25. End of Days

97 28 0
                                    

Anggi

Tepat pukul 13.00 WIB, ratusan maba gugus teknik mulai berbondong-bondong menuju lapangan GSD, untuk mengikuti acara closing ceremony. Terik matahari nampaknya tidak menyurutkan semangat mereka untuk sigap berlari-lari kecil, menuju ke lapangan, dengan didampingi oleh cofas masing-masing.

Sejauh mata memandang, bisa terlihat gelombang maba, yang telah mengenakan atribut berupa caping warna-warni dan jas almamater. Lengkap dengan rumbaian pom pom di tangan.

Mereka berbaris memenuhi sudut-sudut lapangan GSD. Sambil diiringi musik dari Galaband, barisan demi barisan maba mulai memasuki lapangan. Sesuai dengan konsep yang telah dirancang oleh panitia.

Rupanya antusiasme tidak hanya dirasakan oleh para maba saja, melainkan juga oleh masyarakat sekitar. Yang ingin turut serta menyaksikan gelaran closing ceremony.

Mereka terdiri dari orang tua, mahasiswa-mahasiswa senior, hingga pedagang asongan. Turut meramaikan tribun GSD. Semuanya ingin menyaksikan perhelatan akbar yang terjadi setahun sekali ini.

Setelah tugas memandu anggota gugusnya memasuki lapangan selesai, ia dan Zaki segera bergabung dengan panitia lain di pinggir lapangan. Menanti agenda selanjutnya, yang akan digawangi oleh panitia subdiv seremonial.

Closing ceremony dibuka dengan orasi dari Mapres (mahasiswa berprestasi). Yang memberikan pesan, tentang pentingnya berkontribusi dengan segala usaha terbaik bagi Indonesia.

Mapres juga memotivasi para maba, untuk terus mengejar cita-citanya. Sesuai dengan slogan "Dari Kampus Untuk Indonesia".

Marching band menambah semarak suasana siang itu dengan penampilan apik dan kompak, membawakan lagu "Mimpi".

Acara dilanjutkan dengan orasi kebangsaan. Yang disampaikan oleh seorang alumni, yang saat ini telah menjabat sebagai Menteri. Beliau menyampaikan dorongan kepada mahasiswa, mengenai pentingnya rasa nasionalisme, serta keharusan untuk gigih dalam mengejar cita-cita.

"Terus kejar mimpimu, terus kejar cita-citamu untuk satu Indonesia Raya!" seru beliau yang langsung disambut tepuk tangan seluruh peserta.

Orasi kebangsaan kedua dibawakan oleh Kepala Staf TNI AD. Beliau menekankan bahwa, kampus adalah tempat yang tepat untuk berprestasi. Sekaligus mengajak agar para mahasiswa, turut memajukan Indonesia.

"Cara membela negara dan memajukan negara ini hanya dengan satu hal, yaitu... kita semua bekerja sesuai dengan bidang kita masing-masing. Itulah bentuk pengabdian kita kepada negara ini, cinta pada negara ini," tutur beliau berapi-api.

KASAD juga memotivasi para maba, dengan turut duduk di lapangan, berbaur bersama untuk menonton video penuh inspirasi yang diputar.

Video tersebut berisi tentang perjalanan karir para alumni, yang telah tersebar di seluruh penjuru nusantara bahkan dunia, dengan keahlian dan peranan pentingnya masing-masing.

"Kalau tadi yang kita lihat sama-sama di video, senior-senior kita, bisa sukses di bidang masing-masing dan memberi manfaat bagi masyarakat luas. Bukankah kita juga harus bisa? Bisa tidak?" tanya KASAD yang langsung dijawab dengan tegas "bisa" oleh para maba.

Di sela-sela orasinya, KASAD mengundang dua mahasiswa yang berasal dari dua daerah terluar Indonesia, dan memberikan motivasi melalui perjuangan dua mahasiswa baru tersebut.

Beliau lalu menghubungi kedua orangtua mereka melalui sambungan telepon. Dan memberi kesempatan kepada para orang tua, untuk menyampaikan langsung harapannya pada anak mereka, setelah diterima kuliah di kampus ini. Harapan itu pun didengarkan oleh para maba lainnya sebagai pengingat dan motivasi.

Bad Senior in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang