🦊 17 💙

917 53 0
                                    

“AKHIRNYA LO LAKU JUGA, BROOO!”

Dari awal muncul sampai sekarang, ini lelaki satu suaranya memanglah sangat lantang dan cetar.

Bugh!

Yeonjun meninju pundaknya main-main. “Gitu banget lo sama gue, Mark! Dikira gue gincu kali dikata laku?”

Mata cantik Karina sontak mendelik aneh pas mendengar kata gincu. Yeonjun tua sekali bahasanya. Karena setahu dia yang sering menggunakan istilah begitu adalah kakeknya.

“Gue nikah sama manusia purba apa gimana sih ini?” batinnya yang secara tidak langsung juga turut mengatai kakeknya.

Cucu kurang ajar memang.

“Tapi di geng kita emang elo sih yang paling seret jodoh.” ledek lelaki yang satunya, Wooyoung namanya.

Yeonjun meledeknya balik. “Gak apa-apa seret jodoh, yang penting gue gak seret rezeki kayak lo.”

“Buset! Sombong amet ya?!”

“Hahaha...”

Ketiga lelaki dewasa itu berpelukan ceria lagi layaknya Teletubbies. Lalu Yeonjun pun mengenalkan mereka semua kepada istrinya.

“Karina, kenalkan. Ini Mark dan istrinya, Yeri. Terus ini Wooyoung dan istrinya, Yiren. Mereka ini teman-teman dekat saya.”

Karina menyambut mereka semua dengan hangat, karena keempat orang itu juga sangat ramah padanya. “Hallo, Kak.”

“Hallo, Karina. Kamu cantik banget sih, ya ampun. Wajah kamu kecil, gemes aku lihatnya. Ngomong-ngomong, selamat ya atas pernikahannya.” Yeri cipika-cipiki lalu memeluk Karina, kemudian setelah itu gantian Yiren.

Samawa ya sama Yeonjun. Kamu itu beruntung banget lho bisa dapetin cowok kayak dia. Tampan, setia, kaya, mapan, rajin menabung, berbakti kepada orangtua, suka nyiram tanaman, gak pelit uang, gak pelit ilmu, terus apalagi ya?”

Yeonjun jadi malu karena ucapan Yiren menurutnya berlebihan. “Lebay lo, Yi.”

“Dih nggak, gue gak lebay. Tapi habis ini bisalah ya gue sama suami gue makan gratis di resto elo selama sebulan? Kan udah dipuji-puji barusan.”

Seketika wajah tampan itu berubah datar, dibarengi kedua tangannya yang kini berkacak pinggang. Ternyata ada udang di balik bakwan.

“Woo, sejak kapan istri lo jadi tukang rampog gini?”

Mereka semua tergelak, tak terkecuali Karina. Karena tidak nyaman mengobrol sambil berdiri, Yeonjun pun mengajak mereka semua untuk duduk di salah satu meja sambil menikmati makanan yang tersedia.

“Bapak, bantuin dong!” Karina mengibas-ngibaskan ekor kebayanya yang panjang, meminta agar Yeonjun menjinjingkannya untuknya.

“Ya udah ayo. Kamu hati-hati jalannya.”

“Iya.”

Karina pun mengangkat sedikit kain batiknya, berjalan layaknya Cinderella menuruni tangga pelaminan. Sedangkan suaminya dibiarkan mengekor seperti babu di belakang.

Istri kurang adab memang.

Teman-temannya Yeonjun ini sangat asyik dan menyenangkan. Mereka selalu melibatkan Karina ke dalam obrolan yang dibahas, sehingga Karina yang baru kenal pun tidak merasa terasingkan.

“Jadi yang sekarang ini cuma akad?” tanya Wooyoung. Matanya menatap sekitar mengagumi dekorasi yang sederhana namun nampak mahal.

“Iya, resepsinya nanti. Setelah istri gue yang cantik ini wisuda.” jawab Yeonjun sambil mengusap-usap bahu Karina. Mulut buayanya keluar.

Mas Dosen || YeonRina [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang