After meet you

1.5K 160 13
                                    

Mungkin Doyoung tidak pantas merasa jadi manusia paling sengsara di dunia hanya karena Ibu kos menagih uang sewa yang ia Tunggak sekitar tiga bulan, karena sialnya ia kehilangan satu pekerjaan sampingan sebab tokonya juga gulung tikar

Lebih sial lagi karena ibunya sudah menelpon berkali kali meminta dikirim uang untuk cicilan hutang mereka

Doyoung tidak tahu harus menutupi kebutuhannya dengan apalagi, kasir minimarket, pelayan di bar, pengantar koran, kurir sampingan juga belum cukup menutupi biaya kehidupannya

Bahan makanan yang semakin melejit, ingin pulang kampung tapi uang kos harus segera ia lunasi.

"Doy, ambil aja yang gue dulu, gue gak butuh butuh banget kok, please ya? Bulan lalu Lo sampe masuk UGD gara gara cuma minum air dua hari, gua gak mau Lo sakit lagi."

Tawaran Ten sahabatnya, memang hampir selalu membuatnya tergiur, Ten adalah satu satunya orang yang ia kenal di Jakarta

Dia berasal dari keluarga yang cukup berpunya, tapi tetap saja Doyoung sungkan. Ia takut tak bisa mengembalikan dengan cepat

"Nggak Ten gak usah, gue bisa kasbon ke minimarket lagian utang gue disana bulan lalu udah lunas kok."

Ten ingin sekali mencubit sekencang kencangnya pipi Doyoung yang terlihat semakin turun itu, ia tahu kalau Doyoung tak cukup tidur beberapa bulan ini

Bagaimana tidak? Pagi pagi sekali pukul lima pagi Doyoung pergi mengantar koran, lebih siang ia menjaga minimarket sampai pukul enam, lalu menjadi pelayan di bar sampai pukul dua pagi

Kurang gila apalagi Doyoung bertahan di kota orang?

"Udah jangan bacot, gue berangkat ke bar dulu." Ten hanya bisa menghela nafas dan membiarkan Doyoung pergi, memilih beberapa bahan makanan untuk ia simpan diam diam di kamar kost milik temannya

Jika Doyoung tak mau menerima bantuan dananya, biarkan Ten membantu sedikit, memastikan Doyoung makan makanan yang sehat.

Doyoung tidak tahu mengapa tapi bar tempatnya bekerja terasa lebih sepi dari biasanya, saat bertanya pada bosnya. Taeyong mengatakan kalau temannya menyewa seluruh bar untuk pesta

Mendengar itu membuat ia menghela kecil, pesta ya. Ia yakin sekali bar akan sangat berantakan, tidak jarang Doyoung mendapat perlakuan tidak menyenangkan ketika sedang bekerja

Untungnya Taeyong sebagai bosnya selalu membantunya jika sedang kesulitan, menjadi pelayan di bar sudah ia lakukan selama hampir setahun belakangan

Beruntung tidak ada tamu yang sampai berbuat lebih jauh padanya, sekedar menggoda atau sedikit menyentuh lengannya. Doyoung masih bisa memaklumi hal itu

"Nanti kalau temen saya sama tamunya udah mulai datang? Kamu tolong sambut mereka ya?"

Doyoung mengangguk kecil, Taeyong tersenyum menepuk pundak Doyoung dan berlalu. Mengatur minuman yang akan di sajikan

"Cantik."

Ia mendengar seseorang berbisik dengan siulan di belakangnya, Doyoung menegang ketika sebuah tangan mengusap punggungnya pelan

Lelaki itu gemetar, membalikkan badan dengan wajah menunduk "M—maaf tuan ada yang bisa saya bantu?"

"Berapa duit Lo buat malem ini?" Pria asing itu bicara kembali, tangannya makin kurang ajar mengusap pipi Doyoung

"S—saya bukan yang seperti tuan pikir."

Pria itu mendengus kasar, memojokkan tubuh Doyoung pada meja bar tak jauh dari mereka. Doyoung meringis ketika pinggangnya membentur ujung meja cukup kencang "Alah sok jual mahal banget lon—"

Our Story (Jaedo Oneshoot Collection)Where stories live. Discover now