DANGEROUSBOY\4

9 0 0
                                    

     Samar samar gadis itu melihat langit langit diatasnya, bukan seperti kamar yang biasa ia tempati, belva mengangkat tubuhnya perlahan kepalanya begitu terasa pening.
     "GUA MAU PULANG" Belva berteriak dengan mata masih tertutup, bukannya terus bangun gadis itu malah kembali merebahkan tubuhnya meracau tidak jelas.
      "VIN... lo denger gua kan , gua mau pulang sekarang..!!"
       "Vino sama ceweknya" suara bariton yang sama sekali asing ditelinga Belva seketika membuat kesadarannya berangsur kembali, tak biasanya Vino yang ia kenal akan tahan mendengarnya meracau dan langsung membawanya pulang ke apartemen, tapi yang ia dapatkan kali ini hanya jawaban sinis yang begitu dingin.

    "Lo siapa? jangan macem macem, vino bakalan bunuh lo kalok berani ngusik gua apalagi di wilayah dia," Belva menepi keujung ranjang, dengan tatapan terus mengawasi laki laki dengan setelan gelap duduk santai disofa pojok kamar, Belva seketika meloncat dari kasur menuju kearah pintu, ringisan keluar dari bibir ranumnya sebab tubuhnya terantuk nakas ketika reflek bangun tadi.

     "pintunya kenapa gak bisa " Belva berbicara sendiri seolah ruangan itu hanya ada dirinya, degp jantungnya semakin menggila mendapati laki laki itu bangun dari duduknya dengan sebuah pistol ditangan, tatapannya begitu mengintimidasi.

     "woyyy, siapapun dilusr tolongin gua" tak terasa air mata Belva kian deras mengalir, belum usai rasa pusingnya sebab terlalu banyak minum kini ia terkpar , lututnya seeakan tak berfungsi bahkan tiada suara yang keluar dari mulutnya sekalipun ia kerahkan seluruh tenaganya untuk berteriak, ia hanya menggelengkan kepalanya pelan memohon untuk dikasihani. Bukan lagi pistol melainkan pisai bermata dua yang begitu mengkilat tepat berada di depan matanya mengiris pipinya pelan, hingga bisa ia rasakan hangatnya darah segar yang bercampu dengan dingin air mata yang mengalir pelan.

     "seseorang yang terbunuh raganya mungkin mati, namun dendam bisa membuat ia abadi"

kata kata dingin penuh penekan mengalun layaknya sirene kematian ditelinga Belva, berbagai macam kenangan terpatri dipelupuk mata gadis itu, bagaiman adiknya, orang tua, teman juga keluarga besarnya, ia tidak ingin mati sia sia, nafas Belva terasa tercekat ditenggorokan, tak ada yang mampu ia lakukan kecuali menutup mata, tak ada yang terjadi beberapa menit setelahnya hingga Belva kembali menyipitkan matanya dan..

     "AAAAA......."

     "Apaan sih beng, bangun kebo udah pagi"

     "Gu..gue di mana" Belva memasang wajah bingung bercampur takut membuat vino yang sibuk dengan handphone ditangannya terdiam.

     "Sok oon apa emang amnesia sih lu udah tau kamar gua, dibuat berantakan juga" Vino terlihat kesal beranjak dari sova menuju kamar mandi.
      "Vin jangan tinggalin gua woy" Belva meloncat dari tempat tidur dan berlari kearah vino.
        "Gila aja lo mau ikut gua pup" Vino mendelik kearah Belva, penampilannya acak acakan  khas orang baru bangun tidur tapi tudurnya gara gara mabok, yakayak Belva ini macam kena banjir bandang rambutnya mirip sibga belum lagi riasan wajahnya yang menyaingi badut.
        "Yaudah cepetan anterin gua pulnag" Belva dusuk di sova yang tadi vino tempati.



UWUUUUU😭😭😭 sedih banget tau kenapa bisa semales ini sih buat nulissss....

     
Semangati  dong ya dengan vote and coment banyak banyak...
Fighting

    

I'M NOT MEWhere stories live. Discover now