Yuk kenali lebih dekat Author dan ngobrol ngobrol tentang Novel ini di Ig
@widyaarrahma20_
Yang ada _ nya yahAuri menghapus air matanya, melipat kembali kertas itu, menutup wajahnya, dia tak kuasa menahan tangisnya
Dipeluk eratnya oleh sang suami
"Maafin saya Ning, Maaf" ucapnya disela tangisnya
"Sudah yah, sudah yah sayang"
"Maafin saya Ning saya suudzon sama Ning, Ning orang baik, saya gak menyangka semua ini akan terjadi Ning"
Gus Luthfi mengusap punggung istrinya, menenangkannya diselingi mencium kepalanya
"Sudah yah, kasihan Nabila kalau terus ditangisin sayang"
"Aku ndak enak Gus, aku belum minta maaf sama beliau Gus"
"Nabila itu pemaaf sayang, dia pasti mendengar ucapanmu dan pasti memaafkanmu"
Auri melipat kembali kertas itu lalu menaruhnya lagi dikotak dan mengambil kertas bertuliskan nomor 2 yg terselip di gamis putih itu
Assalamualaikum Mba Auri
Mba, gamis ini aku persembahkan buat wanita kuat, wanita penyabar, wanita yang InsyaAllah disayang Allah
Seorang Hafidzoh yang merelakan lelaki yang dia cintai untuk perempuan lain karna tanda takdzimnya pada sang guru
Tak berani berkutik saat mendengar kabar pernikahan lelaki yang dicintainya, menangis dalam diam, memilih menjauh untuk menjaga istri dari lelaki tersebut
Mba, kamu wanita hebat, kamu wanita spesial yang pernah aku temui
Gamis ini memang bukan aku yang jahit mba, aku pesan gamis ini dihari dimana aku tau bahwa lelaki yang kita cintai itu sama
Aku memesannya secara khusus dan aku mau mba memakainya di hari spesial mba dan lelaki yang mba Cintai
Yaitu Gus Luthfi
Mba, Aku membayangkan bagaimana cantiknya kamu memakai gamis ini saat menulis surat ini
Pasti cantik sekali dengan senyum bahagiamu yang tertunda
Aku minta maaf yah mba karna menunda kebahagiaanmu
Aku ngucapin terimakasih banyak, sudah mau mengikhlaskan gus Luthfi untuk memberikanku kebahagiaan walau sesaat
Mba, datanglah ke rumah baruku, bawa anak anakmu yang lucu itu nanti yah
Aku bahagia melihat kebahagiaanmu dan Gus Luthfi
Nabila Zuhraini Azhar
"MasyaAllah" ucapnya sembari mengusap air mata
Auri membuka gamis putih bersih itu, mengusap setiap detail dari gamis cantik itu
"Besok kita ke makam Nabila yah" ucap Gus Luthfi yang masih memeluk istrinya, beliau pun tak kuasa menahan air mata ikut membaca surat itu
Auri mengangguk lalu menyandarkan kepalanya di pundak suaminya
"Allah sayang banget sama beliau, sampai sebelum beliau menikmati nikmatnya alam kubur beliau diberi nikmatnya menikah, menjadi istrimu, berbakti padamu gus"
"Iya sayang, setelah Nabila meninggal jujur saya merasa kehilangan, dan saya merasa iri padanya, dia meninggal dirumah sakit tepat setelah mengkhatamkan murojaahnya pada saya"
"Ning Nabila di rawat berapa lama Gus ?"
"Gak lama, dia gak pernah mau dibawa kerumah sakit, bahkan dia mau meninggal itu di rumah saja, dia sudah mempersiapkan semuanya, seakan kematian bukan hal yang menakutkan baginya, dia sudah menyiapkan kain kafan sendiri, saya iri padanya yang begitu siap menyiapkan kain kafan. Saat masuk rumah sakit dia minta saya untuk menyimak hafalannya dari surat Al Baqoroh hingga akhir dan di ayat terakhir surat An nas, Nabila mengucap kalimat Syahadat dan wafat dengan mudahnya. Para dokter pun tak percaya Nabila meninggal semudah itu tanpa masuk ICU, dia seminggu diruang Inap, dan dokter pun heran dengan itu"
"Dia Khadijahmu gus, wanita terbaik untukmu, wanita yang lapang dadanya, luas kesabarannya"
"Dia memang meneladani sifat Sayyidah Khadijah yang mendukung suaminya, bahkan semenjak awal dia menikah dia meminta saya untuk Sholat dengan sajadah yang aslinya adalah sorban putih dan saat di sakarotul mautnya dia meminta sorban itu untuk tambahan kain kafannya"
Gus Luthfi tak bisa menahan tangisnya kembali terbanyang itu semua. Ning Nabila bukan wanita biasa dari Nasabnya saja dia sudah mulia, dia hafidzoh Quran diwaktu kecil, dia sudah hafal seribu Hadist shohih, dia sudah khatam kitab kitab yang berat
Hingga menurutnya kematian bukan untuk ditakutti melainkan untuk ditunggu
"Kalau saya meminta begitu juga apa Gus mau ? Apa Gus mau menyiapkan sorban juga untuk saya ?"
"Akan saya turuti tapi tolong jangan pergi di waktu yang cepat, saya butuh kamu, saya belum mau kehilangan kamu lagi"
Auri mengusap lengan suaminya yang melingkar di pinggangnya
"Gus Mencintai Ning Nabila ?"
"Saya belum tau apakah rasa ini sudah tumbuh Cinta atau belum yang pasti saya memuliakannya sebagai istri begitupun dia. Dia khadijah saya seperti yang kamu ucapkan dan kamu, Aisyah saya"
Gus Luthfi mengeratkan pelukannya, dia mencintai Auri namun dia juga masih berduka akan kepergian Nabila, Khadijah nya
Nabila datang tanpa meminta Cinta dari nya namun meninggalkannya dengan kedukaan yang mendalam
Setelah kepergian Nabila, Gus Luthfi memang terkesan lebih dingin, dia yang dulu jarang ke Pesantren sekarang lebih sering ke Pesantren untuk mendatangi makam istrinya
Senyum diakhir hayatnya terus terkenang, Ning Nabila wafat dengan senyumnya seakan melihat tempat selanjutnya yg lebih indah
Betapa indahnya hidup seperti Ning Nabila
Semoga kita bisa mencontohnya
![](https://img.wattpad.com/cover/360927314-288-k740597.jpg)
YOU ARE READING
HAMBEG KARTIKA
Teen FictionAku melepasmu karna aku tau, memiliku hanya khayalan yg tak akan pernah terwujud aku bisa saja menyimpan perasaan ini untukmu sampai kapanpun namun aku yak bisa menyimpan rasa cemburuku kala lisanmu menyebut Qobiltu untuk perempuan lain