04

727 87 32
                                    

Zayyan berlari terburu-buru. Langkah pendeknya berusaha secepat mungkin mengejar lift yang hampir tertutup. Sepatu putih berdecit, tangan terulur menghadang pintu dan dalam hitungan detik tubuh mungil itu telah melesat diantara lift yang kembali terbuka.

"Huftt... untung tidak ada yang jatuh."

Helaan lega terdengar begitu tubuh mungilnya berhasil masuk kedalam. Zayyan menyeka keringat yang mengalir dipelipis. Pria manis itu lantas menggelengkan kepala, tak habis pikir.

"Ck,ck,ck, manusia serakah mana yang membeli makanan sebanyak ini?"

Menatap paper bag yang menggunung didepan badan lekat-lekat, senyum lebar mengembang selepasnya. "Ya, itu aku!" Serunya renyah kemudian tertawa geli.

Si manis bergumam riang, malam ini ia bersama anggota tim lainnya akan singgah sejenak selama satu malam. Hal itu diakibatkan karena para anggota sedang lelah dan sepertinya tidak punya semangat untuk menempuh perjalanan kembali ke markas. Mereka kalah dalam pertandingan latihan sore ini.

Sedikit mengecewakan sebab gara-gara itu juga perkenalkannya dengan para anggota Phoenix menjadi tertunda. Alhasil peresmian bergabung nya ia di Phoenix akan diumumkan lusa setelah mereka kembali ke markas.

Sayang sekali, padahal ia sudah menyiapkan kata-kata untuk perkenalannya hari ini.

Daripada bosan di dalam kamar, Zayyan pun pergi untuk membeli beberapa cemilan yang sayangnya terlalu banyak.





Omong-omong...





Tunggu sebentar...





Zayyan memiringkan tubuhnya.





Mata bulatnya mengerjap kecil, pria manis itu baru menyadari bahwa ternyata ia tidak hanya sendiri disana. Ada orang lain di dalam lift. Zayyan memainkan bibirnya, melangkah kecil mendekati sosok itu. Menunduk, menatapnya dari bawah.





Eh?





Lho?





Tangan mungil itu terangkat mengucek kelopak matanya.





Sebentar...





Mai Junsheng? Benar Mai Junsheng yang itu?





Zayyan menegakkan tubuh. Menatap kedepan lalu menoleh lagi.





Benar, tidak salah lagi...





Kedua iris cantik itu terfokus kearah satu sosok yang menyendiri disudut lift. Mai Junsheng berdiri sambil melipat tangan dengan mata terpejam. Earphone menyumbat telinganya.

Zayyan kembali memandang kedepan, bibir tipisnya tersenyum amat lebar sampai dekapannya pada paper bag itu juga ikut mengerat.





Mai Junsheng sedang bersamaku dalam satu lift, menghirup udara yang sama denganku.





Menahan kikikan kecilnya, pria manis itu menengok lagi. "Dilihat dari dekat rupanya lebih tampan," gumamnya lirih.

Memiringkan kepala ke kiri dan kanan. Sepatu putihnya bersuara mengikuti gerak Zayyan. "Sapa tidak ya?"




Hm...




"Sapa deh," putusnya.

Zayyan mengetuk lengan Sing yang terlipat didepan dada menggunakan telunjuknya. "Sing-ge..."

Tidak ada sahutan, Sing belum menyadari keberadaannya. Zayyan mendekat sedikit lebih rapat. Menarik lengan jaket Sing pelan.

"Sing-ge..."

Soulmate 🎮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang