44. Fakta

11 4 5
                                    


Pukul 15:20, tujuh murid laki-laki dibawa ke kantor menghadap guru BP. Tiga di antaranya adalah Niko, Jovian, dan Ryan, yang ikut terlibat aksi perkelahian. Mira juga ada di sana, namun sebagai saksi yang berusaha menyelamatkan ketiga temannya.

Ketika Mira diberikan kesempatan untuk memberikan kesaksian, dia menjelaskan kejadian tersebut dengan penuh kejujuran. Mira menggambarkan kronologi perkelahian dan mencoba menyampaikan konteks yang mungkin menjadi pemicu konflik tersebut.

"Jadi begini, pak. Sejujurnya, ini cuma salah paham doang. Karena Niko, Jovi sama Ryan, menganggapku lagi dirundung! Tapi, aslinya enggak," Kata Mira seraya meyakinkan guru BK yang terbilang galak.

"Hm.." Guru BK berpikir sejenak, melipat kedua tangannya di bawah dada dan berkata. "Jadi, mereka berusaha melindungimu?"

"Ya.. mungkin aja,"

Guru BK bertanya pada murid yang berkelahi dengan ketiganya. "Apa kalian merundung gadis ini?"

"Enggak! Cuma debat aja, kok!" Tepis murid itu tegas.

"Begitu ya," Guru Bk balik bertanya pada Niko. "Dan kau? Kenapa bisa berkelahi?"

Niko kaget karena tiba-tiba ditunjuk, dia pun langsung melirik Ryan yang ada di sebelahnya. "Dia yang mulai!"

"Kok aku!" Bantah Ryan. "Dia sendiri yang ikut, pak!" Tegasnya seraya menunjuk Niko.

Guru BK kembali terdiam, memikirkan hukuman yang cocok untuk ketujuhnya. Di saat-saat hukuman hendak dijatuhkan, datanglah Bu Rita yang membuat situasi menjadi lebih sederhana. Dia langsung mengambil alih peran guru BK, dengan membuat hukuman yang jauh lebih fleksibel.

"Kalian berempat, kumpulkan sampah dari gerbang, sampai aula!" Pinta Bu Rita pada murid yang berkelahi dengan ketiganya.

"Rita! Apa-apaan kau ini?!" Tanya guru BK dengan ekspresi heran.

"Maaf, pak. Tapi ketiga orang ini tanggung jawabku, jadi biarkan aku yang memberi mereka hukuman," Ucap Bu Rita penuh tanggung jawab.

Guru BK mengangguk-angguk, menyerahkan ketiga murid itu pada Bu Rita. "Baiklah! Mereka tanggung jawabmu sekarang!"

Guru BK pun menggiring keempat murid yang menjadi lawan Niko, Jovian, dan Ryan keluar dari ruangan. Sedangkan Bu Rita, secara mengejutkan membebaskan Jovian begitu saja. Yang pasti, membuat Mira, Niko, dan Ryan bingung.

"Jovi, keluarlah." Pinta Bu Rita.

"Yes!" Jovian pun bergegas keluar, meninggalkan ketiganya di dalam ruangan BK.

Cih! Kok bisa gitu! Batin Niko. "Bu! Kenapa Jovi bisa keluar? Gak adil betul!"

"Memangnya kenapa kalau ibu berat sebelah? Orang ibu suka kok!" Bu Rita mendekat, memperhatikan Niko dengan tatapan yang penuh tanda tanya. "Kau tau apa yang kau perbuat? Apa berantem membuatmu jadi hebat?"

Niko menggeleng, menyangkal hal itu. "Enggak, tapi 'kan.."

"Berantem ya berantem! Ada kata lain?" Dengan tegas Bu Rita langsung memberikan hukuman untuk keduanya. "Bawa orang tua kalian ke sini!"

"Tapi, orang tuaku ada di Medan, kaya mana?" Tanya Ryan.

"Saudara juga gak apa-apa," Balas Bu Rita lalu kembali memperhatikan Niko. "Dan kau? Dheiman? Apa ada saudara di rumahmu?"

"Enggak, cuma Ocha." Jawab Niko pesimis.

"Ok, bawa dia!"

"Mana mungkin!" Tampik Niko dengan rasa keberatan. "Dia masih SMP!"

Mirai: REMAKE [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora