17C. HARUS BISA

6 1 0
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

Janu memelankan langkahnya hingga decit suara sepatunya teredam lantai koridor menuju gudang. Sayup-sayup ia mendengar suara, seperti ada aktifitas di sana. Janu menunduk menaruh ranselnya di pintu terdekat untuk memberikan tanda pada kedua sekuriti yang tadi bersamanya dengan sangat pelan Janu mendekati asal suara.

Sementara itu di bagian sisi gudang yang berdekatan dengan sumur tua. Asoka tergeletak dengan kedua tangan dan kakinya terikat tali tambang kecil berwarna biru metalik. Pria yang menyeretnya membuka kantong kain hitam yang tadi digunakan untuk menutupi kepala Asoka dan kini lubang hidung mengucur darah segar, wajah Asoka babak belur dihajar setelah kain hitam itu tadi membungkus kepalanya.

Seorang pria tinggi tegap berkemeja batik menyeret Asoka mendekati sumur dengan palang besi di atasnya guna menggantung pemuda itu. Tali tambang dengan ukuran lebih besar dan warna yang sama sudah tersedia di sana.

"Bendos lama sekali datangnya. Mana kuat angkat anak ini sendirian," keluh orang tersebut, seraya melompat dari atas sumur. Orang itu melirik Asoka yang masih setengah tak sadarkan diri dengan hidung masih mengucurkan darah segar.

"Seharusnya orang tuamu tidak perlu repot-repot mengoperasi bibir sumbingmu. Aku bisa dengan mudah kembali membuatnya sobek dan hancur, mungkin dengan setengah gigimu yang tanggal juga atau wajahmu bisa membusuk setelah terendam air sumur." Sosok itu menyeringai jahat dan kemudian mendekat dan kembali menendang perut Asoka hingga Asoka terbatuk.

Tubuh Asoka yang awalnya sempat berbaring miring kemudian didorong dengan menggunakan kaki hingga terlentang dengan kedua tangan yang teringat tertindih berat tubuhnya. Badan Asoka sempat bergetar hebat karena merasakan nyeri yang tak terhingga pada lengan kirinya.

"Kamu tahu, kamu sangat beruntung berada di dalam keluarga Ekadanta. Kamu sangat beruntung terlahir dari wanita yang sangat baik."

Asoka dengan pandangan matanya yang kabur karena kedua pelipisnya sobek sehingga tak mudah mengenali orang yang menyiksanya terhalang darah yang membasahi matanya.

"Pak Andah ...." Asoka kesusahan untuk bicara saat ini hingga suaranya nyaris tak terdengar.

Takdir Cinta Kekasih RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang