✨️S.E.✨️

16 9 0
                                    

Cukup sudah drama dalam 4 tahun aku jalani. Aku sangat bersyukur bisa melewatinya, walaupun harus dengan air mata. Akan tetapi, aku sudah meyakini bahwa semuanya akan indah pada waktunya.

Dan itu hari ini. Hari di mana menjadi pembalasan dari pengorbanan yang aku jalani selama 4 tahun. Hari yang menghasilkan keindahan dan kesenangan yang begitu berarti.

Aku tersenyum menatap cermin. Riasan tipis berwarna peach pada wajahku sangat senada dengan kebaya modern berwarna hitam yang kupakai.

"Terima kasih," ujarku pada wanita dewasa berhijab yang sudah membantuku untuk bersiap.

Wanita berkemeja army itu mengangguk, "Sama-sama."

✨️✨️✨️✨️

"

Selamat menyandang sebagai Sarjana nak, Ibu bangga sekali sama kamu!" lirih Ibu saat kami berpelukan setelah aku maju ke depan.

Tangaku tergerak untuk mengusap punggung Ibuku, "Terima kasih Bu. Ini sebagai bukti bahwa Alvi menginginkan untuk membalas pengorbanan Ibu dan Ayah, tetapi perjuangan Alvi belum selesai. Ini hanya pertengahan untuk Alvi bisa mencapai apa yang Alvi mau, doakan Alvi supaya berhasil ya Bu!"

"Pasti nak. Ibu selalu mendoakan kamu," balas Ibu lalu melepaskan pelukan kami dan menatapku sembari mengusap punggung tanganku.

"Maaf Ayah tidak bisa datang karena Ayah masuk rumah sakit," imbuh Ibu dengan isakan.

Aku mengangguk dan tersenyum, "Tidak apa-apa, kesehatan Ayah yang terpenting."

"Kakak cantik sekali hari ini," sela anak perempuan berbaju kodok, Dina.

"Betul-betul," imbuh seorang anak laki-laki setelan kaos dan celana jeans di pangkuannya.

Aku tersenyum simpul, "Terima kasih, kalian juga cantik dan tampan sekali."

"Terima kasih kak," seru mereka berdua.

"Habis ini kita foto, mau?" tawarku kepada kedua adikku.

"Mau-mau!"

Selepas acara wisuda selesai dan aku sudah mengambil foto dengan teman-teman terutama Selly, aku langsung mengajak orang tua dan kedua adikku berfoto dibantu oleh Alwer.

Ya, dia datang ke acara wisudaku bersama kedua orangtuanya. Terlihat gila memang, tetapi itu kenyataannya saat ini.

Menunggu Ibuku berbincang dengan orang tua Alwer. Aku memutuskan untuk berfoto dengan Alwer yang dibantu oleh Dina.

"Satu dua tiga!"

"Makasih ya!" ujarku pada Dina.

"Sama-sama. Aku ke Ibu dulu ya kak," ujarnya lalu berlalu pergi.

"Congratulations on your graduation, I'm proud of what you've accomplished. You're great baby," celetuk seorang lelaki berkemeja hitam.

"Terima kasih atas support yang kamu berikan. Mungkin, kalau kamu tidak mendukungku waktu judul skripsiku dicuri orang, aku tidak ada di sini."

Aku tersenyum simpul setelahnya dan menatap Alwer sebentar yang dibalas senyum manis olehnya.

"Today, you're beautiful but I prefer you the way you've always been," ujar Alwer yang membuat perutku terasa aneh.

"Thank you and you're handsome too," balasku dengan suara lirih.

ALVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang