Pak Rizal

170 4 0
                                    

Masih segar di ingatanku akan pengalaman pertama aku berekspesi dengan cinta sejenis. Pak Rizal, sebut saja itu namanya, dia adalah serang guru agama di sekolahku. Aku bersekolah di sekolah agama yang semua muridnya terdiri daripada pelajar lelaki.

Pak Rizal adalah guru yang sudah lama mengajar di sekolahku, umurnya kira-kira hampir mendekati 40 tahun. Dia sudah mengajar sejak dia baru berumur 27 tahun. Jadi sudah lebih kurang sepuluh tahun dia mengajar di sekolahku. Dia sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak yang sekelas dengan adikku di tingkatan 1.

Jarak antara rumah kami agak dekat, iaitu selang beberapa rumah sahaja. Maksudnya aku dah kenal dia sebelum dia menjadi guru aku lagi. Hubunganku dengannya makin akrab semenjak dia mengajar di kelasku. Selalu juga aku tumpang motosikalnya untuk pergi ke sekolah. Disebabkan ini, ramai pelajar iri hati dengan aku kerana mereka menganggap aku menggunakan Pak Rizal untuk mencapai markah tertinggi dalam kelas.

Dipendekkan cerita, aku cukup rapat dengan Pak Rizal sehingga aku menganggap dia seperti ayahku sendiri.  Aku kerap berjumpa dengannya untuk berkongsi cerita dan meminta pandangan.

Sehinggalah pada suatu hari, aku mendapati Pak Rizal ini mempunyai perasaan denganku.  Aku cukup terkejut bila dia meluahkan perasaannya kerana ikutkan, kami berdua adalah sama jenis dan Pak Rizal langsung tiada ciri songsang.  

" Bapak cinta sama kamu," katanya, setelah kutanya apakah di bercanda. "Kalau bapak ngomong cinta berarti Bapak serius," lanjutnya. Bagaikan tamparan di pipiku mengetahu bahwa dia mencintaiku. "Tapi,,tapi,,,..."jawabku, "tapi apa? Karena bapak guru agamamu? iya begitu?" tanyanya.Aku mengangguk tidak berani menatap wajahnya. "Ndre, cinta itu gak kenal apa-apa. bapak cinta kamu sejak bapak dekat sama kamu dan setiap hari bapak sudah berusaha melupakan cinta itu, tapi semakin bapak kepikiran dan cinta sma kamu," katanya. Aku sudah tidak tahu lagi mau ngomong apa, jantungku berdetak keras, perasaan bingung dan terkejut berkecamuk di dalam pikiranku, ketika tangannya meraih daguku, mearik waahku dan mendekatkan wajahku ke wajahnya. ketika bibirnya mulai melumat bibirku aku sudah tidak bisa apa-apa lagi. aku berusaha melawan tapi tubuhku rasanya sudah seutuhnya dimiliki olehnya. Tubuhku dipeluk dan dicium bertubi-ubi olehnya. Namun aku hanya berdiri membisu, tidak terpikir olehku untuk berbuat sesuatu. Kemarahan sekaligus kenikmatan menjalar di seluruh tubuhku. Suasanaitu terasa seperti surga sekaligus neraka untukku... Tak berapa lama kemudian dia sudah mengeluarkan penisku dari sarangnya... dia terus menciuminya, menjilati, menghisap dan mengocok penisku sambil berjongkok. Tanpa sadar aku sudah merasa nikmat tiada taranya hingga tanganku yang dari tadi diam kini membelai rambut Pak RiZal.. ah..ah... aku melenguh kenikmatan...tiba-tiba cairan spermaku keluar begitu saja mebasahi mulut, tangan dan wajah pak rizal.. Pak Rizal berdiri, dengan kasar dia mendorongku hingga jatuh ke sofa. kukira dia marah karena aku muncrat di wajahnya, ternyata reaksinya tidak sperti yang kupikirkan.Dia malah tersenyum, sambil membuka pakaiannya hingga benar-benar bugil. aku terperangah melihat kejantanannya yang besar. ini aku hanya bisa pasrah dengan apa yang dia lakukan. Dia mendekatiku lalu dengan kasar menrik kepalaku sambil menodorkan penisnya di depan wajahku. Sesaat aku ragu-ragu, tapi dengan agak memaksa dia mendorong peninya memasuki mulutku. aku hampir tersedak ketika penisnya yang besar mencapai pangkal kerongkonganku. tapi dia tak peduli, dia tetap menyuruhku melakukan seperti apa yang telah dilakukannya padaku tadi. kukulum peisnya ,kujilati hingga dia menyuruhku berhenti. aku gak tau kenapa, aku cuma nurt saja.

kemudian dimencium bibirku, ciuman yang dalam dan penuh kenikamatan.masih terasa sisa sperma ku yang tadi muncrat di mulutnya, aku cuma pasrah.. swambil terus menciumiku, dia membimbing tanganku menuju selangkangannya. aku perlahan-lahan mengocok penis nya sambil memijit-mijit lembut pelirnya.. setelah itu dia melepas sau persatu kancing bajuku hingga aku setengah telanjang dengan hanya mengenakan celana jeans selututku.. dia memelukku hingga aku seperti terbenam di timpa tubuh besarnya yang dari tadi menindihku.. tercium aroma parfum yang sangat jantan tapi lembut yang sering dpakainya..dan terasa getaran saat dadaku menyentuh bulu-bulu halus di dada dan perutnya...

Kami berciuman cukup lama dan teraa sangat indah hingga dia berdiri dan menyuruhku berbalik memunggunginya, aku tidak tahu apa yang mau diperbuatnya,namun aku ikuti saja. setelah aku memunggunginya dia memelukku erat dari belakang sambil tanganya mencoba melepaskan kancing celanaku.. setelah celana jeansku jatuh, celana dalamku yang dari tadi sudah basah ditariknya ke bawa hingga melorot..penisku yang sudah sangat tegang kembali di kocoknya naik turun. tak terbayang bagaiman nikmatnya... kini kami berdua sudah sama-sama telanjang bulat. kemudian dia menyuruhku menungging sambil membelakanginya , aku menurut saja.. terasa suatu benda tumpul yag hangat menyentuh pantatku.. aku agak kaget karena dia mau measukkuan penisnya ke anusku , tetapi dengan kata-kata manis dibujuknya aku,hingga aku bersedia...

perlahan-lahan dimasukkannya kejantanannya ke lubang kenikamatan itu.. sakit....itu yang pertama-tama terasa tapi seger diganti oleh kenikmatan yang tak terkira ketika dia bergerak maju mundur di belakanggku... saking nikmatnya aku tidak menyadari bahwa tangannya kini sudah bergerak naik turun di penisku.... ahhh...ahhh...ahhh.... pak... sakit....teriakku ketika di makin cepat bergerak maju mundur..semakin cepat dia mengenjotku semakin cept juga aku mengocok penisku sendiri yang sudah menggantikan tangan pak rizal yang kini memelukku... leherku di ciuminya.... dijilatnya sambil tetapa bergerak maju mundur.... tiba-tiba gerakan pak rizal terhenti diikuti leguhan kenikmatannya serta rasa hangat dari cairan di dalam anusku... beberapa detik kemudian aku juga ikut orgasme yang sangat nikmat... perlahan-lahan Pak rizal mencabut penisnya dari anusku yang becek oleh spermanya... kami terus berciuman hingga kami sadar bahwa kami harus menyudahinya karena istri pak rizal sebentar lagi pulang... setelah merapikan diri kami masing-masing aku pamitan sama pak rizal dengan mencium bibirnya yang manis, serta membisikkan ke telinganya saya juga sudah lama merhatiin bapak, sejak kita sering naik mtor berdua ke sekolah... bapakkan sering ngarahin tangan saya keselangkangan bapak tapi saa pura-pura aja gak tau... dia hanya tersenyum... akhirnya aku pulang ke rumah... seelah itu kami makin dekat dan makin sering bermesraan baik di rumahnya, rumahku, pokoknya diman kita bisa dan waktu kitalagi kepengen...

Naluri IIWhere stories live. Discover now