12 Viewpoint

4.1K 291 93
                                    

"Ahhh..."

"Pelan-pelan, Ca. "

"Ini pelan-pelan, Mas. "

"Shh...ahhh..."

"Keatas, Ca. "

"Ini? " Rony mengangguk pelan. "Pelan-pelan." peringatnya sebelum memejamkan mata.

"Tahan ya. "

Rony menggigit bibir bagian bawahnya, ia mengerang kencang. "Ahhhhh..."

Krek!

"Nikmat kan? "

Rony membuka matanya, mencebik. "Nikmat apanya, sakit tau. " keluhnya.

"Makanya hati-hati kalau ngerjain sesuatu itu. " omel Salma.

Ya, Rony berniat mengganti lampu diruang loundry yang mati. Ia naik pada bangku, saat turun tak sengaja ia salah pijakan yang akhirnya lelaki itu terjerembab jatuh. Sementara Salma yang sedang masak langsung meninggalkan kegiatan berlari menuju asal suara. Rupanya Rony terjatuh, kaki yang menjadi tumpuannya sedikit terkilir. Untung sedikit banyaknya Salma bisa meredakan rasa sakit itu. Ibunya yang mengajari, dan untungnya lagi ke kilirnya tidak terlalu parah.

"Tapi enakan kan? " Rony memutar kakinya yang selonjoran dilantai, "Better."

Lanjutnya, "Makasih, Ca. "

Salma mengangguk, "Sama-sama."

Salma bangkit mengulurkan kedua tangan membantu Rony bangkit. Rony menerima kedua uluran tangan itu, kakinya sudah lumayan enak menapak. Salma jago juga.

Rony duduk dibangku pantry, Salma melanjutkan masaknya.

"Ca, kamu jago juga ngurut mengurut ya. Gak mau buka jasa urut, Ca? Disini kayanya langka loh. " celetuk Rony.

"Terus aku nawarin jasanya pake kacamata item gitu ya? " cebik Salma, tangannya sibuk memegang laci yang berada diatas wajan.

Rony menyahut, bergurau. "Bawa tongkat jangan lupa. "

Salma menoleh menatapnya berang, Rony tertawa pelan. "Bercanda sayang. " tambahnya, "Makasih loh..."

Salma bergumam, "Makanya jangan ceroboh, kan bisa tunggu aku dulu. " omel Salma, pandangannya tak menatap objek yang sedang diomeli karena ia sibuk memasak.

"Iya, maaf..." ucap Rony pelan. Lanjutnya, "Aku bisa bantu apa? "

"Kamu diem aja, kakinya masih sakit juga. "

"Enggak, udah mendingan kok. " sahutnya, Rony turun melangkahkan kaki dengan hati-hati.

Ia berdiri disamping Salma, "Mas, bandel ya kalo dibilangin. " Salma masih mengomel.

"Udah gak sakit, Ca. Dikit doang. " ungkapnya, sementara Salma sibuk memasak Rony melipir ke wastafel mencuci beberapa perabotan dapur yang sempat Salma gunakan.

"Mas, biar aku aja. " larang Salma, Rony membantah. "Mumpung libur, Ca. Masa aku liatin doang, lagian aku lagi gak ngapa-ngapain. " belanya.

Salma menghela napas, masakannya sudah jadi. Ia menghampiri Rony, berdiri disebelahnya. Salma mengambil perabotan yang sudah Rony basuh untuk ia lap dan ia letakkan pada rak sementara disamping wastafel.

"Sebenernya ini tugas aku loh, Ca. "

"Mana ada. " ralat Salma cepat.

"Iya, semua tugas rumah tangga itu jadi kewajiban aku. Mulai dari nyediain tempat huni, rumah. Mencukupi semua kebutuhan kamu. Tugas rumah tangga kaya cuci piring, cuci baju, nyapu, ngepel, masak dan lain sebagainya itu jadi tugas aku sebagai Suami disamping kewajiban cari nafkah. " jelas Rony pelan dengan lembut sambil membasuh beberapa sendok. Salma sedang mengelap piring basah menggunakan kain lap.

Hi Switzerland (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang