05

404 73 23
                                    

Pertanyaan tiba-tiba terlontar dalam keheningan ruangan. Zayyan yang kaget sontak mendongak, pria bersurai legam dengan headphone dilehernya berjalan turun dari tangga. Pria itu memandangnya penuh tanya.

"Hei, manis, aku bicara padamu. Apa yang kau lakukan di sini dan bagaimana kau bisa masuk?"

Yang dipanggil manis lantas berdiri. Sejenak sosok mungil berbalutkan jaket beige dan celana pendek senada itu menelan ludahnya gugup kemudian segera tersenyum melambaikan tangan.

"H-hai, aku Zayyan..."

"Zayyan?"

Zayyan mengangguk, gugup dan semangat menjadi satu. Matanya berbinar, terlihat jelas.

"Benar, Zayyan yang imut nan manis."

"Ouh... Kau benar, memang manis sekali," sahut pria dengan lingkar wajah tidak terlalu besar bernama Leo itu memuji. Iris tajamnya menatap takjub, lurus dimana manik jernih si manis terekam di korneanya. Itu bukan hanya pujian sebenarnya, karena hati nya jujur mengatakan hal yang sama.

Mereka berpandangan, saling melempar atensi. Entah mengapa si manis menatapnya secerah itu, Leo merasa silau menerima lampu sorot alami dari orang asing yang amat manis dihadapannya.

Leo memalingkan wajah, tiba-tiba terasa gerah. Tampak pria dengan user orion itu mengucek matanya selintas kemudian bersedekap tanpa meluruhkan senyuman.

"Jadi..." Melangkah lebih dekat, Leo mencondongkan tubuhnya ke depan hingga wajahnya tepat di depan wajah Zayyan. "Kau siapa manis?"

Bagiamana cara sorot tajam itu menatapnya, Zayyan melangkah mundur.

"Jaga sikapmu Leo."

Zayyan dan Leo menoleh bersamaan. Sing datang dari luar, kapten tampan itu terlihat membawa sekantung plastik ditangannya.

"Sing-ge!" Seru Zayyan sumringah.

"Sing-ge? Kau mengenal kakak ku?"

"Itu..."

"Sebentar, sepertinya aku tau. Jadi kau anggota baru kami?"

Zayyan mengangguk cepat. Mengepalkan tangannya di depan dada. "Iya betul."

Si manis tersenyum lebar, membungkukkan tubuhnya sopan. "Salam kenal Leo."

"Oh? Y-ya salam kenal." Leo mengusap tengkuknya kikuk.

"Dan kita seumuran."

"Eh?" Leo memiringkan kepalanya. Alisnya naik sebelah. Pria bermata elang itu menunjuk dirinya sendiri dan Zayyan secara bergantian. "Kita seumuran?"

Zayyan mengangguk lagi sebelum sedetik kemudian mengembungkan satu pipinya menyadari tatapan Leo yang menyorot dirinya dari atas ke bawah.

"Aku tidak sependek itu."

"Memang tidak terlalu pendek sih tapi entah kenapa kelihatan berbeda sekali dengan ku, seperti apa ya... "

Zayyan memiringkan kepalanya mengikuti apa yang dilakukan Leo. "Seperti?"

"Shion."

"Shion?"

"Kucing kecil yang ditelantarkan kakak ku."

"Shion itu kucing? Namanya keren juga ya."

Leo tertawa. "Iya kan? Nama nya terlalu keren untuk seekor kucing kerdil."

"Haha, kedengarannya begitu, tidak cocok."

"Makanya kau mirip dengannya, Zayyan juga nama yang keren tapi sedikit berat untuk bayi seperti mu."

Soulmate 🎮Where stories live. Discover now