01

720 82 27
                                    

Mobil sedan melaju pelan, rodanya berkelok gesit ditengah pelataran luas. Area parkir. Dalam satu hitungan mobil hitam itu berhenti bergerak. Pintu mobilnya terbuka, menampilkan pria mungil keluar dari sana. Berjalan penuh tekanan dengan aura gelap yang menyelimuti. Pintu otomatis terbuka saat keberadaannya terdeteksi oleh alat sensor dari pintu kokoh didepannya.

Di China teknologi mutakhir seperti itu sudah tidak asing lagi bagi para masyarakatnya. Segala bentuk alat canggih didunia saat ini 80% merupakan hasil ciptaan dari negeri tirai bambu tersebut. Ilmuwan muda berlomba-lomba menciptakan penemuan-penemuan baru, menghasilkan alat-alat super canggih yang berguna untuk seluruh benua.

Tidak heran jika di tempat-tempat seperti Game Center atau Arcade semua telah dilengkapi fitur yang begitu memandai.

Baru sedetik kaki pendek itu menampakkan telapaknya disana. Suara riuh menjadi sambutan pertama, secara cepat merambat ke gendang telinga. Teriakan dan tepuk tangan terdengar menggelora. Pemandangan yang bukan sekali dua kali Gyumin jumpai. Orang-orang itu berkumpul, mereka begitu kompak meneriakkan satu nama. Nama yang amat ia kenali.

"Sunflower!"

Suasana semakin ramai sejak lampu sorot aktif menjamah seluruh penjuru ruangan bernuansa ungu. Lantai pualam turut merekam, menyajikan bayangan-bayangan manusia yang tengah berseru semangat. Menatap lurus layar monitor yang terpampang jelas di barisan paling depan.

Gyumin, pria mungil itu menghembuskan nafas malas. Melangkah mendekati kerumunan, menerobos kepadatan ditengah ruangan. Wajahnya tampak semakin kesal ketika tubuh kecilnya hampir tenggelam diantara para manusia bertubuh tinggi yang Gyumin tebak 100% penghuninya adalah laki-laki.

"Permisi, permisi sebentar." Langkahnya menyibak kerumunan ditengah ruangan.

Gyumin mendengus memandang pria yang sama mungilnya dengannya. Pria manis itu duduk nyaman didepan deretan komputer, dari balik dinding kaca. Ketukan sepatu samar-samar terdengar. Kursi gaming sewarna langit malam itu bergerak santai mengikuti pemiliknya_orang yang menduduki kursi_ kecapan bibir tipis itu menjadi iringan kecil jemari lentiknya yang bermain lihai diatas keyboard.

"Pantas tidak menjawab teleponku, disini kau rupanya."


"Seal Double Kill Assist"


Gyumin berdecak kesal ketika notif  itu lagi dan lagi memasuki telinganya, pria mungil bernama lengkap Gu Yue Min itu menatap jenuh sekelilingnya yang terus membuat kegaduhan. Bunyi keyboard, suara tinjauan dari game, desingan pedang yang beradu bising akibat pertarungan didalam komputer dan sorakan dukungan para penikmat game itu sangat menganggu pendengaran.

Bergeming, Gyumin diam ditempatnya. Meski sesungguhnya sangat menyebalkan berada di keramaian seperti ini tapi untuk saat ini ia akan menunggu. Memang benar faktanya bahwa Gyumin tidak tertarik dengan yang namanya game dan semacamnya namun dikarenakan dirinya dulu sempat menjadi komentator dalam acara e-sport  ia jadi cukup memahami untuk menahan diri disaat menegangkan seperti ini.

Ya, permainan hampir mencapai puncaknya. Tidak boleh diganggu atau konsentrasinya akan terganggu. Suasana semakin panas setiap kali bunyi tinjauan dari layar kembali terdengar.



"Seal Triple Kill Assist"


"Seal Maniac Assist"


"Goodlike"



Seruan antusias para penonton semakin keras.

"Habat!"

"Mustahil.. trik macam apa itu?"

"Ini baru Sunflower!"

"Yeah, Sunflower kita tak terkalahkan!"

Gyumin melirik sekilas, mengamati sekitarnya kemudian mengulas senyum tipis. Mendengar pujian-pujian itu ditujukan untuk saudaranya tentu Gyumin sebagai adik merasa bangga. Wajah suramnya lenyap entah kemana, mungkin hanyut oleh suasana? Ya mungkin saja begitu.

Soulmate 🎮Onde as histórias ganham vida. Descobre agora