Chapter 1 : Pergi lewat jendela

309 54 27
                                    

"Sohyun sudah tidur?" Tanya Taehyung yang baru saja mendudukkan diri di sofa ruang tengah, ia baru kembali dari kampus, bertanya pada bibi pengurus rumah yang tengah meletakkan secangkir teh di atas meja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sohyun sudah tidur?" Tanya Taehyung yang baru saja mendudukkan diri di sofa ruang tengah, ia baru kembali dari kampus, bertanya pada bibi pengurus rumah yang tengah meletakkan secangkir teh di atas meja.

"Sejak siang, Nona Sohyun tidak keluar dari kamar." Jawab Bibi pengurus rumah, "Sepertinya Nona Sohyun merajuk karena anda sudah memarahinya dengan keras tadi siang. Nona Sohyun bahkan melewatkan makan siang, dia juga belum makan malam. Lalu, saya juga mendengar dia menangis." Sepertinya Bibi sengaja mengatakan itu agar Taehyung merasa bersalah.

Taehyung menghembuskan napasnya panjang dengan berat, lalu menyuruh bibi untuk pergi. Pria berkemeja hitam itu meminum tehnya sedikit, lalu kepalanya menoleh ke arah pintu kamar Sohyun. Ia jadi kepikiran, Sohyun melewatkan makan siang dan makan malam, akan sangat merepotkan jika Sohyun sampai sakit.

"Apa aku terlalu keras kepadanya?" Taehyung bergumam, sekarang ia merasa sedikit bersalah. Tadi pagi ia memang membentak gadis itu lebih keras dari biasanya, tentu ada alasan mengapa ia seperti itu. Sohyun adalah gadis yang nakal dan suka memberontak, selalu merepotkan dan membuat khawatir.

Tadi siang, sohyun baru kembali dari pulau jeju. Berlibur selama empat hari bersama teman-temannya. Dan gadis itu pergi tanpa meminta izin ataupun memberitahu Taehyung yang diberi tugas untuk menjaga Sohyun. Tentu saja Taehyung marah ketika lewat telfon sohyun mengatakan bahwa dia sedang berada di pulau jeju.

Dan sekembalinya sohyun ke rumah, Taehyung tak bisa menahan diri untuk tidak memarahi gadis nakal itu. Bukan sekali dua kali gadis itu membuatnya khawatir dan kerepotan, karena itu tadi siang Taehyung benar-benar memuntahkan kemarahannya agar sohyun berhenti bertingkah dan berubah menjadi gadis baik yang mudah diatur.

Namun, sepertinya kemarahannya tadi membuat gadis itu merajuk dan sakit hati.

Taehyung berdiri dari duduknya, ia membawa langkahnya menuju kamar Sohyun. Begitu sampai di depan pintu yang tertutup rapat itu, Taehyung mengetuknya dua kali tetapi tidak ada sahutan dari dalam. Tangannya pun bergerak membuka pintu itu, suasana kamar gelap karena lampu yang di matikan, tetapi cahaya dari luar kamar membuat Taehyung bisa melihat keberadaan sohyun yang mengurung diri di bawah selimut.

Taehyung melangkah mendekat, menyalakan lampu di atas nakas. Ia tatap gadis yang seluruh tubuhnya tertutupi oleh selimut itu.

"Sohyun, bangun."

Tidak ada sahutan ataupun pergerakan, entah gadis itu benar-benar tidur atau berpura-pura tidur. Taehyung menghembuskan napasnya panjang, "Bangunlah, kau harus makan. Ayah akan marah jika kau sampai sakit karena tidak makan."

Masih tidak ada sahutan, sepertinya kali ini Sohyun benar-benar merajuk. Bibi pengurus rumah juga tadi mengatakan mendengar sohyun menangis.

"Baiklah, aku minta maaf karena sudah membentakmu tadi siang. Sebagai permintaan maaf, aku akan meminjamkan black card milikku padamu agar kau bisa belanja sepuasmu." Bujuk Taehyung, namun masih sama seperti tadi, Sohyun tak kunjung merespon.

Sohyun yang tidak kunjung menanggapi membuat Taehyung mengulurkan tangannya ingin menyentuh gadis itu. Tetapi begitu tangannya berhasil menyentuh selimut itu, taehyung langsung mengernyit dan dengan cepat ia menarik selimut itu. Tatapannya berubah menjadi tajam karena marah ketika melihat bukan Sohyun yang ada di bawah selimut itu melainkan bantal dan tumpukan pakaian.

Taehyung mengusap wajahnya kasar, "Gadis itu benar-benar... Hahhh, dia membuatku gila!"

Taehyung melihat ke arah jendela yang baru ia sadari jendela itu tidak tertutup rapat. Bagus, gadis itu pergi diam-diam lewat jendela agar tidak ketahuan oleh bibi pengurus rumah. Taehyung keluar dari kamar sembari melihat arlojinya, sudah pukul sepuluh malam. Kemana gadis itu pergi hingga sudah semalam ini dia belum kembali?

***

Gadis itu melangkah pelan dan hati-hati setelah berhasil melewati gerbang rumah. Ia berjalan ke samping rumah sembari melihat ke sekelilingnya untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Begitu sampai di tempat tujuannya, ia membuka jendela kamarnya, suasana kamar gelap sama seperti sebelum ia pergi tadi. Lalu, ia masuk ke dalam kamar lewat jendela itu.

Hembusan napasnya yang lega mengudara setelah ia berhasil masuk, ia pun menutup jendelanya dan menguncinya, lalu menarik tirai untuk menutup jendela. Tepat ketika ia mengambil satu langkah menuju tempat tidur, lampu tiba-tiba menyala sehingga suasana yang awalnya gelap menjadi sangat terang. Hal yang membuatnya sangat terkejut. Namun keterkejutan itu bertambah berkali-kali lipat ketika melihat adanya seseorang yang saat ini tengah menatapnya dengan sangat tajam.

Taehyung dengan tatapan tajamnya menatap Sohyun dari bawah sampai atas. Dia tampak sangat marah saat ini. Terlebih lagi ketika melihat sohyun menggunakan gaun hitam yang sangat terbuka.

Taehyung melangkah mendekati gadis yang masih terdiam terkejut itu, sohyun tampak takut dan gugup, namun meskipun begitu gadis itu masih memiliki keberanian untuk membalas tatapan tajam Taehyung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Taehyung melangkah mendekati gadis yang masih terdiam terkejut itu, sohyun tampak takut dan gugup, namun meskipun begitu gadis itu masih memiliki keberanian untuk membalas tatapan tajam Taehyung. Dan semakin pria itu mendekat, Taehyung mencium aroma whiskey yang menyengat.

"Kau... minum?"

"Umm, yeah... hanya sedikit."

"Kau...!" Taehyung memejamkan matanya berusaha menahan amarahnya, "Kau masih di bawah umur." Ucapnya penuh penekanan. "Apakah seorang gadis di bawah umur sepertimu pantas pergi meminum minuman alkohol dan menggunakan pakaian seminim ini? Ayah juga akan marah jika melihatmu langsung."

"Aku hanya minum sedikit dengan teman-teman kampusku!" Seru sohyun, "Dan juga! Tadi aku memakai blazer, tapi sudah aku buang karena temanku tak sengaja menjatuhkan cake hingga blazerku kotor." Suara gadis itu memelan.

"Meskipun kau sudah berkuliah, usiamu masih belum legal untuk minum alkohol!" Taehyung berusaha untuk tidak membentak anak gadis kesayangan ayahnya itu, "Kau masih berusia 18 tahun! Setidaknya tunggu sampai usiamu 19 tahun jika ingin minum minuman alkohol!"

"Beberapa bulan lagi usiaku tepat 19 tahun."

"Karena itu! Hanya tinggal menunggu beberapa bulan lagi apa susahnya?! Dan juga, kenapa kau pergi diam-diam lewat jendela? Apa—"

"Sudah jelas, kan?" Sohyun menyela sembari mengangkat kedua bahunya, "Bibi akan melihatku lalu melaporkanku padamu. Lalu kau akan menyuruh bibi untuk tidak membiarkanku pergi sampai kau pulang. Lalu setelah itu, kau akan memarahiku seperti ini." Acuh gadis itu.

Taehyung menatap tak percaya, Taehyung bisa melihat bahwa gadis itu takut, tetapi bagaimana bisa dia masih memiliki keberanian untuk menjawabnya dengan seperti ini? Sebenarnya, bagaimana cara orang tuanya mendidik gadis nakal ini?

"Jika sudah selesai, lebih baik kau pergi dari kamarku. Aku mau mandi lalu tidur. Aku sangat lelah." Ucap Sohyun sembari berjalan ke arah lemari untuk mengambil piyamanya.

"Apakah kau tidak bisa menurut sekali saja?"

Pertanyaan itu membuat pergerakan sohyun yang sedang memilih piyamanya terhenti, gadis itu diam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "Jika kau bersikap baik padaku, aku akan mempertimbangkannya." Ucapnya, menatap Taehyung dengan senyuman manisnya.

To be continued

Heartbeat ☑Where stories live. Discover now