09. Sikap Yang Hagat

98 9 0
                                    

Keadaan itu dapat memberikan dua hal,  bisa memberikan kesempatan atau bisa juga memberikan penyesalan.

-Viana Slyvia

*********

Bulan berganti dengan matahari, gelap nya malam terganti dengan terangnya pagi. Viana, perempuan itu dengan semangat pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Ikbal. Banyak maid dan koki yang melarang Viana karena takut dimarahi Ikbal jika Viana terluka.

"Nona Muda, biar saya yang menata nya." Ucap Maid Sita dengan sopan.

"Tidak perlu, saya bisa sendiri." tolak Viana halus.

Viana menata dua piring berisi sendwich dan dua gelas jus jeruk di meja makan, meski hanya itu tapi Viana membuatnya dengan penuh eport untuk menyiapkan nya. Terdengar suara hentakan sepatu, terlihat Ikbal berjalan menuruni tangga.

Melihat itu, Viana tersenyum, ia menghampiri suaminya itu berniat mengajak Ikbal untuk sarapan bersama.

"Ikbal, kita sarapan yuk, aku udah siapin sendwich dan jus jeruk buat kamu." Ucap Viana mengajak.

"Gue ada meeting pagi, lo aja yang makan." Ucap Ikbal datar lalu melanjutkan langkah kakinya.

Viana tak menyerah dengan penolakan yang Ikbal katakan, ia mengejar Ikbal. Lalu menahan tangan suaminya itu kembali.

"Sebentar aja, ayok!" pinta Viana, ia menahan tangan Ikbal.

"Lo gak denger? Gue ada meeting! Lo makan sendiri apa susahnya?" Ikbal berucap sedikit keras membuat Viana berkaca-kaca.

"Tuan Muda, mobil sudah siap." Ucap Daniel-Asisten pribadi Ikbal.

"Gak usah nangis!" ucap Ikbal, laki-laki itu menghapus air mata Viana lalu berlenggang pergi.

'Sifat Ikbal sulit ditebak.' batin Viana menatap punggung Ikbal yang menjauh.

Belum sempat Viana berbalik, Amber memanggil menantu kesayangan nya itu. Wanita setengah baya itu menghampiri Viana, lalu memeluk tubuhnya dengan erat.

"Mamah kangen, gimana keadaan kamu? Ikbal gak nyakitin kamu lagi, kan?" tanya Amber.

Viana tersenyum, ia menggenggam tangan Amber. "Aku baik-baik aja, Mah. Ikbal gak nyakitin aku, eum ayok kita sarapan."

Viana dan Amber duduk di meja makan, mereka mulai menikmati sandwich buatan Viana. Di iringi dengan obrolan hangat antara menantu dan mertua. Viana merasa beruntung memiliki Mama mertua seperti Amber yang baik.

"Kemarin malam, saat di pesta perusahaan, Ikbal berkelahi bahkan sampai matahin tangan pria tua itu, Mah. Gara-gara pria tua itu godain aku." Jelas Viana.

Amber tersenyum bahagia mendengar perkataan dari menantunya itu. "Ikbal memang seperti itu, dia tidak suka miliknya disentuh orang lain, meski hanya sekedar ditatap."

*******


Disisi lain, disebuah perusahaan ternama, Adrick Company. Waktu menunjukan pukul 13:01 kbal baru saja selesai makan siang bersama Daniel. Ikbal terkejut saat memasuki ruanga nya, ia melihat Larisa berada di ruangan nya.

"Ikbal, aku kangen!" Larisa langsung memeluk Ikbal tanpa rasa malu.

Ikbal terlihat begitu muak dengan Larisa, tanpa perasaan sedikitpun Ikbal mendorong tubuh Larisa dengan kasar. Membuat tubuh langsing itu hampir terjungkal ke belakang.

"Jangan sentuh gue." sentak Ikbal dengan raut datarnya.

"Kenapa? Aku kangen sama kamu, Sayang. Kamu gak kangen sama aku?" tanya Larisa seakan lupa dengan kesalahan nya.

Istri Tuan Muda IkbalWhere stories live. Discover now