Chapter 5 : Menghindari?

164 38 8
                                    

Sohyun menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur, ia sudah mandi dan sudah makan juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sohyun menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur, ia sudah mandi dan sudah makan juga. Kedua matanya terpejam mengingat bagaimana dekatnya jarak antara dirinya dengan Taehyung tadi di gym. Sebelumnya ia sudah pernah sedekat itu dengan Taehyung, ketika Taehyung mengobati luka di wajahnya dan ketika Taehyung mencubit pipinya di sofa waktu itu, lalu ketika Taehyung melepaskan seatbelt-nya di mobil dulu. Diantara kejadian itu, hanya kali inilah jantung sohyun berdebar tidak karuan. Ketika di gym.

Sohyun menghembuskan napasnya panjang, tangannya bergerak menyentuh dadanya sendiri. Ia bahkan masih bisa mengingat bagaimana debaran itu, debaran yang bukan karena terkejut atau takut, tetapi karena hal lain. Dan ia tidak itu apa hal lain itu.

Drrtt...

Sohyun meraih handphonenya di atas nakas sembari merubah posisi berbaringnya menjadi tengkurap. Itu adalah panggilan telfon dari temannya, Yohan.

"Ada apa?" Tanya Sohyun setelah menerima panggilan telfon itu. Ia diam mendengar suara Yohan di sebrang sana yang menyuruhnya datang ke apartemennya nanti malam, katanya teman-temannya yang lain pun akan datang untuk menginap dan menonton film bersama.

"Hm, baiklah." Sohyun menerima ajakan itu, tak ada alasan untuk menolak. Bersenang-senang semalaman bersama teman-temannya di apartemen Yohan adalah hal yang bagus untuk mengalihkan pikirannya dari perasaan hatinya yang mengganjal.

***

"Aku mau menginap di rumah teman." Ucap Sohyun kepada Taehyung yang tengah duduk di sofa ruang tengah, ada laptop di paha pria itu.

"Menginap?" Taehyung langsung menatap sohyun yang menggunakan celana jeans hitam dan crop top merah. Dia membawa totebag di bahunya, dan handphone di genggaman tangannya.

Sohyun mengangguk, "Aku bukan meminta izin, tapi memberitahu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sohyun mengangguk, "Aku bukan meminta izin, tapi memberitahu. Jadi jangan mencoba untuk melarangku."

Taehyung menutup laptopnya dan meletakkannya di atas meja, "Aku akan mengantarmu." Ucapnya sambil berdiri.

"Huh?" Sohyun agak terkejut.

Taehyung pergi ke kamarnya, mengambil kunci mobilnya lalu kembali dan mendekati Sohyun. Dia hanya menggunakan celana hitam panjang dan t-shirt putih CELINE, tanpa ingin mengganti pakaiannya lebih dulu atau menggunakan jaket.

"Ayo."

"Ah, iya."

Selama perjalanan menuju apartemen Yohan, suasana di dalam mobil hening sekali. Taehyung fokus menyetir dan sohyun menyibukkan diri dengan Handphonenya. Mia mengirim pesan mengatakan bahwa semuanya sudah sampai di apartemen Yohan, hanya tinggal menunggu sohyun saja.

Sejauh ini Taehyung mengetahui siapa teman-teman sohyun, dilihat dari sohyun yang selalu bersama siapa saja ketika di kampus. Dan ya, semua teman-temannya itu adalah mahasiswa dan mahasiswi di semester yang sama dengan sohyun namun di jurusan dan fakultas yang berbeda. Hanya ada satu mahasiswi yang sejurusan dengan Sohyun, jika tidak salah ingat namanya adalah Mia.

"Terimakasih sudah mengantarku." Ucap Sohyun sambil melepaskan seatbelt-nya.

"Jangan melakukan hal-hal aneh di rumah temanmu itu." Peringat Taehyung.

Sohyun memutar bola matanya malas, "Memangnya hal aneh apa yang kau pikir akan aku lakukan, Pak Taehyung?" Tanyanya.

Taehyung menghembuskan napasnya panjang, "Pergilah." Ucapnya sembari mengedikkan dagunya.

Tanpa mengatakan apapun, sohyun keluar dari mobil. "Besok aku tak akan pulang ke rumah dulu, aku akan langsung ke kampus bersama teman-temanku." Ucapnya yang dibalas anggukkan Taehyung, lalu sohyun pun pergi memasuki gedung apartemen Yohan.

***

"Aneh sekali melihatmu yang lebih pendiam daripada biasanya." Ucap Chan sembari mendudukkan diri tepat di samping Sohyun yang tengah menopang dagu pada bantal sofa di pahanya.

Mendengar ucapan itu, Yohan yang duduk di atas karpet dan menikmati sepotong pizza menoleh ke belakang untuk menatap sohyun. "Aku pikir hanya aku yang berpikir sohyun lebih banyak diam." Ucapnya, lalu kembali menatap ke arah televisi yang menayangkan sebuah film trailer.

"Ada apa? Ada masalah?" Tanya Mia yang duduk di samping Yohan.

Sohyun menghembuskan napasnya panjang, "Apakah kalian pernah berdebar ketika berada dekat dengan seseorang?" Pertanyaan itu membuat semua teman-temannya langsung menatapnya.

"Apakah ada seorang pria yang membuatmu berdebar?" Tanya Yura, menatap sohyun dengan kedua matanya yang berbinar, "Jika ada, katakan padaku siapa pria itu?" Tanyanya lagi.

"T-tidak! Maksudku, berdebar yang seperti...?" Sohyun kesulitan untuk menjelaskannya.

"Seperti ketika kau berada dalam jarak yang begitu dekat dengan seorang pria, lalu sepasang matamu seolah terpaku untuk selalu menatapnya. Jantungmu berdebar kencang dan kau merasa ada banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutmu. Seperti itu?" Tanya Mia.

"Iya, seperti itu!" Sohyun langsung mengangguk.

"Wah, tampaknya teman kita ini sedang jatuh cinta." Yeonjun tertawa kecil.

"Jatuh cinta, ya? Katakan pada kami, siapa laki-laki yang sudah membuatmu jatuh cinta hingga kau menjadi pendiam seperti ini?" Tanya Chan sambil menyenggol lengan sohyun.

"Siapapun laki-laki itu, dia harus menghadapi kita dulu." Timpal Haknyeon yang sejak tadi diam. "Jangan sampai kejadian ketika kau kencan buta terjadi lagi." Lanjutnya sambil tertawa.

"Ah, yang waktu sohyun dilabrak karena dituduh selingkuhan Jean?" Yura tertawa mengingatnya.

"Sudah! Aku tidak jatuh cinta kepada siapapun. Sepertinya aku berdebar karena terkejut saja, bukan karena cinta. Sangat tidak masuk akal aku jatuh cinta padanya." Sohyun menggelengkan kepalanya kuat.

"Oh, jadi rupanya benar ya kau sedang dekat dengan seseorang. And listen, tidak ada yang tidak masuk akal tentang cinta." Ucap Mia dengan senyumannya.

***

Sohyun berjalan bersama Mia dan Yura menuju cafetaria untuk makan siang setelah kelas mereka selesai. Saat itu, mereka berpapasan dengan Taehyung yang baru keluar dari gedung perpustakaan. Ketiganya menundukkan kepalanya sopan.

"Selamat siang, Pak Taehyung."

"Ah ya, selamat siang." Taehyung tersenyum, ketika berkontak mata dengan Sohyun, ia lihat gadis itu langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain dengan canggung, hal yang membuatnya mengerutkan keningnya samar.

"Aku ingin ke toilet sebentar. Kalian duluan saja." Tanpa menatap Taehyung atau menundukkan kepalanya, sohyun langsung berbalik dan pergi.

Mia dan Yura menatapnya dengan bingung, "Padahal di kafetaria juga ada toilet, dia mau pergi ke toilet mana?" Tanya Mia, dan Yura hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

Taehyung pun bingung melihat tingkah sohyun yang terbilang aneh, tidak seperti biasanya. Lalu, Mia dan Yura pun izin pergi dari hadapannya dan Taehyung mengangguk pelan menanggapinya.

Di sisi lain, sohyun menyandarkan punggung pada pohon besar di taman. Memejamkan matanya dan merutuk dalam hati kenapa ia bersikap seperti itu? Kenapa ia harus menghindari Taehyung seperti tadi? Kenapa juga ia harus beralasan pergi ke toilet?

"Ah, ada apa denganku?"

To be continued

Heartbeat ☑Where stories live. Discover now