Chapter 19

533 35 3
                                    


Beam, Phana dan Kit pergi menggunakan mobil Phana. Sedangkan Ming harus naik Bus bersama teman-temannya yang lain.

Forth bergabung dengan mereka dengan Mercedes Benz miliknya. Dia tidak ingin pamer kali ini tapi dia tidak bisa mengatur dengan menggunakan mobil biasa karena dia hanya punya koleksi mobil mewah.

Di tengah perjalanan, Wayo yang menggunakan bus mengalami mual dan sakit hingga tim medis meminta Forth untuk membiarkan Wayo duduk di dalam mobilnya.

Forth sebagai head hazer, perlu membantu segalanya. Tapi membiarkan orang lain masuk ke dalam mobilnya bukanlah sesuatu yang dia izinkan dengan mudah.

Phana pun menghentikan mobilnya mendengar tentang Wayo. Beam dan Wayo berasal dari angkatan yang sama tapi berbeda kelas. Phana memperlakukan Wayo sebagai juniornya sehingga dia menawarkan agar dia membiarkan Wayo duduk di dalam mobilnya ketika Forth tidak menjawab tim medis.

"Dia bisa berada di mobil ku tapi seseorang juga perlu membantunya. Aku mungkin tidak bisa mendudukkannya." Ucap Forth sambil menatap tajam ke arah tim medis.

Lam mengangkat bahunya.

"Tidak apa-apa. Phana, bisakah kau mengajak Wayo bersamamu?" Lam bertanya dengan sopan.

Phana mengangguk.

"Ya, kami bisa. Bahkan aku bisa menyetir." Beam menawarkan, tapi langsung kaget saat Phana, Ming dan Forth semuanya berteriak TIDAK dengan serentak.

Beam perlu mundur selangkah tapi matanya mengikuti pandangan Forth.

Forth memakai kacamatanya, menghindari kontak mata.

"Oke kawan, kau duluan. Kami akan mengikuti." Kata Lam dan menyelesaikan tim.

Ming menarik Kit ke Bus karena mendapatkan kesempatan ketika kursi Wayo kosong.

"Apa yang kau pikirkan, bodoh?" Kata Forth pada dirinya sendiri.

Dia menggelengkan kepalanya membayangkan bagaimana Beam terlihat sangat manis ketika dia terkejut beberapa saat yang lalu.

"Tunggu sebentar bulan kampus." Kata Forth dan berjalan menuju seven Eleven mart.

Dia datang membawa minuman segar bersama dengan botol Susu Merah Muda dan banyak Cokelat Batangan.
Dia memberikannya pada Phana.

Phana mengangkat satu alisnya.

"Ini untuk Nong."

"Nong?" Phana bergumam dan menatap Wayo yang sakit dan Beam yang duduk bersamanya dengan bingung.

'Entah apa yang akan terjadi jika semua ini menjadi kenyataan, khususnya apa yang aku amati.' Pikir Phana dan memberikan sekantong makanan ringan pada Beam.

"Aku tidak akan memakannya." Ucap Beam dengan serius.

"Tapi dia tidak memberikannya padamu." Jawab Phana membetulkan sabuk pengamannya.

Beam cemberut.

Wayo berbaring di kursi belakang, sementara Beam duduk di kursi penumpang.

"Phi, hentikan mobilnya. Aku perlu mengambil tasku dari belakang." kata Beam.

"Tas yang mana?" Tanya Phana sambil mengerutkan alisnya.

"Tas Biruku, Phi. Aku memasukkan makanan ringanku ke dalam tas itu." Jawab Beam.

"Ohh, shit!" Phana segera menginjak rem, yang membuat Beam membenturkan kepalanya di depan dashborad. Wayo tertidur lelap jadi tidak terlalu terpengaruh.

"Syiah Phi..." Beam memegangi kepalanya.

"Ohh maaf sayang .. maafkan ku." Ucap Phana membelai dan mengusap kepalanya terus menerus.

CLAIMED - A FORTHBEAM STORYWhere stories live. Discover now