Pesta diantara indahnya alam (1)

188 34 1
                                    

"Selamat datang, apakah boleh saya melihat surat undangan anda?" Pertanyaan itu Zhang Jietang ucapkan kepada sekelompok orang berpakaian biru putih. Dia jelas tau siapa mereka, tetapi formalitas ini diperlukan. Lan Wangji memberikan surat yang diminta, sebelum akhirnya mereka diarahkan oleh murid dari Lin Zhou ke tempat peristirahatan mereka.

Hari ini semua tamu undangan datang dengan kelompok mereka masing-masing. Lin (Y/n) sendiri tengah memperhatikan kejadian itu pada salah satu paviliun kecil, dihadapan sang gadis ada Xiao Xingchen yang menjadi asisten sementaranya. "Ketua Lin tidak ingin menyambut mereka?" Tanya Xiao Xingchen menuangkan air pada gelas Lin (Y/n).

Menatapi Xiao Xingchen, Lin (Y/n) mengendus pelan. Bagaimana dia bisa menyambut mereka jika pria ini saja menahannya? Menuangkan minuman pada lawan bicara artinya orang itu memiliki sesuatu yang ingin dikatakan, setidaknya begitu etikanya sampai air tersebut habis. "Nanti saja, apa kau memiliki suatu hal untuk dikatakan?" Tanya Lin (Y/n) mengambil secangkir air tersebut.

Senyuman lembut menghiasi bibir Xiao Xingchen sesaat mendegar pertanyaan itu. "Anda mengetahuinya, saya hanya ingin menghabiskan waktu sedikit lebih bersama anda." Lin (Y/n) mengangguk ketika mendengar ucapan tersebut. Ya, dia akan bertanggung jawab, setiap Lin (Y/n) menyelamatkan seseorang dia berjanji pada dirinya sendiri akan membawa orang itu kebawah asuhannya hingga ajal menjemput.

"Untuk sekarang aku tidak bisa menjanjikan apapun, mengingat acara pasti akan membuat kesibukanku meningkat." 

Xiao Xingchen mengangguk nurut, dia juga mengerti bahwa Lin (Y/n) pasti adalah seorang pemuda yang sibuk. "Shizun! Shizun! Hormat kepada Shizun, hormat kepada paman guru Xiao!" Seorang murid laki-laki berlari kearah Lin (Y/n) dan Xiao Xingchen, dia memberikan sebuah penghormatan sebelum kembali melirik kearah sang guru.

"Shizun, kakak seperguruan Hanna mengalami kesulitan dengan sekte Lanling Jin!" Seru anak itu membuat Lin (Y/n) meletakan gelas air yang kini kosong ke atas meja. "Jelaskan kronologinya," ujar sang guru dengan tenang. Lin Hanna bukanlah tipe anak yang akan mencari masalah jika tidak di pancing duluan.

"Seorang murid junior dari Lanling Jin mengatakan sesuatu yang tidak pantas tentang Shizun..."

"Baik, terimakasih."

Cukup penjelasan itu yang Lin (Y/n) butuhkan. Tubuh Lin (Y/n) melayang ketika gadis itu menapakkan kaki pada tanah, dengan indah pakaiannya terbang mengikuti gerakan Lin (Y/n). Tidak butuh waktu terbang yang lama untuk Lin (Y/n) menemukan dimana keberadaan dari Lin Hanna. 

Gadis bersurai merah pendek itu tampak dikelilingi empat orang berpakaian kuning. Lin Hanna tidak memegang pedangnya, dia tau aturan. Senyuman tipis menghiasi wajah Lin (Y/n) wanita berpakaian lelaki itu melayang turun, hingga dengan anggun kakinya kembali menapak tanah.

Tatapan matanya menatap Lin Hanna, murid itu langsung memberikan hormat kepada Lin (Y/n) dengan teguh. Membalikkan tubuh, posisi gadis itu kini menatap kearah sekelompok junior dari klan Lanling Jin. Dia tidak melihat sosok yang ia cari keberadaannya. "Tuan-tuan sekalian, sungguh tidak berwibawa bagi anda semua untuk mencari keributan di tanah orang lain," tegur Lin (Y/n) masih sopan.

Meski jujur saja melihat wajah mereka sudah membuatnya kesal. "Oi pria kecil, kau siapa berani dengan sombongnya menganggu kami!?" 

Pria kecil...?

Perempatan imajenir seketika muncul pada dahi Lin (Y/n). Lin Hanna yang menaydari aura gelap dari gurunya hanya dapat menelan ludah dan mendoakan keselamatan orang-orang itu. "Dimana perwakilan kalian?" Tanya Lin (Y/n) mengerutkan dahi. "Hah, memangnya kau kira kau siapa berhak berbicara dengan ketua kami?"

Meghembuskan nafasnya, Lin (Y/n) melipat kedua tangannya didepan dada. "Kalian tidak pantas berbicara denganku," ujar Lin (Y/n) angkuh. Tapi ucapan itu adalah benar, jika membicarakan soal kasta, jelas kedudukan Lin (Y/n) lebih tinggi daripada murid-murid itu. "Kau!" Seru salah satu murid disana dengan kesal.

𝑇ℎ𝑒 𝐶𝑟𝑜𝑠𝑠𝑑𝑟𝑒𝑠𝑠𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑖𝑧𝑢𝑛 𝑎𝑛𝑑 𝐻𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑒𝑚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang