40. Hal Baru

12 4 1
                                    


Niko dan Mira mengikuti sinyal GPS di ponsel Jovian. Karena fokus menatap layar ponsel dan arah sinyal, Niko langsung menarik Mira yang hendak menabrak dinding. Dengan rasa malu, Mira menatap Niko dan meminta maaf atas kecerobohanya.

"Hehe.. terima kasih! Aku sampai lupa liat ke depan." Kata Mira bernada malu-malu.

"Gak apa-apa, lain kali hati-hati." Niko melihat ponsel Mira, di mana titik sinyalnya terputus. "Jadi, titiknya udah mati?"

"Yup, kayanya di dalam ruangan ini, deh." Jawab Mira dengan ekspresi sangat yakin seraya menatap ruangan di hadapannya.

Kali ini Niko percaya pada Mira, apalagi ruangan itu berada cukup terpencil dari ruangan ekskul yang berjejer di lantai 4. Kemungkinan saja, tempat ini menjadi tempat di mana pencuri mengumpulkan barang curiannya sebelum digunakan atau dibawa pulang.

Kini keduanya hanya bisa menantikan, siapa yang akan keluar dari ruangan tersebut. Yang pasti, dia adalah biang kerok yang sudah meresahkan kedamaian sekolah mereka.

"Ok! Kita tunggu dia keluar 'kan?" Tanya Niko pada Mira.

Mira mengangguk paham, langkahnya perlahan berbalik menuju koridor. "Kalau kita nunggunya di sini, mungkin dia bakal tau kalau lagi ditunggui."

"Betul juga!" Niko pun mengikuti Mira yang berjalan menuju bangku di bawah jendela koridor.

Keduanya duduk bersama, menantikan sang pencuri keluar dari ruangan. Mira tak henti-henti melihat ponselnya, berharap sinyal GPS di ponsel Jovian muncul kembali.

Pada pukul 15:44, Jovian menghampiri keduanya yang tengah duduk menantikan sang pencuri. Dia yang merasa gelisah, langsung menanyakan soal kondisi ponselnya yang menjadi umpan atas rencana gila Niko dan Mira.

"Mana HP-ku?" Tanya Jovian gelisah.

"Yah.. di dalam ruangan itu," Jawab Niko bimbang seraya menunjuk ruangan yang dimaksud. "Tapi tenang! Sebentar lagi orangnya bakal keluar kok!"

Jovian mengernyitkan dahinya, kembali bertanya untuk mengonfirmasinya. "Serius? Udah berapa lama kalian di sini?"

"Uhn.. baru 15 menit." Jawab Mira yakin. "Eh.. mana Oliv?"

"Huh ..." Jovian mengangkat kedua bahunya, sebagai respon ketidaktahuan. "Aku kira, dia sama kalian."

Yang betul aja! Dia kabur lagi? Pikir Niko geram.

Sekian lama menunggu, akhirnya pintu ruangan yang mereka pantau terbuka pelan. Dari dalam, keluar beberapa murid laki-laki dengan tubuh besar. Wajah mereka pun terukir kebahagiaan, di setiap ekspresi yang mereka ciptakan.

Jovian yang geram, langsung melabrak mereka dan menghiraukan peringatan dari Mira.

"Jovi! Jangan!" Pinta Mira bernada khawatir.

"Diam! Aku mau tanya di mana HP-ku!" Tegas Jovian membara.

Mira langsung membuang wajahnya, kesal seketika. "Yaudah! Terserah!"

Dengan frontal, Jovian menghampiri murid laki-laki itu, bertanya langsung soal ponselnya. Bukannya jawaban yang dia dapat, tapi sebuah pembelaan yang didasari atasi kepura-puraan.

"Woi! Lihat HP-ku?" Tanya Jovian pada seorang murid laki-laki.

Murid laki-laki yang Jovian tanyai menjadi bingung, dia melihat teman-temannya terlebih dahulu sebelum meresponnya. "Mana aku tau!"

"Halah!" Jovian mulai memanas. "Tadi jatuh di sekitar sini! Masa gak liat!"

"Kalau enggak memangnya kenapa!" Bentak murid itu, teman-temannya langsung mengepung Jovian. "Gak usah nuduh, ya!"

Mirai: REMAKE [END]Where stories live. Discover now