🦊 11 💙

1.2K 55 4
                                    

Beralasan sedang datang bulan, Karina pun minta maaf karena sudah amuk-amukan barusan. Dia juga bingung, kenapa dia harus lepas kendali dan malah bereaksi seperti itu hanya karena Giselle genit kepada Yeonjun?

Yeonjun juga sudah klarifikasi kepada Soobin kalau Chaewon tidak selingkuh dengannya, dan mengatakan kalau mereka hanya sedang berdiskusi soal skripsi saja.

Chaewon ikut menambahkan kalau dia spontan saja menghampiri Yeonjun di sini saat tadi membeli jajanan. Sewaktu bimbingan bersama Karina dulu, dia mendengar bahwa penjelasan Yeonjun lebih detail dibanding Sakura. Makanya dia juga ingin ikut menanyakan beberapa hal meskipun Yeonjun bukan dospemnya.

Jago sekali memang ngibulnya, dan untungnya Soobin percaya. Walaupun sejujurnya masih merasa agak sus juga.

“Ada lagi yang perlu saya tandatangani, Gi?”

Yeonjun yang masih memegang pulpen bertanya kepada Giselle yang duduk mepet di sebelahnya. Giselle sudah di-acc Yeonjun untuk maju seminar minggu depan, dan tujuannya nimbrung ke sini karena dia memerlukan tandatangan lelaki itu di formulir pendaftaran.

“Sudah semua, Pak. Terima kasih banyak ya, Pak.”

“Iya sama-sama. Semangat ya, Gi. Nanti untuk jadwal lengkapnya akan saya update di grup.”

“Baik, Pak.”

Yeonjun mengangguk, dan setelahnya ia pun pamit karena katanya masih ada urusan. Tatapannya dengan Karina sempat bertemu beberapa saat sebelum beranjak, dan ia hanya mengulas senyumnya tanpa berucap apa-apa.

Tahu bahwa gadis ini memiliki cita-cita yang mulia, sedikit banyak hal itu telah mengubah pandangannya. Karina tidak seburuk yang ia duga.

“Kok dia gak nanyain progres proposal gue ya?” geger Karina karena Yeonjun nyelonong begitu saja.

Melihat Yeonjun yang dari tadi sibuk berdiskusi akrab dengan Giselle, entah kenapa dia jadi mau ditanya juga. Apalagi setelah bimbingan itu, Yeonjun tidak ada lagi menerornya sampai sekarang.

Karina jadi beranggapan apakah dospemnya itu kini mulai menyerah membimbingnya?

“Progres proposal lo yang gak berprogres itu maksudnya?” tanya Beomgyu dengan wajah julidnya.

“Elo jangan nge-underestimate gue gitu dong, Gyu! Temen macam apa lo?!”

“Tapi emang bener kan?”

“Ya iya sih.”

“Ya udah,” Beomgyu mengulurkan tangannya mengajak bersalaman. “Sama kalau gitu.”

“JIAAAKHAHAHAHA...” dan Karina meledakkan tawanya lalu mendorong pemuda itu hingga nyaris terjungkal. “Bisa aja lo, tutut sawah!”

Giselle yang bukan anggota geng speechless melihatnya. Apalagi kini kedua orang itu malah rebutan mengeruk daging es kelapa muda yang sengaja dipesan satu buah untuk berdua.

Trang!

Hingga akhirnya Beomgyu tak sengaja menjatuhkan sendoknya, dan semua mata penghuni kantin seketika tertuju ke arah mereka. Rusuh sekali memang.

“Biasanya kadar malu-maluinnya lebih dari ini lho, Gi.”

Giselle ikut prihatin melihat wajah tertekan Chaewon. “Sabar ya, Chae.”

“Sabar banget gue.” kini tatapannya beralih kepada Soobin yang masih saja sibuk dengan ponselnya. “Elo kenapa sih ngediemin gue mulu? Masih ngambek gegara tadi?”

“Menurut lo?”

“Soobin, please deh! Ya kali gue selingkuh sama Pak Yeonjun? Elo mah ada-ada aja dah!”

“Chae, kalau gue mergokin elo berduaan bareng dosen tua bangka yang kepalanya licin mirip lampu taman, gue juga pasti bakal biasa aja. Ini Pak Yeonjun, elo lihat dong dandanan dia kayak gimana? Wajarlah kalau gue jadi mikir macam-macam!”

“Ya elo mikir juga dong, Bin! Masa iya Pak Yeonjun seleranya cewek amburadul kayak gue?!”

Intonasi keduanya malah semakin meninggi. Sebelum ada insiden jus jeruk menyiram wajah, Karina dan Beomgyu langsung buru-buru melerai. Walaupun ujung-ujungnya malah membagongkan.

“Lo berdua daripada berantem mulu mending ngecas dah sana!” seloroh Beomgyu frontal.

“Iya, cari hotel kek? Apa kek? Gue tahu lo berdua itu kurang ngecas!” dan sialnya suara Karina malah lebih keras.

Astaga!

Chaewon dan Soobin seketika dibuat bungkam, sementara dua makhluk satu frekuensi itu ber-tos ria dengan hebringnya. Merasa sukses telah menghentikan pertikaian.

Giselle jadi awkward sendiri ujung-ujungnya. Ia membereskan berkas-berkasnya berniat pergi dari sana, namun tertahan karena kemunculan Kazuha. Selebgramnya Fakultas Ilmu Komputer, mahasiswi semester enam.

“Permisi, Kak.” sapanya ramah. “Maaf banget aku ganggu waktunya sebentar. Aku cuma mau ngasih ini. Siapa tahu kakak-kakak pada minat.”

Dia membagikan brosur yang menawarkan kelas olahraga senam zumba di sebuah gym. Beomgyu langsung merah kuning hijau wajahnya, tertarik mau ikutan.

“Zuha, ini seriusan elo yang jadi instruktur senamnya?” Giselle bertanya.

“Iya, Kak. Kebetulan aku emang kerja part-time juga di sana, jadi Personal Trainer khusus buat para wanita.”

Beomgyu terkesima. “Ih, keren banget sih! Pantesan aja tubuh lo itu bagus dan bugar, mana cantik pula.”

Kazuha tersenyum. “Bisa aja, Kak Gyu.”

“Zuha, ini harganya gak salah?” Chaewon juga mulai tergiur. “Kok murah ya?”

“Kita emang lagi banjir promo. Diskonnya banyak, yang statusnya masih mahasiswa aktif dapet potongan 25%, dan spesial buat mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer di universitas ini potongannya nyampe 50%. Khusus buat 40 pendaftar pertama aja, Kak. Sekarang yang masuk udah ada 32 orang.”

Chaewon dan Giselle langsung geger buru-buru daftar. Beomgyu juga tak mau ketinggalan setelah memastikan kalau di sana banyak laki-laki yang ikutan.

Soobin? Jangan ditanya. Apapun yang berhubungan dengan olahraga sudah pasti dia ogah.

“Bentaran deh, pertanyaan gue kenapa mahasiswa fakultas kita diskonnya beda sendiri? Nyampe segede ini lagi?” heran Karina.

“Soalnya yang punya tempat gym itu Pak Yeonjun, Kak.”

WHAAAT?!”

Karina benar-benar kaget mendengar jawabannya. Sementara yang lain lebih kaget lagi karena mendengar pekikannya.

“Seriusan lo, Zuha?!”

“Iya serius, Kak.”

“KALAU GITU GUE JUGA MAU IKUTAN! AYO CATET NAMA GUE!”
























.

.

.

TBC

Mas Dosen || YeonRina [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now