06. Bertahan Atau Melepaskan

169 9 0
                                    

Aku satu-satu nya orang yang tetap mencintaimu. Meski sikapmu memberiku alasan untuk pergi.

~Viana Slyvia

****

Semburat merah bercampur jingga terlukis di langit sore, matahari mulai tenggelam ke ufuk barat. Deburan ombak saling bersahutan, terlihat seoang perempuan duduk di pinggir pantai menikmati sunset yang begitu indah dan memanjakan mata.

"Satu minggu aku pergi. Tapi, kamu tak mencariku, Ikbal? Segitu gak pedulinya kamu sama aku?" lirih Viana menatap deburan ombak pantai.

"Oh, ayolah Vi! Untuk apa Ikbal mencarimu? Bahkan Ikbal saja tak menganggapmu ada," Viana tersenyum miris dengan nasibnya.

"Viana." Panggil seseorang dari arah belakang.

Viana menoleh, menatap sosok jangkung yang ia kenali sebelumnya. Dia Garvin, teman masa sekolah nya dulu. Laki-laki tampan dan berkarisma itu berdiri tegap menatap nya.

"Menenangkan diri," ucap Viana kembali menatap lurus.

Garvin ikut duduk disamping Viana. Kemudian dia meraih tangan Viana dan menggenggam nya. Membuat sang empu menoleh.

"Vi, aku ulangi perkataan aku, aku cinta sama kamu! Mari kita mulai semua dari awal, dan lupakan Ikbal!" ucap Garvin terdengar begitu tegas.

Viana terdiam, perempuan itu sedang bergelut antara pemikiran dan perasaan nya sekarang. Apa dia harus mengakhiri pernikahan yang baru seumur jagung ini dan benar-benar melepaskan Ikbal lalu menerima Garvin. Laki-laki yang mencintainya.

'Ya Tuhan. Apa aku memilih bercerai saja, dan menikah dengan Garvin?' batin Viana.

"Aku gak akan menjanjikan apapun sama kamu. Tapi, aku akan selalu berusaha membuat kamu selalu bahagia." Sarkas Garvin menatap serius netra madu milik Viana.

Sedangkan disisi lain, disebuah club tampak dua sejoli tengah berciuman panas di sebuah sofa. Perempuan itu duduk dipangkuan kekasihnya yang menciumnya dengan buas penuh nafsu. Bahkan mereka berdua tak memperdulikan keadaan sekitar.

Seorang laki-laki dengan stelan kantor menatap murka dua orang yang tengah berciuman panas itu. Tangan nya terkepal kuat, wajahnya memerah menandakan marah.

"Larisa Anggelina Hazle!" Ia berucap begitu keras dan penuh amarah.

Suara keras itu membuat dua sejoli yang sedang berciuman panas tersentak. Dan menoleh menatap laki-laki yang kini berada dihadapan mereka dengan penuh amarah. Larisa langsung berdiri, ia begitu terkejut Ikbal ada disini.

"I--Ikbal, Sayang aku bisa jelasin a--ku---"

"Diam! Cukup disitu!" Sentak Ikbal. Laki-laki itu menatap benci wanita dihadapan nya itu.

"Sayang, jangan salah faham! Ak--aku cuman--"

"Berciuman? Dasar wanita murahan! Gue gak pernah nyangka, kalau lo serendah itu!" bentak Ikbal. Laki-laki itu terkekeh pelan.

"Ngak! Aku ngak murahan! Yang murahan itu Viana bukan aku!" bantah Larisa.

"Diam! Tutup mulutmu! Mulai hari ini, hubungan kita berakhir!" Sarkas Ikbal membuat Larisa menggeleng kuat.

"Ngak! Ikbal aku ngak mau putus!" teriak Larisa. Ia menggenggam tangan Ikbal dengan erat.

"Lepas." Ikbal berucap begitu dingin.

"Ngak!" tolak Larisa keukeh.

"Lepas. Gue gak sudi berhubungan dengan wanita murahan!" kata Ikbal, laki-laki itu melenggang pergi meninggalkan club itu dengan perasaan yang tak karuan.

Istri Tuan Muda IkbalWhere stories live. Discover now