01 | Merajuk dan Membujuk

2.1K 280 18
                                    

Kita sampai di part 1! Do'ain aku nulisnya lancar yaaa. Biar bisa update setiap hari😽

Sebelum lanjut baca, coba absen dulu kalian domisili mana aja? Bandunggg!☝🏼

Oke, selamat membaca!

•••

Di kesunyian lantai dua kafe The Anchairm, dengan sabar Sha membimbing sahabatnya agar mengerti materi yang sedang mereka pelajari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di kesunyian lantai dua kafe The Anchairm, dengan sabar Sha membimbing sahabatnya agar mengerti materi yang sedang mereka pelajari. Sedangkan yang sedang diajari hanya bergumam malas setiap Sha bertanya, "Ngerti nggak sih, Gas?"

Satu minggu lagi ujian kenaikan kelas dua belas dan Agaskha mengeluh kalau dia belum mengerti apapun semua materi Fisika. Gimana mau mengerti kalau setiap pelajaran itu Agaskha selalu mangkir ke kantin. Sebagai sahabat yang baik, Sha menawarkan diri untuk mengajarkannya.

Tapi kalau begini caranya, sih, Sha malas menghadapi Agaskha. Sedari tadi tak serius belajar. Maunya langsung mengerti tanpa harus susah payah belajar. Dasar cowok menyebalkan!

"Udah males, Sha. Biar aja lah, yang jeblok paling Fisika doang, yang lain bagus kok. Tenang aja."

Sha melempar pulpen ke dada Agaskha. "Terserah. Gue juga udah males ngajarin lo!"

"Lagian siapa yang minta diajarin, sih!" dumal cowok itu.

"Bunda! Bunda lo yang udah hampir pingsan pas liat hasil ulangan lo, Agaskha!"

Agaskha berdecak. "Masa sih? Padahal ulangan PJOK gue 98, tau Sha."

Sha tidak menghitung berapa kali dia berdecak dan berapa kali dia berniat mencekik Agaskha. Pokoknya sejak awal mereka duduk di bangku kafe, Agaska sudah nyebelin sampai level mo meninggal. Setiap Sha menjelaskan, kalau tidak memainkan kuku, pasti menontoni orang yang keluar masuk pintu kafe.

Sampai rasanya itu, ngapain sih gue di sini? Lebih berharga gue nyikat toilet rumah nggak sih, dari pada ngajarin ini anak? Ya, itu penyesalan Sha.

"Udah ah, gue pulang. Di sini kayak lagi menabur garam ke lautan. PERCUMA!" satu kata terakhir Sha ucapkan tepat di depan wajah sahabat bandelnya.

"Duh, Sha." Agaskha mengelap wajahnya. "Mau pulang sama siapa emangnya? Berani pulang sendiri?"

"Ya anterin lah. Ayo buruan!"

Sha melenggang cepat keluar kafe setelah memasukkan semua buku belajar ke dalam tas. Berat! Dan nggak ada hasilnya. Padahal punggung Sha sudah lumayan encok menggendong semua buku itu. Tapi Agaskha dengan tega mengabaikan semua penjelasannya. Sudah biasa!

Dengan bibir hampir serupa Donald Duck, Sha mengetuk-ngetukkan ujung sepatunya ke aspal di samping motor cowok paling menyebalkan itu. Menunggu si empunya menghampiri.

Seseorang mengambil tas pink yang disampirkan sebelah di bagian kiri pundak Sha. Kemudian dia memakai tas itu di pundaknya dan duduk di atas jok motor sambil memakai helm full face-nya. Agaskha, si cowok paling menyebalkan seantero Merdeka 5. Cowok menyebalkan tapi nggak gengsian, baik ke semua orang, dan asik ngobrol sama siapapun. Dan, yang lebih menyebalkannya lagi, cowok itu adalah sahabatnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 01 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[#1] AgaskhaWhere stories live. Discover now