08. Ikbal Jealous?

112 8 0
                                    

Sikap dan perlakuan adalah pembuktian dari sebuah perasaan.

~Ikbal Adrick Addison

*******

Tubuh Hendra ditendang hingga terbanting menubruk meja hingga gelas-gelas diatasnya hacur dan pecah. Dirinya kini menjadi tontonan seluruh kolega bisnis. Ikbal amarah yang memuncak berjalan menghampiri Hendra lalu menarik kerah kemeja yang dikenakan laki-laki tua itu.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Ikbal melayangkan beberapa pukulan pada Hendra. Tidak ada yang berani menghentikan perbuatan Ikbal, karena mereka semua tahu sifat kejam Ikbal. Jadi mereka memilih diam daripada ikut terlibat.

"Ini balasan, untuk kelancangan anda menyentuh istri saya." 

Krekk!

"Arrghhhh!" Hendra berteriak kesakitan.

Ikbal mematahkan tangan Hendra membuat lelaki tua itu mengerang kesakitan. Orang-orang menatapnya ngeri, ada juga yang mencibir Hendra karena berani mengusik ketenangan Ikbal. Ikbal berdiri lalu melemparkan black card milik nya.

"Itu untuk biaya pengobatan kau."

Setelah itu, dengan wajah datarnya Ikbal menghampiri Viana yang masih terlihat shock dengan apa yang terjadi. Perempuan itu berdiri diantara orang-orang yang menyaksikan amukan nya. Ikbal melepaskan jas yang ia pakain dan hanya menyisakan kemeja hitam.

Lalu memakaikan nya pada Viana. Karena dres yang Viana pakai sangat terbuka hingga menampilkan pundak yang mulus, pantas saja lelaki tua itu mendekati Viana. Selain cantik, tubuh Viana juga body goals membuat orang yang melihatnya menjadi tertarik.

Dengan terpogoh-pogoh, Tuan Azka datang menghampiri Ikbal dan Viana. Ia tampak tak enak hati pada keduanya, karena mereka mendapat perlakuan kurang ajar dari Hendra saat berada di dalam acara nya.

"Tuan, Saya meminta maaf atas kejadian ini. Istri anda mendapat perlakuan kurang ajar saat berada di acara Saya." Tuan Azka sedikit menundukan kepalanya.

Ikbal tak menanggapi perkataan Tuan Azka, raut wajahnya terlihat dingin dan datar. Tanpa mengatakan sepatah katapun mendekati Viana lalu membungkukan tubuhnya untuk menggendong tubuh Viana.

"Kita pulang!" Ikbal berucap datar.

Ikbal menggendong Viana ala bridal style, Viana terkejut dan repleks ia mengalungkan tangan nya pada leher Ikbal. Banyak orang terkejut melihat pelakuan hangat Ikbal di depan umum, biasanya laki-laki itu hanya akan bersikap dingin dan angkuh.

"Aku bisa jalan sendiri, turunkan aku." Ucap Viana dengan pelan.

"Diam atau gue cium!" bisik Ikbal penuh penekanan.

Mendengar hal itu pun Viana langsung bungkam. Tentu saja ia tak mau jika harus di cium oleh Ikbal di depan orang banyak, digendong seperti ini saja membuatnya malu. Bagaimana kalau Ikbal benar-benar menciumnya?

Ikbal tersenyum tipis, sangat tipis nyaris tak terlihat saat melihat hal itu, Viana tampak takut dengan ancaman nya.

Ikbal mendudukan tubuh Viana disamping kursi pengemudi, tak lupa ia juga memasangkan sabuk pengaman nya. Baru setelah itu ia masuk kedalam mobil. Mobil mewah milik Ikbal melesat maju membelah padatnya jalanan.

"Sekali lagi lo pakai baju itu, lo akan terima akibatnya."

Viana menoleh, menatap Ikbal dengan tatapan heran. Tak biasanya Laki-laki ini bersikap seperti ini padanya, biasanya Viana memakai baju manapun Ikbal tak mempermasalahkan hal itu.

Istri Tuan Muda IkbalWhere stories live. Discover now