21 - Ganesha Reunion

15 1 2
                                    

Dengan berat hati Evi akhirnya menerima ajakan Cindy untuk merayakan ulang tahun bersama walau sebenarnya hari ulang tahun mereka tidak jatuh di hari yang sama. Evi sendiri sebenarnya tidak menyukai pesta ulang tahun. Dia hanya merayakan ulang tahunnya dengan keluarga atau teman dekat. Itupun dirumah dengan makan bersama, menikmati masakan hasil buatan mamanya. Perayaan ulang tahun yang sederhana ini akhirnya menjadi kebiasaan dikeluarga mereka setiap tahun. 

Namun demi membahagiakan si bos, Evi rela menyampingkan kebiasaan yang sudah dilakukannya selama bertahun-tahun. Dia tidak tega untuk menolak tawaran Cindy yang begitu antusias untuk merayakan ulang tahun bersama. Namun Evi memberikan ultimatum kalau mereka tak akan menggunakan gaun yang sama dimalam pesta ulang tahun. Cindy menyetujuinya tanpa syarat. 

Sejak dua bulan lalu Evi sudah sibuk dengan persiapan pesta ulang tahun Cindy. Lisa membantunya  menyusun tamu undangan serta pemesanan hotel. Evi masih tak menyukai wanita yang bekerja sebagai manager salon itu. Namun demi kelancaran pekerjaannya, mau tak mau Evi harus bekerjasama dengan Lisa. 

Tanpa disangka mereka, persiapan pesta ulang tahun Cindy tercium oleh media. Tentu saja mereka tak mau ketinggalan dengan berita tentang hari besar sang artis yang namanya membumbung tinggi sejak pemutaran film pertamanya. Bahkan beberapa stasiun televisi menawarkan pertunjukkan langsung keseharian Cindy dalam persiapan ulang tahunnya. Evi menolak mentah-mentah ide gila itu tapi Cindy sebaliknya, menyambut ide itu dengan gembira.

Alhasil, nama Cindy semakin ramai dibicarakan, terutama dikalangan konglomerat.  Beberapa sebutan baru untuk Cindy bermunculan dimedia. Ada yang menyebutnya orang kaya baru, puteri yang hilang, wajah baru yang akan mendobrak dunia artis, dan lain sebagainya. Semakin banyak media meliputnya, semakin semangat Cindy menyambut hari ulang tahunnya.

Sejak pertunjukkan langsung mulai diliput oleh stasiun televisi, baik hadiah dan surat datang dari penjuru pulai berdatangan. Ada yang mengirimkan bunga, makanan bahkan pakaian dalam. Cindy menerima semua hadiah itu dengan sukacita. Diam-diam dia mengagumi energi yang ada dalam diri Cindy. Tak ada satupun kiriman dari penggemarnya yang lewat dari perhatian Cindy. Gadis itu memang sudah terlahir secara alami untuk menjadi milik publik.

Seminggu sebelum pesta perayaan, Evi menerima surat yang berasal dari kampung asal Cindy. Kening Evi berkerut membaca nama si pengirim diamplop surat. Ganesha. Dia menyerahkan surat itu ke Cindy. Seketika itu juga Cindy langsung melonjak kegirangan. Setelah membaca surat itu, Cindy meminta Evi untuk mengatur persiapan kedatangan gengnya, Ganesha. Dua hari kemudian geng Ganesha tiba di Jakarta. 

"Ya ampun Yem! Kenapa kamu jadi tambah cantik?!" Seru Linda begitu melihat Cindy. 

Cindy tersipu malu mendengar komentar Linda. Sahabatnya yang dikenal sangat feminim itu, kini terlihat jauh lebih dewasa dari empat tahun yang lalu. Begitupun dengan yang lainnya. Terutama Santi, kepala suku geng Ganesha. Gadis muda yang selalu serius itu kini terlihat seperti seorang ibu lurah dengan kaca matanya.

Mereka tak hentinya berdecak kagum dengan kehidupan Cindy yang sekarang. Hanya Santi yang terlihat biasa saja. Gadis itu selalu bisa mengontrol emosinya, sama seperti Evi. 

"Ini bukan rumahku. Nanti aku ceritain detailnya. Kalian harus ceritain dulu bagaimana hidup kalian disana. Siapa yang sudah menikah sama punya anak duluan?" Kata Cindy beruntun dan penuh semangat. 

Mereka saling berpandangan. Linda menoleh ke Ika, memberikan isyarat untuk memulainya. Dengan ragu dan enggan Ika mengangkat tangannya. Cindy terbelalak bersemangat. 

"Aku tahu, pasti kamu nikah duluan! Sama siapa? Mana anakmu sekarang?" 

Ika terdiam, begitupun dengan yang lainnya. Melihat wajah murung mereka, Cindy mencium sesuatu yang tak beres. 

CINDYEMRELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang