hanya ada satu murid yang hampir mendekatinya, yaitu kakak kelasnya, Sophia.

Sophia adalah kakak kelas Iyem satu tahun diatasnya. Konon sebelum Iyem masuk sekolah disana, Sophialah yang menjadi sang primadona. Dialah satu-satunya yang menjadi duta besar pada setiap acara disekolah. Sophia tidak hanya cantik namun juga pandai dalam bahasa inggris dan dialah yang sering menggaet piala berdebat dalam bahasa inggris ditingkat nasional. Kepiwaiannya dalam berdebat belum ada yang menggantikannya. Tak ada yang heran kalau gadis itu menguasai dunia debat mendebat mengingat karakternya yang mirip dengan seorang politikus. Banyak guru yang menerka kalau gadis itu akan menjadi seorang pengacara atau politikus hebat. 

Namun pamornya sebagai seorang primadona kini lambat laun memudar sejak Iyem menjadi murid disana. Dan Sophia mulai tak menyukainya. Apalagi sekolah mulai menawarkan tugas duta besarnya ke Iyem. Saat Sophia menanyakan soal itu, sekolah hanya membalasnya dengan tanpa rasa bersalah: "Kita berikan kesempatan ke yang lebih muda ya." 

Sophia kecewa mendengar balasan itu. Seberapa tuakah dirinya? Komentar itu membuat kepercayaan dirinya sedikit demi sedikit menghilang. Dia merasa bukan lagi gadis remaja yang memiliki masa depan gemilang. Diapun mulai pergi ke salon melakukan estetika diwajahnya. Dari filler wajah dan bibir hingga botoks. Bahkan dia meminta mamanya untuk berlibur ke Korea untuk merubah bentuk matanya. Mamanya yang gemar estetika tentu saja tak menolak permintaan putri satu-satunya, malahan dia mendukungnya. 

"Lebih muda lebih bagus perawatannya sayang!" Begitu komentar maminya. Sophie semakin tenggelam dalam dunia perubahan diri yang memperburuk kepercayaan dirinya. 

Apalagi dengan berpindahnya Evi ke kubu sebelah. Evi adalah mantan ajudannya yang sebelumnya selalu setia menemaninya sejak ia masuk sekolah itu. Namun saat Iyem mulai membuka lowongan pekerjaan untuk menjadi managernya hampir delapan puluh persen murid disekolah melamar, termasuk Evi.

Siapa yang tak ingin bekerja dengan seorang madonna yang digadang-gadang akan menjadi seorang seleb terkenal? Tentu saja mereka tak ingin melepaskan kesempatan ini.

Evi sebagai siswa tergalak disekolah akhirnya terpilih menjadi manager Iyem. Sengaja Iyem memilihnya karena karakternya yang seperti centeng tanah. Serta alasan utamanya karena gadis itu adalah tangan kanan primadona disekolah, si Sophia. 

Kebencian Sophia terhadap Iyem semakin menggerogoti pikirannya. Hari-harinya disekolah seperti neraka karena semua perhatian kini mengarah hanya pada Iyem. Tak ada lagi yang  mengelukan dirinya. 

Jealouskah dirinya dengan Iyem? Mungkin saja. Tapi dia bukan tipe gadis yang mudah menyerah hanya karena Iyem lebih sedikit cantik darinya. Karena kalau dibandingkan dengan Iyem, ia lebih memiliki otak ketimbang gadis dari kampung itu. Lalu kenapa Iyem lebih popular dan mendapatkan perhatian lebih banyak ketimbang dirinya? Sophia mengeluh dan memutuskan untuk mencari tahu tentang gadis itu.

CINDYEMRELLAOnde histórias criam vida. Descubra agora