4LC (C)

53 7 0
                                    

Napas Erni seraya berhenti sepersekian detik begitu MC memulai acara dan sebuah kue ulang tahun dibawa ke tengah ruangan. Pria terkasih sekaligus sahabat baiknya berdiri dengan gagah di sana seraya meniup lilin ulang tahun. Ucapan semua orang yang berada di sekitarnya seolah menguap. Telinganya menuli dengan pusat lihatnya hanya pada sosok yang berusaha hindari demi kesepakatan dengan wanita yang menempel bagai anak kangguru di sisi pria itu.

Asoka Lavanya Ekadanta, pria yang sangat Erni cintai sejak mereka berada di bangku SMA. Dengan susah payah Erni berusaha masuk dalam lingkup pergaulan pria itu yang sangat dijaga ketat oleh kedua saudara prianya yang lain. Banyak kejadian menyenangkan dan buruk yang menimpa pria itu, Erni selalu ada dan kini dirinya harus bisa melepaskan. Erni beranggapan malam ini adalah puncak dari semuanya, meski tidak berada di dekat sebagai teman tetapi Erni masih bisa merayakan acara ulang tahun Asoka.

Acara berlangsung meriah. Erni masih bisa berlega hati karena tampaknya Asoka pun belum menyadari keberadaannya.

"Wiskynya kurang, kamu bisa tolong keluar minta Handi untuk bawa lagi?" tanya seorang gadis salah satu LC yang berdiri di samping Erni memakai gaun biru metalik.

"Tentu. Tunggu sebentar." Erni tentu saja senang bisa pergi dari ruangan itu barang sebentar.

Erni menyusuri lorong menuju ruang tempat Handi berada tapi di tengah jalan dia menghentikan langkahnya begitu melihat Eriska seperti jalan tergesa-gesa entah dari mana kembali menuju ruang tempat pesta berada. Erni karena takut ketahuan segera bersembunyi di balik pot peramik besar. Gaun hitamnya yang sama dengan pot itu tersembunyi sempurna.

"Dari mana dia, mukanya kok kesel begitu?" gumam Erni penasaran.

Tak urung, dia pun menyelesaikan tugasnya dan kembali ke pesta. Hans dan Fano lebih dulu pergi tak lama kemudian dan meninggalkan kedua sejoli yang masih meneruskan pesta. Erni yang kini berdiri di sudut bar menatap sedih pada Asoka yang terlihat mulai mabuk dengan wajahnya yang memerah. Erni kembali memindai sekitar dan tidak melihat kedua saudara pria itu. Entah apa yang terjadi malam ini karena tak seperti biasanya Asoka dibiarkan pergi sendirian. Para pengawal yang biasanya berada di sekitar Asoka pun tidak tampak.

Erni tidak bisa mengenyahkan kegelisahannya saat Asoka hampir tumbang karena mungkin sudah kebanyakan minum dan pada akhirnya tiga orang pria bersama dengan Eriska membawa pria itu menuju keluar ruangan. Erni diam-diam menyelinap keluar dan mengikuti rombongan kecil itu.

Erni melepas sepatunya dan berlari kecil membuntuti mereka. Dia pun kemudian bersembunyi saat hampir berpapasan dengan Eriska. Wanita itu dengan ponsel di telinga kembali keluar dari ruangan dengan tiga pria lainnya dengan wajah kesal.

"Kenapa kamu selalu menggangguku?! Aku harus tiduri dia jika mau berhasil obatnya sudah mulai bekerja."

Erni terperangah sampai mulutnya terbuka mendengar ucapan Eriska entah dengan siapa yang berada di sambungan telepon itu.

"Asoka dijebak? Aku harus menolonngnya," gumam Erni sebelum kemudian dia kembali berlari ke ruangan tempat Asoka berada yang pintunya tidak tertutup rapat.


tbc

Takdir Cinta Kekasih RahasiaWhere stories live. Discover now