Chapter 7 : Pikiran kotor

216 40 17
                                    

Sohyun yang hanya menggunakan celana jeans sepaha dan crop top, berlari kecil menghampiri Haknyeon yang sudah menunggunya di taman komplek perumahan tempat tinggal Taehyung

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Sohyun yang hanya menggunakan celana jeans sepaha dan crop top, berlari kecil menghampiri Haknyeon yang sudah menunggunya di taman komplek perumahan tempat tinggal Taehyung. Laki-laki tampan itu menyunggingkan senyumannya seperti biasa.

"Bagaimana keadaanmu? Semalam kau mabuk, kan?" Tanya Laki-laki itu, sembari memberikan tas sohyun kepada pemiliknya.

"Hm, aku baik-baik saja sekarang. Terimakasih." Sohyun menerima tas itu, membukanya untuk memeriksanya, tidak ada yang hilang dan handphonenya pun ada di dalam.

"Pak Taehyung," Haknyeon menatap sohyun dengan berbeda, "Apakah Pak Taehyung yang semalam menelponmu adalah Pak Taehyung dosen di kampus kita?" Tanyanya ragu.

"Itu, em, bukan. Sebenarnya dia Pak Taehyung yang lain, keluargaku." Sohyun menjawab sembari tersenyum kaku, siapapun akan tahu bahwa sohyun tengah berbohong.

"Aku tak akan bertanya lebih jauh, aku juga tak akan bicara pada siapa-siapa. Dan aku tahu, kau berbohong." Haknyeon memasukkan kedua tangannya ke saku celananya, tersenyum kalem.

"Maaf aku tak bisa menjelaskan lebih jauh."

"Aku tahu, itu adalah sebuah privasi."

"Terimakasih sudah mengerti."

Sohyun bersyukur ia menitipkan tas dan handphonenya pada Haknyeon, jika ia menitipkannya pada Yohan atau Yeonjun, sudah pasti ia akan mendapatkan banyak pertanyaan yang menuntut penjelasan.

"Umm, sebagai tanda terima kasihku, nanti sore kita bertemu di cafe 'Nture dan aku akan mentraktirmu. Ya?"

***

Jika saja hari ini tidak ada kelas, maka sohyun akan berbaring nyaman di atas tempat tidurnya hingga sore, tetapi pukul dua belas siang ia terpaksa harus pergi ke kampus. Seperti biasa di kampus ia bersama dengan Mia.

Mia bercerita, mengatakan bahwa semalam dia benar-benar mabuk sehingga tidak menyadari sohyun yang hilang. Tahu-tahu dia bangun di apartemen Yohan, lalu teman-temannya yang lain berkata bahwa sohyun hilang begitu saja.

"Siapa yang menjemputmu? Seingatku kau adalah anak tunggal, siapa keluarga yang kau maksud menjemputmu?" Tanya Mia penasaran.

"Em, sepupu. Iya, sepupu."

"Ah," Mia mengangguk-angguk.

"Dia disuruh ayahku untuk menjemputku, karena itu ya dia semalam membawaku pulang." Lanjut sohyun dengan kebohongan.

Sedikit informasi, semua teman-teman sohyun tidak mengetahui rumah sohyun, mereka hanya tau rumah sohyun berada di Hannam-Dong tetapi tidak tahu tepatnya dimana. Sohyun tidak pernah memberitahu. Dan juga, tidak ada yang tahu pula bahwa saat ini sohyun tidak tinggal di rumah orang tuanya.

Tadi pun ketika Haknyeon datang ke taman komplek perumahan yang terbilang perumahan elit itu, sebenarnya Haknyeon ingin bertanya apakah sohyun pindah rumah atau tidak? Karena Haknyeon tahu rumah sohyun berada di Hannam-Dong, sedangkan tadi mereka bertemu di komplek perumahan yang jaraknya jauh dari Hannam-Dong. Namun meskipun penasaran, Haknyeon tidak mempertanyakannya. Haknyeon menyadari sohyun menyembunyikan sesuatu, namun sekali lagi Haknyeon tidak ingin mengulik privasi sohyun.

Heartbeat ☑Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz