Bab 1 - 1 Sarapan Yang Memuakkan

7 2 1
                                    

"Kata orang orang, rumah itu tempat istirahat ternyaman dan tempat yang paling aman untuk kita berlindung. Tapi, gimana kalau rumah yang kita anggap tempat teraman justru malah menjadi pemicu luka terpedih?"
-Arzalana Ragatha Ravendra-

"Hal yang paling memuakkan adalah ketika rumah yang dulunya bahagia kini menjadi rusak hanya karena suatu kejadian lama yang tidak disengaja."
-Reyhan Raffatha Ravendra.

"Biarpun dunia jahat sama kamu, masih ada aku dan lainnya yang siap merangkul mu hingga akhir, kamu orang baik, dan gak pantes diperlakuin seperti itu, kamu bakal dapetin kebaikan yang lebih dari kebaikan mu saat ini, terus lah berjuang!"
-Fathan Dianta Fegano-


"Lo bahkan sekuat itu ngejalanin dan nanggung luka selama ini sendirian. Kalau lo gak ada rumah buat singgah, kita selalu siap buat rumah singgah lo yang paling nyaman."
-Zaki Arya Febbryan-

"Capek boleh kok, sekuat kuatnya manusia pasti semua manusia merasakan apa arti lelah, seperti lo. Gue akui lo emang kuat mental dan fisik, tapi gue tau, lo gak sekuat itu buat ngehadapinnya."
-Karina Navera Yoaga-

"Semoga kesabaran lo dapat membuahkan hasil yang membahagiakan, gue tau gak segampang itu buat sabar selama ini, tapi tunggu aja sebentar lagi, tuhan maha adil kok"
-Farrel Rakaza Aditama-

"Bang Reyhan! bang Reyhan! Lana boleh gak berangkatnya sama abang pagi ini?" Tanya seorang gadis cantik yang sudah siap untuk pergi sekolah dengan seragamnya, dia Arzalana Ragatha Ravendra dengan sejuta topengnya. Ia berjalan beriringan karena ia yang mengejar lelaki yang selaku abangnya, dan menuju ruang makan dilantai bawah bersama dengan sang abang yang usianya tidak jauh dari usia nya.

"Kagak!" Tolak seorang laki laki remaja tampan yang dikenal sebagai saudara Arzalana, dia Reyhan Raffatha Ravendra.

"Terus Lana gimana sekolahnya? Mobil Lana ada di bengkel, bang Rey!"

"Bodoamat! Lo pesen aja ojol atau gak telpon Fathan cowok lo itu!" Jawab Reyhan ketus.

"Kenapa kalo sama Bang Rey? Kalo sama Fathan kan ayah tambah marah" tanya Arzalana sedikit sedih, karena orang baik sprti fthan dipndng buruk oleh ayahnya

"Telpon temen lo!"

"Lagian kenapa sih bang? Lana kan cuman mau berangkat bareng Abang, kenapa gak boleh?" Tanya Arzalana sedikit naik oktaf.

"Kenapa juga abang nolak Lana terus?" Lanjutnya. Reyhan menutup matanya lantaran mengontrol emosinya. Ia juga memberhentikan langkahnya.

"KARENA GUE GAK MAU LO BERANTEM TERUS SAMA AYAH!" Jawab Reyhan dengan teriakan, jujur Reyhan marah jika ada yang menggugat ucapannya.

Lana mengerjapkan matanya, ia juga sadar kalau abangnya semarah ini, Arzalana jadi merasa sedikit senang karena Reyhan seperti memperdulikannya hingga semarah ini. Sorry dia pede dikit gak ngaruh

Reyhan mengatupkan bibirnya karena sudah keceplosan berbicara seperti itu seakan akan ia peduli pada Arzalana, "Jangan Ge-er! gue bukannya peduli sama lo, tapi gue udah muak denger keributan apalagi lo yang ribut, muak tau gak! Dan lo.. Udahlah jangan manja! Telpon Karina bisa kan?" Ucap Reyhan masih dengan nada ketus. Lalu ia melanjutkan langkahnya untuk menuruni tangga. "Tapi kapan ya.. Lana bisa bareng sama abang?" Tanya Arzalana dengan suara yang pelan.

"Jangan manja lo!" Bentak Reyhan pada Arzalana. Reyhan memang nampak ketus, sinis dan bodoamat kepada Arzalana. Tetapi didalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia merasa kasihan dan sangat sayang pada adek nya sendiri, tetapi ego nya lebih besar daripada kata hatinya, ia gengsi untuk mengikuti apa kata hatinya hingga di menangkan untuk mengikuti kata ego nya. Sedangkan Arzalana adalah orang yang ingin mendapatkan perhatian dari seorang abang, untuk seorang ayah? Mungkin itu akan sangat sulit bagi Arzalana untuk melakukannya, jadi ia memulainya dari seorang abangnya, walaupun sudah dua tahun Arzalana ingin diperhatikan oleh Reyhan, namum Reyhan tetap gigih tidak ingin mengikuti kata hatinya, melainkan mengikuti kata ego nya. Reyhan juga nampak iri dengan penghasilan Arzalana setiap bulan hingga tahunnya yang mendapatkan banyak piala, piagam dan medal. Maka dari itu ego Reyhan semakin memuncak, bahkan jika Arzalana dimarah oleh ayahnya ia nampak bahagia, namun lama kelamaan ia nampak khawatir pada keadaan Arzalana. Dasar Reyhan kepribadian ganda! Wkwk.

ARZALANADove le storie prendono vita. Scoprilo ora