Karina menurunkan koper-kopernya dari dalam bagasi mobil. Hari ini Yeonjun membawanya pindahan ke rumah baru yang akan mereka tempati berdua. Di sinilah semua kisah rumah tangga mereka akan bermula.
“Sini saya bantu.”
“Telat, Pak! Udah saya turunin semua juga.”
“Dih? Lagian saya niatnya juga cuma mau bantu nyeretin, bukan nurunin. Ayo!”
Dengan wajah tanpa dosanya, Yeonjun meraih dua buah koper berwarna pink dan biru tersebut lalu melengos ke dalam.
Karina yang merasa kesal pun mencopot sepatu dekilnya, berniat melempari kepala pria itu hingga pingsan. Tapi tidak jadi, dia tidak sekriminal itu kepada suaminya.
“Sebelumnya saya mau minta maaf karena rumah saya gak sebesar rumah orangtua kamu. Saya gak sekaya itu untuk bisa membangun istana.” sesal Yeonjun setelah gadis itu menyusulnya ke dalam.
Desain interiornya memang terlihat simpel dengan cat putihnya yang memberikan nuansa bersih dan elegan. Furniturnya juga tidak lebay sehingga kalau beres-beres tidak akan menyusahkan.
Karina yakin akan betah tinggal di sini. Tapi ada satu hal yang dari tadi menarik perhatiannya.
“Woles aja, Pak. Rumah Bapak bagus kok, saya suka. Ngomong-ngomong, itu gorden kok tinggi banget ya? Cara ngebersihinnya gimana?”
“Oh, gampang. Nanti kamu tinggal nemplok di dinding terus ngerayap ke atas buat nyopotin—”
“DIKIRA SAYA ORANG KESURUPAN DI FILM-FILM RUQYAH KALI BISA NGERAYAP DI TEMBOK?! AH ELAH!”
Yeonjun tertawa dan bergegas menyusul Karina yang sudah berjingkat duluan menuju dapur untuk melihat-lihat sekitar.
Dia pun merangkul pundaknya. “Jangan marah dong, saya kan cuma bercanda.”
“Bodo amet! Bapak ngomong aja sama plafon sana!”
Meskipun wajahnya sepet, tapi Karina tetap membiarkan lengan kekar itu mendekap bahu sempitnya.
Yeonjun terkekeh lalu menggesekkan kepalanya pada kepala Karina. Lama-lama wanita galak ini menggemaskan juga di matanya.
YOU ARE READING
Mas Dosen || YeonRina [SLOW UPDATE]
Romance[YEONJUN x KARINA] Menurut Karina, Yeonjun itu cerewet dan banyak aturan. Sedangkan menurut Yeonjun, Karina itu ceplas-ceplos dan menyebalkan. Tapi ujung-ujungnya mereka menikah. "Bapak itu menghambat saya!" "Bapak, bapak! Saya bukan bapak kamu, Kar...