Prolog

117 9 1
                                    

Hi! It's been a long tine since i wrote a story😣 waktu SMA aku aktif sekali menulis, tapi begitu masuk dunia perkuliahan, organisasi, dan segala pelik di dalamnya, aku sempat melupakan kalau aku punya berbagai kisah yang hampir jadi abu. Hueeee.

2024, aku udah jadi mahasiswa tingkat akhir dan berkomitmen untuk lanjut menulissss yeaaayyy! Xixixi.

So here i am! EzitaPark kembali dengan memcoba genre teenfiction, yuhuuu....

Hope u enjoyed it! Happy reading!🥳

•••

Kepulan asap mengepul dari mulutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kepulan asap mengepul dari mulutnya. Alih-alih berlindung di balik selimut, sosok itu malah mengumpankan diri pada dinginnya malam yang dikuasai hujan. Duduk di kursi yang sengaja dipajang di balkon kamarnya, sembari menghisap gulungan nikotin di jarinya.

Agaskha menghangatkan diri melalui asap yang ia hisap. Jikalau kedua orang tuanya tahu, habislah dia. Beruntungnya —sayangnya, kedua orang tuanya belum kembali ke rumah.

Sejak kepulangan sekolahnya tadi sore, Agaskha sengaja tidak mampir ke mana-mana dulu. Ia dengan semangat memacu motornya kembali ke rumah karena orang tuanya memberi kabar bahwa mereka akan pulang hari ini. Sudah hampir satu bulan semenjak perjalanan bisnis orang tuanya ke luar negeri dan kepulangan mereka adalah satu hal yang paling ia nanti.

Namun, kecewa menderanya. Begitu Agaskha tiba di rumah, suasana masih sepi. Orang tuanya baru mengabari bahwa mereka batal terbang dari Bangkok karena ada kerjaan mendadak yang masih perlu diselesaikan sedikit lagi.

Agaskha hanya bisa merajuk. Mengabaikan pesan orang tuanya dan memilih naik ke kamar. Tertidur, kemudian terbangun saat jam menunjukkan angka delapan.

Sadar tubuhnya masih dibalut seragam sekolahnya, ia bergegas mandi untuk menghilangkan rasa lengket. Lalu kembali menikmati kesepian di rumahnya sendiri.

Entah batang keberapa rokok yang ia hisap saat ini, yang jelas Agaskha sudah mulai jengah. Agaskha benci kesendirian. Maka, ia selalu menghabiskan sisa harinya di tempat ramai bersama teman-temanya. Namun, saat ini bukan hanya kesepian yang melanda dirinya. Ia juga sedang merasakan sedih dan hampa. Teman-temannya tidak bisa menghalau itu. Hanya satu orang yang bisa menyembuhkannya saat ini.

Hujan telah reda. Agaskha dengan cepat mengganti celana pendeknya dengan jins panjang. Mengambil apa yang harus dia bawa, kemudian memacu motornya pada sebuah tujuan.

"Gue di depan rumah." Agas berbicara pada seseorang di seberang telepon.

Terdengar ocehan panjang yang memekakan telinga. Alih-alih kesal mendengar kicauan berisik itu, senyum kecil tersungging di wajahnya. Seketika sepi, sedih, dan hampanya meluap entah ke mana dalam sekejap.

Tak lama gerbang kayu di hadapannya terbuka dan menampilkan wujud perempuan dengan alis berkerut. Sambungan telepon diputuskan. Agaskha menyengir kuda menyambutnya.

"Halo, cantik! Abang Ojek mau ngajak main, hehehe."

•••

• to be continued •

Say hi dulu ke Agaskha!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Say hi dulu ke Agaskha!

Jiaaaakh prolognya udah disambut sama mulut Agaskha yang manis🥴

See you next di part 1!

/30 Januari 2024/

[#1] AgaskhaWhere stories live. Discover now