[16]

97 12 0
                                    


Ready 🥀
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Danau Pelangi, satu-satunya danau yang menjadi sumber mata air di Elemental High School. Semua warga EHS mengambil air, dan memanfaatkannya untuk memasak, minum, serta mandi.

Selain memanfaatkan air nya yang segar, tak jarang siswa siswi kesana sekedar untuk rekreasi. Dan liburan dari tugas yang menerjang mereka setiap hari.

Bahkan disini hari Minggu pun tetap sekolah, walau tidak belajar melainkan ekskul. Memakai pakaian bebas.

Memang agak lain dari yang lain, tapi namanya sudah kebijakan sekolah. Sebagai gantinya mereka diberikan waktu pulang sebulan sekali, hanya dua hari tapi.

Ying, Yaya, Gentar, Lizzie dan Hali. Kelima murid itu berada di ruang seni, dengan kegiatan masing-masing. Yaya bermain biola seperti biasa, Ying melukis. Gentar bermain gitar bersama Hali. Sedangkan Lizzie bermain piano.

Setiap Minggu mereka selalu kemari, lantaran tidak tahu harus apa. Semua mengenakan pakaian bebas, karena ini hari Minggu. Harusnya ingin tetap berada di asrama, tapi sekolah ini menyuruh untuk tetap sekolah di hari Minggu sekalipun.

Bebas jam pelajaran memang, semua sibuk dengan kegiatan ekskul. Sedangkan kelima murid ini, tidak tahu harus apa karena mereka tak bergabung dengan ekstrakurikuler sekolah.

Kecuali Beliung dan Fang yang memang aktif di ekskul basket. Sedangkan Gopal berada di ekskul tata boga, memasak tentunya.

"Gue kadang suka mikir." Ying menghentikan tangan kanannya, yang dari tadi menari-nari di atas kanvas dengan menggenggam kuas kecil.

"Bisa mikir juga lo ?" Tanya Gentar yang sibuk memetik senar gitar, sambil bernyanyi-nyanyi. Entah lagu apa yang pria itu nyanyikan.

"Ish, gue tuh serius tau !!" Gertak Ying kesal.

"Memangnya apa yang sedang Ying pikirkan ?" Tanya Lizzie.

Ying menghela nafas, matanya menatap kearah lukisan seorang gadis yang sedang memegang setangkai bunga mawar. Dengan kedua tangan yang terluka di perban.

Gadis pecinta lukisan itu meletakkan palletnya yang kotor, karena banyak sekali cat ditumpahkan disana.

"Ya aneh aja, sekolah ini. Masa tiap hari sekolah sih, bahkan di hari Minggu pun tetep sekolah." Kata Ying mengeluarkan unek-uneknya.

"Mungkin biar siswanya terdidik, rajin, gak males malesan aja di kamar." Sahut Yaya dari belakang yang sedang sibuk dengan biolanya.

"Itu sih bukan gue, tapi dia." Sorot mata Ying melirik kearah Gentar. Cowok berambut belah tengah itu sontak langsung mengerutkan keningnya.

"Apa maksud ?"

"Tapi ya bener kata Ying, gue aja heran. Masa iya hari Minggu sekolah, kan hari Minggu itu hari istirahat." Halilintar setuju dengan argumentasi Ying.

Di tahunnya saja sekolah ini meliburkan murid-muridnya setiap dihari Minggu. Tapi di tahun ini, agak lain menurut Hali, jadi bertambah rasa penasarannya.

"Intinya biar kita itu pinter, rajin, gak pemalas udah itu doank." Kata Yaya.

"Tapi kan gak tiap hari sekolah juga Ya." Kata Ying.

"Aok dah gak ngerti juga gue, mending lanjut latihan biola." Yaya menaikkan bahunya, tak ikut serta lagi dalam pembicaraan keempat manusia itu. Ia sibuk dengan biolanya, menurut gadis itu biola dan impiannya lebih penting dari apapun. Terdengar egois.

Elemental High School [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang