Chapter 22

263 31 0
                                    


Forth tiba di area dapur, ditemani oleh manajer resort itu. Semua sedang menunggu Tuan Muda Jaturapoom.

Kepala koki mendatanginya.

"Saya merasa terhormat memiliki Tuan Muda di sini. Apa anda memerlukan sesuatu Tuan Muda? Kami akan menyiapkan semuanya dengan segera." Kepala koki berkata dengan sopan.

Orang tua itu juga merasa gugup.

"Panggil aku Forth saja, Paman Noh." Jawaban Forth membuat kepala koki tersentak.

"Aku ingin moka stroberi spesial untuk mengejar kekasihku, Paman.
Tolong bantu aku." Permintaan Forth.

Kepala koki tersentak mendengar nada lembut dari orang yang selama ini dia anggap sebagai bocah manja yang sombong.

"kau juga perlu mempersiapkan permintaan yang sama di masa depan, Pak Noh." Ucap pemilik Resort yang masuk ke dalam dan ikut berbincang.

Forth menoleh padanya.

"Dad?" Dia memanggil.

"Kau disini?" Dia bertanya lagi sambil memeluk ayahnya.

Daniel Jaturapoom tersenyum kepada putranya.

"Sepertinya bocah Pink milk-mu sedang kesal." Begitu dia menggoda putranya, Forth cemberut.

Dia beralih ke koki lagi.

"Bisakah kau menyiapkan itu, Paman?" Dia bertanya. Koki mengangguk dan pergi.

Daniel merasa puas dengan perubahan positif pada kepribadian Forth, Sebab Forth dan kesantunan tidak pernah berjalan dalam satu garis yang sama.

"Kau melihatnya, Dad?" Tanya Forth.

Daniel mengangguk.

"Dia sedang berbicara dengan resepsionis untuk memberinya ruang tambahan." Kata Daniel.

"Kenapa dia meminta ruangan tambahan?" Tanya Forth dengan bingung.

"Temannya memesan dua kamar di samping staf kampus. Manajer memberitahuku bahwa Mingkwan Dachipanaya memesan dua kamar pada malam itu."
"Ku kira mereka semua memiliki harga diri yang tinggi. Mereka tidak ingin menggantungkan diri pada pihak kampus." kata Daniel.

"Selain itu, kurasa bocah pink ini ingin..." Kata ayah Beam.

"Dia bukan bocah pink, Dad!" Forth menatap ayahnya.

Daniel terkekeh.

"Bagaimana kalau aku memanggilnyamenantuku?" Dia menyeringai dan wajah Forth memerah.

"Awww...apa kau tersipu malu, Tae?" Dia bertanya dengan lembut.

"Jadi... menantuku ingin melihat matahari terbit dari balkonnya tapi kita kehabisan kamar dengan balkon ke arah timur." Ucap Daniel memperhitungkan ekspresinya.

Forth diam-diam mengamati situasinya dan kemudian beralih ke moka stroberi yang baru saja disajikan oleh kepala koki.

"Terima kasih Paman Noh." Dia menjawab dan buru-buru pergi. "Sampai jumpa, Dad..."

*****

Forth mengetuk pintu kamar Beam.

"Masuk." Jawaban Beam duduk di bingkai jendela.

Begitu Forth melihatnya, dia buru-buru menarik Beam ke dalam.

"Apa yang kau lakukan sambil duduk di jendela? Demi Tuhan itu berbahaya, Beam." Katanya mengendalikan detak jantungnya.

Beam terkejut dengan tindakan ini dan menenangkan detak jantungnya juga.

"Kau membuatku takut P..."Ucapnya memejamkan mata.

CLAIMED - A FORTHBEAM STORYWhere stories live. Discover now