4

10.3K 782 17
                                    

Yuk kenali lebih dekat Author dan ngobrol ngobrol tentang Novel ini di Ig
@widyaarrahma20_
Yang ada _ nya yah























Setelah mendamaikkan hatinya, menghapus Air matanya, Auri kembali memakai kacamatanya lalu keluar kamar untuk mengambil kopernya untuk menyusun baju bajunya meskipun sedikit perlu usaha membawa semua bajunya ke lantai 2

Auri memilih kamar di lantai 2 yg lebih luas dan pemandangannya lebih indah

Disini ada 4 kamar biasa dan 1 kamar Art dilantai 1

4 kamar lainnya di lantai 2 sementara dapur, meja makan, ruang tamu, ruang keluarga semuanya dilantai 1 termasuk ruang bersantai yang ada kolam ikannya

Auri juga melihat 1 motor di garasi dalam rumahnya yg masih baru dan kunci motor yang tergantung

Dia mulai menata baju bajunya masuk ke 1 lemari besar, tak lupa menyusun beberapa bawaan dari Pesantren seperti boneka, bantal, hiasan kamar dna lain lain

Hingga Malam, Auri turun lagi ke lantai satu, duduk di ruang bersantai yg beralaskan rumput sintetis dengan 2 kursi

Sepi dan dingin

Itulah yang dia rasakan sekarang, disaat kedua orang tuanya bisa merasakan hangatnya keluarga, dirinya kini hanya bisa merasakan sepi dan dinginnya kesendirian dalam komplek yang bahkan 1 orang pun tiada yang dia kenal

Setetes air matanya kembali turun mengingat semua kejadian yang terjadi selama 8 tahun ini

8 tahun belakang bukan hal yang mudah, melohat kedua orang tuanya bertengkar, dia hanya dipeluk kedua kakaknya yang kini sudah bersama keluarganya masing masing juga

Di Pesantren dia merasa aman, msrasa nyaman banyak kawan namun sedih bila mana waktunya sambangan dia hanya bisa berdiam di kamar karna tak ada satupun keluarga yang menyambang

Pernah waktu itu kedua kakaknya menyambang pun karna dia sakit sudah 1 minggu demam

Kedekatannya dengan putra bungsu kyainya itu menambah rasa betahnya di Pesantren apalagi janbi Gus Luthfi yang akan menikahinya itu membuat dia semakin merasa bahwa Pesantren adalah jawaban atas doa kebingungannya

Namun nyatanya ?

Pil pahit kembali dia telan atas pernikahan Gusnya dengan perempuan lain

"Kenapa harus Auri bu, yah, Gus ?" Ucapnya membatin dengan air mata yg semakin deras

Dia menghapus air matanya, menatap langit yang nampak jelas dia lihat di genteng kaca yang ada diatasnya, hitam bertabur bintang

Indah namun tak seindah kehidupannya

Hpnya yang dia taruh di meja makan terus terusan berdering

Tertulis nama ibu, dan bapaknya

Namun ada 1 pesan yang masuk dari Gus Luthfi yang dia pilih untuk dibuka dari pada menjawab panggilan kedua orang tuanya itu

Auri, maaf jika keputusan saya membuat kamu memilih meninggalkan Pesantren ini. Maaf jika saya menambah lagi lukamu.
Penjagaan saya untukmu hanya sampai sini Auri. Jika memang Allah menakdirkan kita bertemu lagi, mari bertemu dalam keadaan bahagia versi masing masing.

Sekali lagi saya minta maaf Auri.
Doa saya yang terbaik untukmu, maaf namamu tak lagi terucap dalam doaku mulai saat ini

Berbahagialah Auri

Auri menutup matanya, Air matanya kembali jatuh tak dicegah, dia duduk di kursi itu, menutup wajahnya

Dadanya serasa sesak mengingat semua kenangan dengan Gus nya itu

"Harus kemana aku lari ya Allah" ucapnya

Dia butuh suport, dia butuh pelukan, dia butuh sandaran, dan harus kemana dia mencarinya ?

Tangisnya merintih ditengah gelapnya malam, disaat semua orang tengah beristirahat dia terus merintih menangis diatas sajadah di sepertiga malam

Tak ada doa yang dia panjatkan hanya keluhan yang dia adukan, meminta pada Robb nya untuk diberi jalan keluar secepatnya

Dalam sujudnya air mata menyentuh sajadah alas sholatnya, sesaknya didada tak banyak orang tau

***********************************

Di pagi hari seusai Sholat dhuha dan murojaah sedikit, Auri duduk didepan kaca riasnya

Matanya sembab benar benar sembab, dia mengompres nya dengan sendok yang sudah direndam air es

Hari ini dia memilih keluar rumah, membeli hal yang ingin dia beli, menyegarkan fikirannya entah kemana dia akan pergi entahlah biar angin yang mengarahkan

Selesai dengan dandannya, dia keluar rumah memakai motor yang ada digarasi itu, untung saja di Pesantren dulu dia pernah belajar dan sering memakainya untuk keluar Pesantren jadi dia sudah mahir dalam mengendarai kendaraan beroda dua itu

Auri keluar dari gerbang Perumahan itu menyapa satpam yang bertugas lalu berjalan kearah utara, entah mau kemana diapun gak tau

Namun 10 menit dia meninggalkan rumah, Ibu nya datang dan menyapa Satpam namun tak diberi izin masuk oleh satpam karna peraturan Perumahan ini sangat ketat, orang lain tak boleh masuk jika tanpa izin dan yang punya rumah tak ada dirumah

"Maaf bu, mau kemana ?"

"Mau ke rumah anak saya di nomor 8"

"Oh pemilik rumahnya baru keluar 10 menit lalu bu"

"Loh, serius pak ?"

"Iya serius bu dan ibu gak diperkenankan masuk"

"Tau gak pak dia mau kemana ?"

"Maaf bu itu Privasi"

"Saya orang tuanya pak"

"Maaf bu saya gak bisa kasih tau"

"Oh ya sudah"

Ibu memundurkan lagi motornya lalu berjalan kearah selatan, mencari putrinya entah pergi kemana dia

Kembali ke Auri yang masih asyik menikmati jalanan kota, terlintas difikirannya ingin pergi ke pantai

Dia membelokkan motornya menuju gerbang pantai itu, membayar tiket masuk lalu mulai memasukki jalanan berpasir itu

Dia memarkirkan motornya didepan sebuah warung yang dekat sekali dengan bibir pantai

Auri memilih duduk di bebatuan dibawah pohon cemara cemaraan yang banyak tumbuh dipantai itu

Dia mengambil hp yg ada ditasnya, dan melihat banyak pesan dari ibunya yang menanyakan keberadaannya

Suasana pantai sepi karna ini hari kerja hanya ada beberapa bapak bapak pemancing di tempat yg jauh dari tempat duduk Auri

Suasana pagi ini begitu Syahdu, Auri menatap pantai dengan ombak yang tenang setenang hatinya saat disini

Lisan Auri memang diam, namun hatinya terus berucap kenangan kenangan indah dulu saat dia baik baik saja

Melihat laut sekarang dia hanya bisa berharap sabarnya juga bisa seluas lautan ini

HAMBEG KARTIKA Where stories live. Discover now